Credit Via Shutterstock
Tahukah ibu jika penyakit TBC nggak hanya bisa menyerang orang dewasa saja, tapi juga mengintai anak-anak? Oleh karena itu, ibu wajib sadar dan lebih peduli dengan gejala TBC yang bisa dideteksi sejak dini. Sebab, anak adalah harta berharga yang harus selalu dijaga kesehatannya.
Itulah sebabnya, dalam rangka menyambut Hari Ibu, saatnya menjadi ibu yang lebih berdaya dengan berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan penanggulangan TBC. Salah satunya dengan mengenali gejala TBC yang bisa menyerang buah hati dan anak lain, karena batuk ternyata bukan gejala utamanya, lho!
Tuberkulosis atau TBC bukan hanya menyerang orang dewasa, tapi juga terjadi pada anak-anak. Namun, terkadang penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini sulit dikenali karena menunjukkan gejala yang umum diderita anak-anak.
Gejala awal bisa berupa demam. Bedanya, demam yang disebabkan TBC dapat berlangsung lama, sekitar 2 minggu atau lebih. Suhu tubuh anak tidak terlalu tinggi, tapi disertai keringat dingin, terutama pada malam hari.
Gejala lain yang umum dialami anak-anak dengan penyakit TBC adalah berat badan tidak naik atau turun secara signifikan selama 2-3 bulan tanpa sebab yang jelas. Tapi ada juga anak-anak yang tetap makan seperti biasa, namun berat badannya tidak naik, bahkan mengalami penurunan.
Selain dipicu oleh nafsu makan yang berkurang, berdasarkan informasi yang dilansir dari tbindonesia.or.id, penurunan berat badan tersebut dipengaruhi oleh infeksi dari penyakit TBC. Tubuh anak-anak yang mengalami TBC membutuhkan asupan kalori yang lebih besar untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Akibatnya, nutrisi dari makanan yang seharusnya digunakan untuk mendukung tumbuh kembang anak jadi dipakai untuk menyerang sumber infeksi. Sayangnya, beberapa orangtua terlambat menyadarinya sehingga asupan makanan pada anak tidak ditambah dan tubuhnya jadi terlihat lebih kurus dibanding anak-anak seusianya.
Anak-anak dikenal sangat aktif, terutama saat bermain. Namun, anak yang mengalami TBC biasanya tampak lesu dan tidak aktif untuk melakukan kegiatan. Penyakit TBC yang menyerang sistem pernapasan, khususnya paru-paru, membuat tubuh si kecil mudah merasa lemas. Selain itu, nafsu makan yang berkurang membuat anak-anak sering mengeluh mudah lelah walau melakukan aktivitas yang ringan.
Batuk menjadi salah satu gejala TBC pada anak yang wajib diwaspadai oleh ibu meskipun bukan sebagai gejala utama TBC pada anak. Berbeda dengan batuk akibat penyakit lain, seperti flu, asma atau alergi, batuk pada anak pasien TBC bersifat non-remitting cough. Batuk ini akan terjadi sepanjang hari, tidak kunjung reda lebih dari 2 minggu, bahkan semakin lama makin parah. Namun, tidak semua anak mengalami gejala batuk lebih dari dua minggu dan batuk bukan gejala utama dari penyakit TBC pada anak.
Maka dari itu, jika buah hati mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter atau puskesmas terdekat untuk memastikan masalah kesehatan yang terjadi dan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. TBC bisa disembuhkan kok, asal rutin dan teratur mengonsumsi obat sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Apalagi peran ibu di dalam keluarga sangat besar. Bukan hanya bisa mengayomi, mendidik dan mengajarkan beragam hal kepada anak-anaknya, lebih dari itu, ibu juga bisa menjadi sosok yang menjembatani komunikasi keluarga, seperti komunikasi antara ayah dan anaknya.
Bertepatan dengan momen Hari Ibu, manfaatkan peran besar seorang ibu untuk meningkatkan beragam upaya penanggulangan TBC di keluarga. Ibu bisa mulai mengajak keluarga untuk membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara optimal, termasuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, rajin mandi biarpun tak keluar rumah, giat berolahraga, hingga rutin mengonsumsi makanan bergizi. Ibu juga dapat memastikan bahwa ventilasi udara dan pencahayaan matahari di rumah berlangsung baik, agar bakteri yang terbawa ke dalam rumah tidak bertahan lama.
Selain itu, seorang ibu juga bisa mengambil peran sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO) bagi anggota keluarga yang terkena TBC. Inilah yang membuat ibu menjadi salah satu figur tangguh dalam menjadi pejuang TBC di lingkungan keluarga. Yuk, saatnya jadi ibu yang berdaya dengan berpartisipasi dalam aksi nyata pencegahan dan penanggulangan TBC!
Advertisement
Lesti Kejora Cerita Rambutnya Masih Kutuan Sebelum `Dirombak` Ivan Gunawan
Kakak Meninggal, Adik Gantikan Wisuda di ISI Yogya Penuh Air Mata
Ratu Ratu Queens The Series, Cerita Seru 4 Perempuan Diaspora di New York
5 Komunitas Khusus Perempuan di Indonesia, Gabung Yuk!
5 Tanda Komunikasi Orang Tua dan Remaja Sudah Berjalan Sehat