Ilustrasi Smartphone. (Foto: Freepik.com)
Dream - Permukaan datar memungkinkan virus Corona baru atau COVID-19 bertahan hidup selama beberapa hari hingga satu minggu jika tidak didisinfeksi, kata para ahli di Inggris.
Profesor William Keevil, dari University of Southampton, mengatakan, mencuci tangan setiap hari tidak menjamin kita bebas virus setelah menyentuh layar ponsel.
" Anda mungkin sudah mencuci tangan. Tetapi jika Anda menyentuh layar ponsel dan kemudian memegang wajah, maka akan berpotensi untuk terjadi infeksi," kata Profesor William.
Menurut Profesor William, layar ponsel seperti sebuah cawan bergerak yang berisi jutaan bakteri dan virus. Karena itu dia menyarankan untuk membersihkan ponsel saat makan siang, dan sekali lagi pada waktu makan malam.
Apalagi menurut penelitian oleh Dscout, rata-rata seseorang menjawab panggilan di ponselnya sebanyak 2.600 kali sehari. Mereka juga menggunakan ponsel sekitar 76 kali dalam sehari.
Sementara itu, Profesor Mark Fielder, seorang ahli mikrobiologi di Kingston University, menyarankan untuk membersihkan ponsel dengan alkohol. Selain itu, Profesor Fielder juga tidak menganjurkan untuk meminjamkan ponsel ke orang lain.
" Di tengah wabah virus corona ini, saya menyarankan untuk membersihkan ponsel Anda dengan alkohol, dan sebaiknya tidak berbagi ponsel dengan orang lain," katanya.
Sumber: The Sun
Dream - Istana mengundang semua perguruan tinggi, masyarakat, hingga dokter untuk mencari solusi penyebaran virus corona Covid-19. Melalui kerja sama, kata dia, beban tidak hanya bertumpu kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
" Besok akan kami undang, agar persoalan ini menjadi masif kita bergerak," kata Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, Kamis 12 Maret 2020.
Dia mengatakan, tujuan untuk mengumpulkan seluruh pihak agar ikut serta mencari antivirus Corona Covid-19. " Bisa melakukan, mendeteksi. Nah, ini nanti akan kita komunitakan agar bisa ditangani sama-sama," ucap dia.
Saat ini, pemerintah menggandeng Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute yang saat ini tengah fokus mencari vaksin virus Corona baru.
" Mereka (Eijkman) sudah komit fokus dalam membangun kemungkinan bisa didapatkannya vaksin," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan wabah Covid-19, Achmad Yurianto.
Pemerintah, kata dia, mendukung segala upaya yang dilakukan lembaga Eijkman menemukan vaksin. Dengan begitu, Eijkman bersama Lembaga Penyakit Tropis dari Universitas Airlangga (Unair) bisa lebih berkonsentrasi mencari vaksin yang dapat menekan penyebaran corona.
" Eijkman sudah fokus ke sana (menemukan vaksin) dan kita support itu. Sehingga bisa full berkonsentrasi bersama (lembaga) penyakit tropis dari Unair jadi mengarah membangun mencari vaksin," ucap dia.
Dream - Enam orang di Korea Selatan terlanjur mendonorkan darah sebelum menyadari bahwa mereka ternyata positif terinveksi virus Corona, Covid-19.
Di antara pendonor darah itu adalah seorang pegawai negeri sipil. PNS ini berasal dari Daegu yang menjadi pusat penyebaran Corona di Negeri Ginseng.
Peristiwa ini berawal ketika Palang Merah Korea Selatan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam donor darah setelah pasokan darah dilaporkan berkurang akibat wabah virus Corona.
PNS dari Daegu itu mendonorkan darahnya pada 13 Februari 2020. Namun 10 hari kemudian dia dinyatakan positif terjangkit virus Corona. Tepatnya pada 23 Februari 2020.
Sayangnya setengah dari darah yang disumbangkan oleh 6 pendonor itu sudah terlanjur ditransfer ke 9 orang penerima. Sebelum para pendonor itu dinyatakan positif Corona.
Hingga saat ini memang belum ada konfirmasi medis yang mengatakan bahwa virus Corona dapat menular melalui transfusi darah.
Lagipula, wabah Covid-19 dilaporkan sebagai penyakit pernapasan. Jadi, kemungkinan besar tidak akan menular melalui transfusi darah.
Meskipun demikian, sebelum mendonorkan darah, pastikan untuk menjalani tes untuk mengetahui kondisi kesehatan kita.
Sumber: World of Buzz
Dream - Tim dari Universitas Sun Yat-sen, Guangzhou, Guangdong, China, meneliti proses sebaran virus corona, Covid-19. Tim tersebut menyebut, virus 2019-nCoV sangat sensitif terhadap suhu tinggi.
Meski demikian, para ahli menyarankan orang-orang harus menghindari logika berpikir bahwa suhu panas bisa menangkal 2019-nCoV. Studi ini berusaha menentukan bagaimana penyebaran virus corona baru mungkin dipengaruhi perubahan musim dan suhu.
Meskipun belum ditinjau, laporan tersebut menyarankan bahwa panas memiliki peran yang signifikan untuk menilai bagaimana virus berperilaku.
" Virus ini sangat sensitif terhadap suhu tinggi," kata tim peneliti, dilaporkan South China Morning Post (SCMP), Senin,9 Maret 2020.
Kondisi ini membuat virus 2019-nCov cenderung menghindari negara-negara yang lebih hangat. Sebaliknya, Covid-19 malah tumbuh subur di kawasan dengan iklim yang lebih dingin.
Sebagai hasilnya, disarankan bahwa " negara dan wilayah dengan suhu yang lebih rendah mengadopsi langkah-langkah kontrol yang paling ketat" .
Banyak pemerintah suatu negara dan otoritas kesehatan mengandalkan virus corona yang kehilangan sebagian potensinya ketika cuaca mulai menghangat. Seperti umumnya terjadi pada virus serupa yang menyebabkan flu biasa dan influenza.
Namun negara beriklim lebih panas tak sepenuhnya bisa bernapas lega. Dari sebuah studi terpisah, sekelompok peneliti termasuk ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari T.H. Harvard. Chan School of Public Health, menemukan bahwa penularan berkelanjutan dari virus corona dan pertumbuhan infeksi yang cepat dimungkinkan dalam berbagai kondisi kelembaban.
Misalnya, provinsi dingin dan kering di Cina ke lokasi tropis, seperti daerah otonom Guangxi Zhuang di ujung selatan dan Singapura.
" Cuaca saja, (seperti) peningkatan suhu dan kelembaban saat bulan-bulan musim semi dan musim panas tiba di belahan bumi utara, tidak akan serta merta menyebabkan penurunan dalam jumlah kasus tanpa penerapan intervensi kesehatan masyarakat yang luas," kata studi tersebut.
Tim Guangzhou mendasarkan penelitian mereka pada setiap kasus baru coronavirus yang dikonfirmasi di seluruh dunia antara 20 Januari dan 4 Februari 2019. Termasuk di lebih dari 400 kota dan wilayah Cina.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN