Ibu dan Anak Lulus di Ujian Negara yang Sama

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 5 Juni 2015 10:01
Ibu dan Anak Lulus di Ujian Negara yang Sama
Nayanmoni kembali melanjutkan sekolah setelah berhenti selama 19 tahun karena menikah. Dia lulus bersamaan dengan putra sulungnya, Ankur.

Dream - Pasangan ibu dan anak di Distrik Dibrugarh, Assam Timur, India, Nayanmoni Bezbaruah, 37 tahun dan Ankur Bezbaruah, 18 tahun, lulus dalam ujian negara bersamaan. Tetapi, sang ibu mendapat nilai lebih baik dari putranya.

Nayanmoni berhasil lolos di ujian pertama dengan skor 69,8 persen dalam ujian seni. Dia juga berhasil menyabet nilai tertinggi dalam sosiologi tapi kalah dari anaknya di mata pelajaran favoritnya, yaitu sastra Assam.

Tetapi, hal itu malah tidak membuatnya senang. Penyebabnya, Ankur yang merupakan anak sulungnya tidak lulus dalam ujian negara tahap ketiga.

" Usaha saya telah membuahkan hasil, tapi saya akan lebih menikmati hasilnya jika anak saya (Ankur) mendapat nilai lebih baik. Dia harus memiliki karir yang dapat mengangkat kami dari kemiskinan," ujar Nayanmoni, dikutip dari hindustantimes.com, Jumat, 5 Juni 2015.

Kepala Sekolah Khowang Pithubor Girls Sontora Gogoi mengatakan, Nayanmoni berhasil lulus berkat dedikasi dan semangatnya yang membaja.

" Si anak tidak memiliki motivasi seperti sang ibu, yang justru lebih banyak di rumah. Sementara di sekolah, dia menjadi inspirasi bagi perempuan yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah demi mengurus keluarga," kata Gogoi.

Nayanmoni belajar di malam hari, setelah menidurkan anak-anaknya. Dia bangun pukul 04.00 pagi dan langsung mengerjakan pekerjaan rumah.

Selesai membereskan pekerjaan rumah tangga, dia bersepeda sejauh 12 km ke sekolah dari desanya di Dikhowkinar Changmaigaon. Desa ini terletak 12 km dari kota terdekat Moran, yang berjarak 404 km sebelah timur dari Guwahati. Daerah ini hampir tidak dapat diakses selama musim hujan.

Penduduk setempat mengatakan Nayanmoni akan menemani anak-anaknya ke sekolah dan ikut belajar budaya dan sastra di sana. Beberapa guru melihat kerinduannya untuk kembali menekuni buku-buku.

Nayanmoni terpaksa menikah pada usia 18 tahun sehingga dia harus meninggalkan bangku sekolah. Dia akhirnya mengambil ujian kedua yang pernah ditinggalkannya pada tahun 2013. Kedua ibu dan anak berhasil lolos ujian kedua.

" Nayanmoni mencetak 60 persen dalam ujian tahun pertamanya, tertinggi dalam 'karirnya' sebagai siswa. Tapi kondisi finansial telah membunuh semangatnya. Jadi kami bebaskan dia dari biaya sekolah di tahun kedua termasuk buku, bahan studi dan pelatihan. Dia telah membuat kami lebih dari bangga," kata Gogoi.

Nayanmoni tertarik untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dan berharap untuk memperoleh pengetahuan yang cukup untuk menulis puisi Assam. (Ism) 

Beri Komentar