Ignaz Semmelweis, Dokter Pelopor Cuci Tangan untuk Cegah Infeksi

Reporter : Mutia Nugraheni
Jumat, 20 Maret 2020 15:44
Ignaz Semmelweis, Dokter Pelopor Cuci Tangan untuk Cegah Infeksi
Mencuci tangan menjadi salah satu cara pencegahan infeksi virus corona atau COVID-19 .

Dream - Mulai menyebarnya virus corona (Covid-19) di Indonesia, membuat kita jadi lebih ekstra dalam menjaga kebersihan tangan. Sangat dianjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun setiap melakukan kegiatan atau menyentuh benda di area publik.

Mencuci tangan menjadi salah satu cara pencegahan infeksi virus corona atau COVID-19 yang tengah merebak di seluruh dunia. Pada hari ini, Google mengenang seorang dokter yang diakui sebagai orang pertama yang menemukan manfaat medis dari kegiatan tersebut.

Pada Google Doodle hari ini, Jumat, 2020, pengguna internet akan menemukan sebuah animasi cara mencuci tangan yang disertai dengan seorang pria botak berkumis. Dia adalah dokter Ignaz Semmelweis atau dikenal juga sebagai " Bapak Pengendalian Infeksi."

Dikutip dari The Sun, Semmelweis lahir di Buda, ibukota lama dari Kerajaan Hungaria yang sekarang menjadi bagian barat dari Budapest pada 1 Juli 1818. Dia memiliki keturunan Jerman-Hungaria.

 

1 dari 6 halaman

Bekerja di Klinik Persalinan

Pada 20 Maret 1847, Semmelweis menekankan pentingnya kebersihan tangan ketika dia bertugas di sebuah klinik persalinan di Vienna General Hospital. Kala itu, dia meminta agar semua dokter membersihkan tangan mereka dengan chlorinated lime karena rentan menimbulkan penyakit pada para ibu melahirkan.

Dikutip dari The Independent, hal tersebut dilakukan karena sebelumnya, banyak ibu baru yang meninggal dunia karena infeksi infas di rumah sakit. Semmelweis pun melakukan penyelidikan. Dia menyimpulkan bahwa penyakit menular tersebut " terbawa" dari tangan para dokter yang baru saja melakukan operasi.

" Di bawah prosedur ini, angka kematian di divisi pertama turun dari 18,27 persen menjadi 1,27 persen dan pada bulan Maret dan Agustus 1848, tidak ada wanita yang meninggal saat melahirkan di divisinya," tulis Encyclopaedia Britannica.

 

2 dari 6 halaman

Meninggal karena Infeksi

Studinya mengundang kontroversi. Banyak orang di zaman itu yang tidak percaya dengannya. Bertahun-tahun kemudian. Semmelweis dibawa ke rumah sakit jiwa dan meninggal pada 13 Agustus 1865.

Cuci Tangan Pakai Sabun Masih Sulit Dilakukan di Indonesia, Ini Sebabnya

" Ironisnya, penyakit dan kematiannya disebabkan oleh infeksi luka di tangan kanannya, tampaknya akibat dari operasi yang telah dilakukannya sebelum jatuh sakit. Dia meninggal karena penyakit yang sama dengan yang diperjuangkannya sepanjang kehidupan profesionalnya."

Studi Semmelweis akhirnya diterima oleh ilmu kedokteran. Joseph Lister yang dikenal sebagai " Bapak Antisepsis Moderen" mengatakan bahwa dia Semmelweis memiliki pengaruh di bidang pengetahuan dan pengendalian infeksi. Lister juga mengatakan bahwa dia kagum dan memberikan penghormatannya untuk ilmuwan Hungaria tersebut.

Laporan Giovani Dio/ Liputan6.com

3 dari 6 halaman

Tak Perlu Bikin Masker dan Hand Sanitizer Sendiri, Cukup Cuci Tangan

Dream - Banyak orang memborong masker dan hand sanitizer, setelah pemerintah mengumumkan ditemukannya kasus corona positif di Indonesia. Harganya menjulang dan barangnya pun langka di pasaran.

Hal ini membuat beberapa orang membuat sendiri masker, baik dari tisu basah maupun kain. Cara ini mungkin yang paling bisa dilakukan tapi sebenarnya malah tidak efektif sebagai perlindungan.

" Saya tidak yakin bahwa membuat masker sendiri di rumah adalah hal yang bijaksana untuk dilakukan. Secara paradoks tidak melindungi dan justru meningkatkan risiko infeksi jika orang menyentuh wajah mereka dan memiliki perlindungan yang salah," ujar Amesh A. Adalja, M.D., senior di Johns Hopkins Center for Health Security.

 

4 dari 6 halaman

Masker Tisu Tak Efektif

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat bahkan tidak merekomendasikan penggunaan masker di luar kebutuhan (dalam kasus ini merupakan petugas kesehatan). Hal ini karena COVID-19 merupakan virus yang menyerang pernapasan yang menular dari orang ke orang dengan jarak 6 kaki atau sekitar 2-3 meter.

Terlebih, masker berbahan tisu atau kain bukan jenis yang terbukti efektif. Adapun jenis masker yang efektif mengurangi paparan partikel droplet yaitu disebut dengan masker/respirator N-95.

Tanpa masker yang benar-benar pas, tertutup rapat, bahkan dengan N-95, terlebih buatan sendiri justru meningkatkan risiko infeksi. Intinya, jangan pernah membuat sendiri masker.

 

 

5 dari 6 halaman

Bagaimana dengan cairan antiseptik buatan?

Banyak juga video viral yang memberi tahu cara membuat hand santizer atau cairan antiseptik buatan.CDC menyarankan menggunakan hand sanitizer yang mengandung minimal 60% alkohol (etanol/etil-alkohol) jika tidak ada sabun.

Ternyata Hand Sanitizer dan Losion Berbahaya Bagi Kulit

Resep populer yang menyebar online termasuk kombinasi alkohol, minyak esensial, dan gel lidah buaya. " Sebaiknya Anda tidak berharap metode ini efektif dan aman," ujar Birnur Aral, PhD, direktur Health, Beauty and Environmental Sciences di Good Housekeeping Institute.

Misalnya, resep populer yang viral menyarankan menggunakan 2/3 cangkir 99% alkohol (isopropil-alkohol) atau etanol (etil-alkohol atau alkohol) sebagai bahan aktif antimikroba yang menghasilkan 66% bahan aktif.

" Bedanya produk yang lulus aturan FDA memiliki keefektifan dan keamanan yang teruji," ujar Aral.

 

6 dari 6 halaman

Cuci Tangan

Aturannya menentukan tingkat minimum isopropyl-alkohol yaitu 70% di hasil akhirnya atau minimum 60% etil-alkohol. Jadi, jika menggunakan isopropil-alkohol sebagaimana dianjurkan dalam resep, yaitu 2/3 cangkir, hadil akhirnya harus mencapai target minimum, yaitu 70%, catat Aral. Begitupun jika etanol yang ingin digunakan maka harus mencapai tingkat minimumnya sebagaimana disarankan oleh FDA, yaitu 60%.

Beberapa racikan menambahkan minyak tertentu, namun jumlahnya tidak cukup untuk membunuh virus. Untuk orang awam penakaran yang tepat agar bahan bekerja efektif sangat sulit dilakukan.

Justru ada cara yang jauh lebih mudah dari hal itu, yaitu cuci tangan dengan sabun. Daripada membuat masker atau hand sanitizer sendiri, lebih baik cuci tangan sesering mungkin.

Laporan Fitri Syarifah/ Sumber: Liputan6.com

Beri Komentar