Bripda Taufiq, Polisi Jujur yang Tinggal di Kandang Sapi

Reporter : Sandy Mahaputra
Kamis, 15 Januari 2015 13:43
Bripda Taufiq, Polisi Jujur yang Tinggal di Kandang Sapi
Bripda Taufik tidak merasa gengsi, meski saban hari sering menghirup bau tengik kotoran sapi Ia dikenal jujur.

Dream - Menolak menyerah di tengah keterbatasan. Begitulah yang ingin ditunjukkan seorang polisi berpangkat Bripda, Muhammad Taufiq Hidayat.

Berasal dari keluarga miskin dan tinggal di bangunan bekas kandang sapi, tidak lantas membuat polisi muda ini patah arang, mewujudkan cita-citanya bergabung bersama Polri. Berikut kisah lengkapnya; Cek halaman berikut!

(Sumber: Merdeka.com)

1 dari 4 halaman

Tinggal di Bekas Kandang Sapi

Tinggal di Bekas Kandang Sapi © Dream

Dream - Bripda Taufiq tidak merasa gengsi, meski saban hari sering menghirup bau tengik kotoran sapi dan ditemani nyamuk-nyamuk ganas di rumahnya.

Jika menengok rumah Bripda Taufiq memang jauh dari layak. Dia tinggal bersama sang ayah dan tiga adiknya di bangunan semi permanen di Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati, Sleman. Dulunya bangunan ini difungsikan sebagai kandang sapi oleh kelompok peternak di kampungnya.

Bangunan tersebut tidak memiliki daun pintu, hanya gorden kucal yang menutupnya. Dindingnya pun tak lagi utuh. Sebagian saja yang dibatako, sisanya lagi bolong. Sebuah spanduk bekas pun dibentangkan menggantikan tembok.

Di atas lantai tanah, ada dua buah ranjang dengan kasur lusuh dan sebuah lemari kayu besar yang sudah keropos. Rumah itu dibangun oleh ayahnya setelah berpisah dengan ibunya dua tahun lalu. Meski hanya bekas kandang sapi, mereka tetap harus membayar sewa tanahnya.

" Itu tanah khas desa jadi tetap harus bayar, dulu saya punya rumah di Jongke juga, tapi dijual setelah orang tua berpisah," ujar Taufiq dikutip Dream.co.id dari laman Merdeka.com, Kamis 15 Januari 2014.

Saat malam tiba, Bripda Taufiq tidur bersama dengan tiga adiknya di dalam rumah. Sementara sang ayah tidur di bak mobil tua miliknya yang biasa dipakai untuk menambang pasir. " Nggak ada tempatnya, jadi bapak tidur di bak mobil," katanya. (Ism)

2 dari 4 halaman

Puasa Senin-Kamis

Puasa Senin-Kamis © Dream

Dream - Terenyuh melihat pengorbanan ayahnya, tekad Bripda Taufiq kian bulat. Membantu keluarganya hidup lebih layak.

Sewaktu di bangku SMA, Bripda Taufiq termasuk siswa yang aktif di dunia organisasi, salah satunya pramuka. Dari situ pula dia termotivasi menjadi seorang polisi.

Taufiq yang juga bekerja sebagai staf perpustakaan sekolahnya, SMKN 1 Sayegan, akhirnya mencoba daftar menjadi Polri. Sebelum tes, dia mengaku melakukan puasa Senin-Kamis. Dia juga meminta restu dari ayahnya saat hendak mendaftar.

Usahanya pun tak sia-sia, saat pengumuman hasil tes, ia begitu kaget ketika diterima. Dia merasa seperti mimpi bisa menjadi seorang polisi. 

" Pas pengumuman sama bapak, saya minta bapak nampar saya, ternyata bukan mimpi. Bahkan waktu sampai SPN saya masih nggak percaya," ungkapnya. (Ism)

3 dari 4 halaman

Jalan Kaki 5 Kilometer

Jalan Kaki 5 Kilometer © Dream

Dream - Hari pertamanya dinas di Polda DIY, Taufiq rupanya kurang beruntung. Ia mendapatkan hukuman lantaran datang terlambat. Bukan karena bangun kesiangan, melainkan dia harus jalan kaki sejauh 5 kilometer karena tidak punya kendaraan bermotor.

Bripda Taufik datang terlambat apel yang seharusnya pukul 06.30 sementara dia baru sampai Polda DIY sekitar pukul 08.00.

Awalnya atasannya tidak percaya dia harus jalan kaki. Mereka kemudian mengecek rumah Bripda Taufiq. Dari situlah terungkap rumah Bripda Taufiq awalnya adalah bekas kandang sapi.

Mengetahui begitu miris kondisi rumah anak buahnya, sang atasan pun meminjamkan sepeda motor miliknya untuk dipakai Bripda Taufiq sehari-harinya. (Ism)

4 dari 4 halaman

Gaji Pertama Buat Ayah

Gaji Pertama Buat Ayah © Dream

Dream - Meski sudah dipinjami sepeda motor, Bripda Taufiq tetap memilih tidur di Polda. Alasannya bukan karena takut terlambat, tapi merasa kasihan melihat ayahnya yang tidur di bak mobil.

Namun, dia tetap menjenguk ayah dan adik-adiknya. Hampir setiap hari seusai jam kerja, ia pulang ke rumah melihat ayah dan adik-adiknya. Dia juga menyempatkan diri untuk mengawasi adiknya belajar membuat PR.

Saat ini Bripda Taufiq sudah bertugas di satuan Sabhara Polda DIY. Dengan hati begitu mulia, ia ingin memberikan gaji pertamanya nanti untuk sang ayah. 

" Insya Allah kalau cukup, gaji pertama saya buat cari kontrakan, biar bapak nggak perlu lagi tidur di luar, biar adik-adik juga nggak kedinginan kalau hujan," ujarnya. (Ism)

Beri Komentar