Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Google menghapus 210 akun Youtube yang menyebarkan propaganda mengenai demonstrasi di Hong Kong, pada Kamis, 22 Agustus 2019. Perusahaan mesin pencarian internet itu mendeteksi ratusan akun tersebut berasal dari China.
" Penemuan ini konsisten dengan pengamatan dan tindakan terbaru terkait China yang diumumkan Facebook dan Twitter," tulis Analis Ancaman Keamanan Google, Shane Huntley, Jumat, 23 Agustus 2019.
Shane mengatakan, tim Google menemukan penggunaan VPN dan metode lain untuk menyamarkan asal akun ini. Aktivitas lain umumnya terkait dengan operasi yang terkoordinasi.
Selain kasus penyebaran konten propaganda, Shane juga melaporkan tindakan Google melindungi pengguna dari ancaman daring.
Peringatan Google
Shane menyebut, Google telah mengambil tindakan untuk melindungi pengguna internet di Kazakhstan yang diminta negara mengunduh dan memasang sertifikat di semua perangkat dan di setiap browser.
" Sertifikat ini memungkinkan pemerintah untuk mendekripsi dan membaca apa pun yang diketik atau dikirim oleh pengguna, termasuk memotong informasi akun dan kata sandi mereka," kata Shane.
Setiap bulan, Tim Analisis Ancaman Google mengirimkan lebih dari 4.000 peringatan tentang upaya penyerang yang didukung pemerintah atau pelaku ilegal lainnya untuk menyusup ke akun pengguna.
" Teknologi kami memungkinkan kami secara signifikan mengurangi volume email phishing, dan kami telah meluncurkan perlindungan signifikan di Gmail yang mendeteksi dan memblokir lebih dari 99,8 persen malware attachment," ujar dia.
Dream - Sejak 2010, Google membayar orang yang menemukan celah keamanan di perambah Chrome. Tiap tahunnya, Google menambah hadiah bagi penemu celah keamanan tersebut.
Google awalnya menghadiahi US$5 ribu hingga US$15 ribu. Kini hadiah itu berlipat menjadi US$30 ribu, setara Rp420 juta.
Dilaporkan CNet, untuk sistem operasi Chrome, yang dipakai Chromebooks, Google meningkatkan hadiah bagi siapa saja yang vbisa menemukan celah keamanan. Hadiah yang diberikan Google tak main-main, sebesar US$150 ribu, atau setara Rp2,1 miliar.
" Hadiah juga akan diberikan bagi yang menemukan celah keamanan di firmware, celah itu akan membiarkan penyerang masuk OS Chrome saat kondisi lock screen," kata Google, Senin, 22 Juli 2019.
Perusahaan raksasa mesin pencairan internet itu akan membiarkan para pencari celah keamanan menemukan bug yang dilempar secara acak di produknya. " Bonus tambahan yang diberikan untuk bug yang ditemukan oleh pencari bug di Chrome Fuzzer Program akan digandakan menjadi US$1.000," ujar Google.
Pemburu celah sistem telah dijalankan sejumlah perusahaan teknologi besar untuk menjaga produknya aman dari penyerang.
Meski demikian, para pemburu celah ini bisa memberikan temuan mereka ke perusahaan lain atau sosok kriminal yang mempunyai kepentingan dengan harga lebih besar.
Dream - Penggunaan Google Maps di tengah masyarakat urban telah berkembang pesat. Aplikasi besutan Google ini telah membantu banyak orang menemukan rute dan lokasi yang ingin dituju.
Tetapi, kondisi unik baru saja menimpa ratusan pegngendara di Colorado, Amerika Serikat. Aplikasi andalan penunjuk jalan ini mengarahkan sebanyak 100 orang pengemudi ke kubangan lumpur.
Salah satu pengemudi yang terjebak yaitu, Connie Monsees. Dia menceritakan kisahnya di podcast ABC News Start Here.
Dilaporkan NPR, Monsees menceritakan awalnya dia terjebak kemacetan saat dalam perjalanan menjemput suami di Bandara Internasional Denver.
" Jadi saya mengeluarkan Google Maps untuk melihat apakah ada cara yang lebih baik untuk menuju bandara," kata Monsees.
Instingnya bekerja, dia mulai rute yang disarankan Google Maps. Tapi, rute itu justru mengarahkan ke jalan tanah.
" Saya mengikuti rute ini dan berpikiran saya adalah, 'Yah, ada begitu banyak orang yang pergi, itu pasti baik-baik saja,'" ujar dia.
Tapi, Monsees tak tahu, hujan berhari-hari telah menciptakan kubangan lumbur. Mobil demi mobil masuk dan macet.
Beruntung mobil milik Monsees bersistem roda 4WD. Sehingga, dia akhirnya bisa keluar dari kubangan lumpur.
Dia bahkan dapat membantu dua orang terlantar lainnya. Tetapi yang lain akhirnya terjebak dalam kotoran untuk waktu yang lebih lama.
" Saya tidak tahu masalah pada Google," ujar dia.
Google mengatakan, jalan itu tidak ditandai sebagai pribadi. " Kami mempertimbangkan banyak faktor ketika menentukan rute mengemudi, termasuk ukuran jalan dan rute. Kami selalu bekerja untuk memberikan arah terbaik, masalah dapat timbul karena keadaan yang tidak terduga, seperti ketika kondisi cuaca mempengaruhi kualitas jalan. "
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia