Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Penyakit kolera merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri vibrio kolera. Konsumsi makana dan minuman yang sudah terkontaminasi bakteri ini menjadi salah satu penyebab penyakit kolera.
Bakteri ini sangat mudah ditemui di dalam air yang terkontaminasi tinja, dan dapat membuat orang yang mengonsumsinya terkena diare yang parah.
Berdasarkan fakta dari CNN, penyakit kolera memang jarang ditemui di negara-negara industri. Penyakit ini lebih banyak ditemukan di daerah-daerah yang mengalami kekeringan, kekurangan air, dan memiliki sanitasi yang buruk.
Berikut fakta-fakta tentang penyakit kolera yang harus diketahui:
Penyakit kolera diawali dengan diare akut yang akan membuat tubuh lemas dan dehidrasi.
Kehilangan cairan atau dehidrasi yang dialami pasien kolera harus segera ditangani. Kalau tidak, bisa memperburuk kondisi kesehatan pasien, hingga meningkatkan risiko kematian.
Penyaki kolera pertama kali ditemukan dan sudah menyebar selama abad ke-19, bermula di delta Gangga, India.
Dari kasus penyakit kolera pertama itu, menyebabkan enam penderitanya tewas. Sampai saat ini sudah ada jutaan orang yang tewas karena penyakit ini.
Pada tahun 1961, penyebaran penyakit ini sudah sampai di Asia Selatan, sepuluh tahun kemudian mencapai dataran Afrika, dan menyebar hingga Benua Amerika pada tahun 1991.
Bahkan, sekarang penyakit kolera telah menjadi penyakit endemik di banyak negara di dunia.
© Shutterstock
Penyakit kolera merupakan salah satu penyakit ganas, dan berisiko menyebabkan kematian pada penderitanya.
Penyakit ini butuh waktu 12 jam hingga 5 hari untuk menunjukkan gejalanya, setelah memakan makanan yang sudah terkontaminasi.
Penyakit yang dapat menyerang semua orang ini, pada awalnya tidak menunjukkan gejala apapun.
Dan, setiap orang yang sudah terkontaminasi makanan berbakteri ini mengalami gejala yang berbeda-beda. Namun, sebagian besar penderita kolera menunjukkan gejala seperti terkena diare.
Cara penularan penyakit ini juga sangat unik, orang yang sudah terkontaminasi akan menghasilkan tinja yang mengandung bakteri kolera. Namun, tidak merasakan apapun.
Tinja dapat bertahan dalam tubuh mulai 1 hingga 10 hari, dan saat tinja sudah dibuang akan berpotensi menular.
Penyakit kolera bisa berubah menjadi penyakit endemik di wilayah yang sudah terkontaminasi kolera selama tiga tahun. Wabah kolera bisa menyebar ke mana saja, bahkan negara maju seperti Amerika Serikat sekalipun.
Berdasarkan data dari CNN, tahun 2017 terdapat 1.227.397 kasus kolera di 34 negara dengan 5.654 kematian, dan Amerika Serikat menyumbang 11 kasus.
Di wilayah yang sudah terkontaminasi kolera, membuat penyakit ganas ini bersifat musiman, dengan jumlah yang lebih besar setiap tahunnya. Sedangkan untuk wilayah yang memiliki riwayat kasus kolera, tidak terjadi secara musiman, namun tetap berpotensi menjadi endemik kolera apabila tidak segera ditangani dengan baik.
Berdasarkan laporan dari WHO, penyakit kolera terus menerus mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Kasus kolera kerap dikaitkan dengan fasilitas air bersih dan sanitasi di sebuah wilayah. Biasanya, seperti daerah kumuh pinggir kota, kamp pengungsian, dan wilayah kurang sehat lainnya.
© Pixabay
Walau termasuk jenis penyakit yang ganas, kolera sebenarnya sangat mudah diobati. Mayoritas penderita kolera berhasil diselamatkan dengan pemberian rehidrasi oral atau ORS. Akan lebih baik lagi, segera membawa penderita kolera ke dokter, unutk mendapatkan cairan intravena sesegera mungkin.
Selain pemberian ORS, dan cairan intravena, penderita kolera juga akan diberikan antibiotik untuk mengurangi diare, dan mempersingkat jumlah serta durasi ekskresinya. Pemberian antibiotik harus melalui resep dokter, karena kalau berlebihan akan membuat bakteri kolera menyebar.
Dengan pengobatan dini dalam 24 jam, mampu mengurangi angka kematian akibat penyakit kolera. Setelah mendapat perawatan yang tepat, konsumsi makanan yang mengandung zinc, sangat baik untuk anak-anak penderita kolera. Zinc mampu mengurangi durasi diare dan mencegah diare bertambah parah.
© Pixabay
Penyebaran penyakit kolera yang semakin berbahaya, membuat World Health Organization membentuk satun tugas, Global Task Force on Cholera Control (GTFCC) pada tahun 2014. Satuan tugas ini merupakan satuan jaringan yang memiliki 50 mitra yang aktif dalam pengendalian penyakit kolera secara global dari seluruh dunia.
Satuan tugas ini bertugas untuk:
- Mempromosikan dan melakukan implementasi pada pengembangan kapasitas untuk pengendalian dan penecegahan penyakit kolera secara global.
- Menyediakan forum untuk berbagai bentuk kegiatan terkait dengan kolera, seperti penelutuan, forum, hingga kerjasama.
- Mendukung negara-negara untuk penerapan strategi pengendalian kolera.
- Mendukung pengembangan agenda penelitian dan evaluasi terkait kolera di negara-negara terdampak.
- Menyebarluaskan pedoman teknis dan manual operasional tentang penyakit kolera.
- Meningkatkan visibilitas kolera sebagai masalah kesehatan publik yang penting untuk diketahui bersama.
Menjaga kebersihan lingkungan, menjadi kunci utama pencegahan penyakit kolera yang wajib diketahui oleh semua orang di seluruh dunia. (ism)
4 Potret Aurel Hermansyah Pakai Colorful Train Dress Kala Pamer Gender Calon Anak ke Duanya
Bulu Mata Lentik Lebih Lama, Coba Pakai Bedak Tabur
Doa Setelah Duduk di Dalam Pesawat serta Tips Penerbangan Pertama yang Menenangkan
Jangan Khawatir, 5 Amalan Ini Setara dengan Haji dan Umroh
4 Olahraga yang Paling Banyak Bakar Kalori
Bacaan Ijab Kabul Bahasa Arab dan Indonesia, Lengkap dengan Ucapan Tawkil Wali
Jerry Adriaan Pessiwarisa - Proses Pengembalian Dana Pembatalan Haji (BPKH Talks) - DreamID
Doa Memohon Keselamatan dan Kesehatan, Agar Tetap Fit Jalani Hari
Potret Rumah Serba Pink di Tengah Desa, Tampilannya Super Cantik, Bikin Betah Seharian!
Presiden Jokowi Undang Warga Singapura `Tinggal` di Ibu Kota Negara Baru
Rombongan Bule Bawa Papan Selancar Naik Angkot, Vibes Receh Berubah Jadi Western
Rumah Ini Usung Konsep Jawa Modern, Tampilannya Super Cantik, Auto Ingat Rumah Nenek!