Shutterstock
Dream - Setiap harinya manusia mengonsumsi makanan dan minuman yang dikemas rapi dengan plastik agar terjaga kebersihannya. Setelah menikmati makanan dan minuman tersebut, kemasan plastik dibuang ke tempat sampah.
Banyak orang yang mengira, perjalanan sampah plastik ini sudah berakhir ketika masuk tempat pembuangan. Namun nyatanya, penjalanan sampah-sampah plastik ini sangatlah panjang. Bahkan hingga ratusan tahun agar terurai.
Pengelolaan sampah di Indonesia faktanya juga belum berjalan baik. Menurut The National Plastic Action Partnership ada 4,8 juta ton sampah plastik per tahun di Indonesia.
Sekitar 48 persennya dibakar di ruang terbuka, 13 persen tidak dikelola dengan layak di tempat pembuangan sampah resmi, dan sembilan persen mencemari saluran air dan laut.
Sebenarnya, masalah sampah plastik dan limbah dapat teratasi jika masyarakat sadar untuk meminimalisir penggunaannya. Seperti hal-hal kecil yang dilakukan penyanyi Nugie untuk mengurangi sampah di Tanah Air.
“ Saya selalu biasakan membawa tumbler sendiri saat membeli minuman, membawa tas saat berbelanja dan menghindari penggunaan plastik, saya juga bawa wadah makanan yang elastis dan bisa dilipat juga disimpan di tas,” jelas Nugie pada acara Tropical Go Green, Kamis 21 Juli 2022.
Sampah plastik memang sulit untuk diurai, namun plastik bekas ini dapat didaur ulang dan dijadikan barang baru. Nugie adalah salah satu penggemar barang daur ulang ini.
“ Gerakan go green memang harus dimulai dari diri sendiri, saya pun pakai daur ulangnya sendiri. Saya sudah pakai tas dan sepatu produk ramah lingkungan dan daur ulang,” jelas Nugie.
Barang-barang daur ulang kini jadi perhatian banyak orang, banyak pihak yang mulai bergerak untuk mengajarkan daur ulang kepada anak-anak.
Salah satu sekolah yang mengedukasi soal daur ulang ini adalah Sekolah Alam Tunas Mulia di Bantar Gebang.
Salah satu contoh hasil daur ulang dari anak-anak di Sekolah Alam Tunas Mulia adalah kursi dan perabot lainnya dari kardus maupun plastik.
“ Kami buat kursi dari botol bekas dan kardus yang bisa menahan bobot 60-70 kg. Lalu ada meja dari botol satu setengah liter, kita juga menambah karya yaitu lampu yang terbuat dari botol bekas dan batok kelapa,” jelas Fajar, Siswa Sekolah Alam Mulia Tunas pada kesempatan yang sama.
Tropical melakukan gerakan Tropical Go Green yang menciptakan kemasan botol plastik yang siap didaur ulang atau di masa datang kemasan yang dibuat dari bahan hasil daur ulang.
Tropical juga mendukung sistem pemilahan dan pengelolaan limbah plastik yang baik dan yang ketiga adalah memberi dukungan kepada komunitas pengumpul limbah yang harus menanggung dampak buruk dari pengelolaan limbah yang kurang baik.
“ Pemerintah provinsi DKI Jakarta melalui kemasan botol Tropical Go Green saat ini sudah menggunakan jenis PET bening yang 100% sudah siap untuk didaur ulang. Selain itu, Tropical Go Green memiliki 50 titik pengumpulan di seluruh Jakarta untuk mengumpulkan plastik daur ulang dan mengolahnya,” jelas Aristo Kristandyo, Senior VP Marketing PT Bina Karya Prima pada kesempatan yang sama.
Langkah pertama dan kedua ini, diharapkan sejalan dengan langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menangani dampak polusi dari limbah plastik.
Olahan plastik ini akan diubah menjadi sepatu dan tas sekolah untuk anak-anak di komunitas anak anak yang paling membutuhkan.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`