Jumlah Gadis Jomblo di Saudi Meningkat Tajam

Reporter : Sandy Mahaputra
Selasa, 17 Maret 2015 10:45
Jumlah Gadis Jomblo di Saudi Meningkat Tajam
Jumlah perempuan yang belum menikah semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Apa penyebabnya?

Dream - Perempuan dan laki-laki yang memutuskan untuk menunda menikah semakin umum terjadi di Arab Saudi. Hal ini menyebabkan jumlah perempuan yang belum menikah semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut catatan statistik resmi, jumlah tersebut telah tumbuh 15 kali lebih banyak dibandingkan dengan tahun 1995.

Angka tersebut menjadikan Arab Saudi sebagai negara dengan persentase penduduk lajang terbanyak kedua selama dua dekade terakhir di dunia.

Penundaan pernikahan dan meningkatnya jumlah perempuan lajang tak diragukan lagi sangat berkaitan.

Sementara banyak orang muda memilih untuk menunda pernikahan sampai mereka secara sosial dan psikologis siap, banyak perempuan menemukan diri mereka dalam situasi di mana peluang mereka menikah telah menyempit secara signifikan.

Menurut Ekonom Saudi, Salem Bajajah dilansir Arab News, Selasa 17 Maret 2015, di antara beberapa alasan yang menyebabkan perempuan atau laki-laki menunda pernikahan adalah biaya hidup yang lebih tinggi dan tanggung jawab keuangan yang lebih besar.

Banyak pemuda tidak mampu membeli properti dan memenuhi biaya rumah tangga dan sebagainya, sehingga mereka memilih untuk bekerja lebih lama dan mengumpulkan lebih banyak uang.

Bajajah meminta pihak berwenang untuk merevaluasi gaji karyawan untuk mempertahankan standar di atas garis kemiskinan yang ditetapkan. Survei terbaru menunjukkan bahwa gaji 8,000 riyal merupakan batas minimum untuk hidup layak.

Pandangan sosial dan realitas juga berkontribusi terhadap penundaan pernikahan, kata Aisha Hattan, pekerja sosial di Masyarakat untuk Perlindungan Keluarga di Jeddah.

" Persyaratan berlebihan untuk menikah dewasa ini, seperti pesta besar-besaran, mengundang tokoh terkenal, serta cara berpikir modern di kalangan perempuan muda yang memilih berkarir dan mandiri, semua memiliki pengaruh terhadap penundaan pernikahan," kata Hattan.

Khaled bin Omar Al-Radeean, profesor sosiologi di King Saud University, mengatakan pandangan semacam itu umum di antara pria dan wanita.

Selain faktor-faktor seperti kesiapan psikologis dan intelektual, psikolog mengutip biaya pernikahan yang tinggi, kurangnya lapangan kerja, kelemahan iman dalam agama dan persepsi masyarakat pemuda sebagai pengaruh yang tidak produktif dan tidak efisien, telah mendorong terjadinya fenomena menunda pernikahan. (Ism)

Beri Komentar