Fakta-Fakta Merebaknya "Infeksi Bakteri Pemakan Daging" di Jepang, Gejalanya Sakit Tenggorokan

Reporter : Editor Dream.co.id
Rabu, 26 Juni 2024 10:12
Fakta-Fakta Merebaknya
Infeksi bakteri yang bisa mematikan, dikenal sebagai Sindrom Syok Toksik Streptokokus (STSS), sedang merebak di Jepang.

1 dari 10 halaman

Fakta-Fakta Merebaknya "Infeksi Bakteri Pemakan Daging" di Jepang, Gejalanya Sakit Tenggorokan

Fakta-Fakta Merebaknya © Dream

2 dari 10 halaman

© Dream

Dream - Infeksi bakteri mematikan, Streptococcal Toxic Shock Syndrome atau Sindrom Syok Toksik Streptokokus (STSS), sedang merebak di Jepang. Kondisi STSS ini dikenal juga dengan infeksi " bakteri pemakan daging" .

3 dari 10 halaman

© Dream

Hal ini memunculkan pertanyaan tentang apa penyebabnya dan bagaimana cara mencegahnya. Institut Penyakit Menular Nasional Jepang mengeluarkan peringatan pada bulan Maret tentang peningkatan kasus STSS di negara tersebut.

4 dari 10 halaman

1. Terjadi 977 Kasus Sejak Awal Tahun 2024

Hingga 2 Juni, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan 977 kasus sejak awal 2024, jauh melampaui 941 kasus tahun lalu.

Jumlah ini hampir dua setengah kali lipat dari kasus yang dilaporkan di Amerika pada tahun ini.

5 dari 10 halaman

2. Apa Itu STSS?

STSS adalah infeksi bakteri yang jarang tapi serius. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), infeksi ini bisa berkembang dengan sangat cepat menjadi keadaan darurat yang mengancam jiwa.

Gejala awal STSS seringkali meliputi demam, menggigil, nyeri otot, mual, dan muntah. Kementerian Kesehatan Jepang juga melaporkan adanya nyeri dan pembengkakan di lengan dan kaki.

6 dari 10 halaman

© Dream

Setelah 24 hingga 48 jam, tekanan darah rendah biasanya berkembang, yang bisa menyebabkan masalah serius seperti kegagalan organ, peningkatan detak jantung, dan pernapasan cepat.

7 dari 10 halaman

© Dream

" Bahkan dengan pengobatan, STSS bisa mematikan. Dari 10 orang yang terkena STSS, sebanyak 3 orang akan meninggal karena infeksi ini," kata CDC dikutip dari CBSNews.com.

Di Amerika Serikat, CDC telah menghitung 395 kasus yang dilaporkan tahun ini, tidak jauh dari 390 kasus tahun lalu.

8 dari 10 halaman

3. Penyebab 

Menurut Dr. Celline Gounder, pakar penyakit menular dan kontributor medis CBS News, STSS disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh Streptococcus Pyogenes, juga dikenal sebagai Streptococcus Grup A (GAS), yang biasanya menyebabkan sakit tenggorokan dan infeksi kulit.

Lebih jarang, GAS menyebabkan infeksi pada darah dan paru-paru, serta infeksi ‘pemakan daging’. Sekitar 30 hingga 60% orang yang mengalami infeksi paling serius ini akan meninggal.

9 dari 10 halaman

Belum diketahui secara pasti mengapa infeksi parah ini menjadi lebih umum, tapi ada beberapa cara untuk mencegahnya.

Vaksinasi terhadap cacar air dan influenza dapat mengurangi risiko infeksi GAS yang parah.

Orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan penderita infeksi GAS parah dan memiliki sistem imun lemah, hamil, atau memiliki luka terbuka harus diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

10 dari 10 halaman

Siapa yang Berisiko?

Siapa pun bisa terkena STSS, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risiko, termasuk:

  • Usia, paling sering terjadi pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas
  • Infeksi atau cedera yang merusak kulit
  • Faktor kesehatan lainnya, seperti diabetes dan gangguan penggunaan alkohol
  • Faktor risiko lainnya meliputi trauma, pembedahan, luka bakar, imunosupresi, kehamilan, penggunaan narkoba suntikan, tunawisma, dan infeksi cacar air atau influenza.

Sumber: CBSNews/ Laporan: Aykaputri Amalia Rahmani
Beri Komentar