Alasan Kaum Perempuan Lebih Rentan Terkena Penyakit Autoimun

Reporter : Editor Dream.co.id
Senin, 22 April 2024 07:12
Alasan Kaum Perempuan Lebih Rentan Terkena Penyakit Autoimun
Penelitian menunjukkan bahwa 4 dari 5 orang yang terkena penyakit autoimun adalah perempuan.

1 dari 14 halaman

Alasan Kaum Perempuan Lebih Rentan Terkena Penyakit Autoimun

Alasan Kaum Perempuan Lebih Rentan Terkena Penyakit Autoimun © Penelitian menunjukkan bahwa 4 dari 5 orang yang terkena penyakit autoimun adalah perempuan. Shutterstock

2 dari 14 halaman

© Penelitian menunjukkan bahwa 4 dari 5 orang yang terkena penyakit autoimun adalah perempuan. Shutterstock

Dream - Jenis penyakit autoimun sangat beragam. Mulai dari yang ringan seperti alergi, rheumatoid arthritis hingga yang cukup parah seperti lupus.

3 dari 14 halaman

© Kuku yang rapuh bisa disebabkan beberapa kebiasaan dan kurangnya nutrisi. Atasi hal tersebut dan dapatkan kuku sehat dengan menerapkan tips dari dokter kulit. Shutterstock

Autoimun sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang mengalami kegagalan fungsi dan justru balik menyerang tubuh sendiri.

4 dari 14 halaman

© Penelitian menunjukkan bahwa 4 dari 5 orang yang terkena penyakit autoimun adalah perempuan. Shutterstock

Tahukah Sahabat Dream jika kaum perempuan ternyata lebih berisiko terkena autoimun? Penelitian menunjukkan bahwa 4 dari 5 orang yang terkena penyakit autoimun adalah perempuan.

5 dari 14 halaman

Perempuan lebih rentan terkena autoimun karena kesalahan mekanisme dari dua kromosom X yang dimiliki oleh sistem tubuhnya. Studi dari Universitas Stanford menunjukkan bahwa tubuh wanita juga memiliki sebuah molekul yang disebut sebagai Xist (dibaca eksis).


Molekul ini sebenarnya berperan untuk menjaga kelebihan kromosom X pada tubuh perempuan. Tugas utama dari molekul Xist adalah menonaktifkan kromosom X kedua, hal ini dapat memicu respons imun yang buruk. Hormon seks juga dianggap sebagai penyebab utama perbedaan ini. Hal ini karena kebanyakan penyakit autoimun didiagnosis setelah masa pubertas.

6 dari 14 halaman

© Dream

“Studi menunjukkan bahwa hormon seks wanita dan kromosom X kedua sebenarnya tidak diperlukan, hanya molekul Xist ini yang berperan besar dalam pengembangan penyakit autoimun,” kata Howard Chang, seorang ahli genetika molekuler dari Universitas Stanford.

7 dari 14 halaman

Selain itu, perempuan juga memang lebih banyak memproduksi antibodi jika dibandingkan dengan laki-laki. Alasannya, tubuh perempuan perlu beradaptasi untuk melindungi kehidupan bayi yang kelak dikandung. Oleh karena itulah, antibodi pada perempuan lebih banyak daripada di dalam tubuh laki-laki.


“Saat ini, sudah ada bukti jelas bahwa bias jenis kelamin pada penderita penyakit autoimun tidak hanya berkaitan dengan hormon, tetapi juga dengan keberadaan jumlah kromosom X dan proses penonaktifannya,” kata Claire Rougeulle, seorang ahli epigenetik dari Perancis.

8 dari 14 halaman

Hormon estrogen perempuan juga meningkatkan kekebalan tubuh sementara hormon pada laki-laki menekan kekebalan sekaligus melindungi diri dari autoimun. Perbedaan hormon seks ini juga menjadi alasan mengapa perempuan memiliki kekebalan yang lebih kuat sehingga perempuan juga lebih rentan terkena autoimun.

9 dari 14 halaman

Mengenal Kromosom X dan Molekul Xist

Mengenal Kromosom X dan Molekul Xist © Penelitian menunjukkan bahwa 4 dari 5 orang yang terkena penyakit autoimun adalah perempuan. Shutterstock

Setiap sel dalam tubuh seorang perempuan mempunyai dua kromosom x dari ibu dan ayah. Sementara itu, laki-laki hanya memiliki satu kromosom X dari ibu dan satu kromosom Y dari ayah.

10 dari 14 halaman

Kromosom Y ini berisi sekitar 100 gen, sementara itu, kromosom X memiliki lebih dari 900 gen. Agar aktivitas gen dalam kromosom X di tubuh perempuan sama dengan laki-laki, salah satu kromosom X harus dinonaktifkan. Proses ini terjadi saat perkembangan janin ketika molekul Xist dan protein pasangan melingkari salah satu kromosom X dan menonaktifkannya.

11 dari 14 halaman

Meski proses penonaktifan ini terjadi, 15 hingga 23 persen gen tetap aktif. Gen yang seharusnya sudah tidak berfungsi malah masih berfungsi. Hal inilah yang menyebabkan penyakit lupus atau penyakit yang berkaitan dengan autoimun. Sementara itu, molekul Xist bertugas menonaktifkan kromosom X kedua.

Banyak protein dalam tubuh yang bekerja sama dengan molekul ini dalam gangguan autoimun yang diserang oleh antibodi jahat yang disebut sebagai autoantibodi. Autoantibodi dianggap jahat karena menyerang sel tubuh sendiri dan bukan menyerang penyusup asing seperti kuman atau virus.

12 dari 14 halaman

Meski begitu, penelitian lain juga menunjukkan bahwa kerentanan genetik dan kondisi lingkungan juga berperan menyebabkan penyakit autoimun terhadap perempuan.

Ketika sel-sel rusak oleh faktor genetik dan lingkungan, molekul Xist dan mitra proteinnya bocor ke luar sel dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh memproduksi autoantibodi yang jahat tadi, kemudian menyebabkan penyakit autoimun.

13 dari 14 halaman

Hubungan antara Kromosom X dengan Penyakit Lupus

Untuk mengetahui hubungan ini, Rougeulle dan Celine Morey, dua orang ahli epigenetik di Prancis melakukan penelitian terhadap tikus betina. Mereka ingin mengetahui apa yang terjadi jika kromosom X pada tikus betina tidak dinonaktifkan secara sempurna.

Penelitian ini mengatur agar kromosom X pada tikus betina tidak dinonaktifkan secara sempurna. Hasilnya, tikus tersebut menunjukkan gejala kondisi yang mirip dengan penyakit lupus. 

14 dari 14 halaman

“Gejala penyakit autoimun pada tikus ini tidak langsung terlihat, namun gejalanya mulai terlihat seiring bertambahnya usia,” kata Morey.


Penelitian ini membuktikan bahwa penyakit autoimun pada diri seseorang memang berhubungan dengan aktivitas molekul Xist dalam proses penonaktifan kromosom X.

Laporan: Salma Rihhadatul Aisy/ Sumber: N
ational Geographic

Beri Komentar