Industri Otomotif RI Makin Unjuk Gigi, Kompetitor Khawatir

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 26 September 2019 18:24
Industri Otomotif RI Makin Unjuk Gigi, Kompetitor Khawatir
Produsen otomotif menggenjot pasar ekspor.

Dream – Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengungkapkan kemampuan industri otomotif di Indonesia sat ini membuat khawatir kompetitornya di dunia. Salah satu yang dicemaskan adalah upaya Indonesia mengoptimalkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

“ Industri ini berbasis komponen lokal. Dengan local content yang semakin banyak, daya saing kita semakin kuat. Karena seluruh industri di sektor otomotif kita ini ekosistemnya adalah just in time,” ungkap Airlangga mengutip keterangan tertulis Kementerian Perindustrian. 

Airlangga mengungkapkan kontribusi industri otomotif lewat ekspor, investasi, dan penyerapan tenaga kerja mulai berdampak signifikan bagi perekonomian nasional. Pemerintah juga telah memasukkan industri otomotif sebagai satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan dalam penerapan industri 4.0.

Produksi dan penjualan pelaku industri otomotif Indonesia sejak tahun 2013 sampai 2018 diketahui telah mencapai rata-rata di atas 1,2 juta unit per tahun.

" Di mana tentunya banyak industri komponen lokal yang turut tumbuh sejalan dengan peningkatan produksi tersebut,” kata dia.

Data Kemenperin juga mencatat produksi kendaraan bermotor roda empat atau lebih pada periode Januari - Juli 2019 sebesar 712 ribu unit. Dair jumlah tersebut penjualan domestik mencapai 570 ribu unit, ekspor CBU sebanyak 169 ribu unit, CKD 423 ribu set, dan komponen sebesar 48,9 juta pieces.

“ Jadi, saat ini tahapannya Indonesia tidak hanya sebagai global value chain, tetapi juga menjadi global vendor untuk kendaraan CBU itu sendiri,” kata dia.

1 dari 5 halaman

Tembus 80 Negara

Kemampuan industri otomotif nasional juga terlihat dari pangsa pasar ekspor yang sudah menembus lebih dari 80 negara di dunia termasuk lima negara tujuan utama ekspor, yaitu Filipina, Saudi Arabia, Jepang, Meksiko dan Vietnam.

Pada tahun 2019, ekspor kendaraan CBU ditargetkan mencapai 400 ribu unit dan diharapkan terus meningkat setiap tahunnya. Harapannya, Indonesia bisa mengekspor kendaraan CBU sebanyak 1 juta unit pada tahun 2025.

“ Saat ini, kalau kita lihat, industri otomotif kita sudah mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Jadi, jumlah produksi nasional jauh lebih tinggi daripada impornya,” papar Airlangga.

Ke depan, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden (PP) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Beleid baru ini akan menjadi peluang baru baru bagi industri komponen dalam negeri untuk memulai aktivitas R&D komponen pendukung kendaraan bermotor listrik.

2 dari 5 halaman

Finalisasi Aturan PPnBM

Sejalan dengan aturan itu, pemerintah juga tengah memfinalisasi harmonisasi Peraturan Pemerintah tentang PPnBM Kendaraan Bermotor. Dalam aturan ini, skema PPMBM yang baru berdasarkan kapasitas mesin akan ditambahkan parameter penghitungan baru yaitu konsumsi bahan bakar dan emisi CO2.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartartom di pabrik Wuling.

“ Kabar baik bagi industri tidak hanya sampai di situ saja, pemerintah juga telah mengeluarkan PP Nomor 45/2019,” kata dia.

Salah satu aturannya adalah mengatur pemberian super deduction tax bagi kendaraan riset, inovasi, dan vokasi yang bisa diberikan dengan mengurangi penghasilan bruto 200-300 persen.

3 dari 5 halaman

Puji Kinerja Wuling

Pada bagian lain, Airlangga memuji PT SGMW Motor Indonesia yang berhasil melakukan ekspor mobil ke sejumlah negara ASEAN. Padahal investasi perusahaan dengan merek terkenalnya Wuling itu baru berjalan 20 bulan.

Menurut Airlangga, pencapaian ini sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo yang telah berulang kali menekankan pentingnya investasi untuk mendorong ekspor.

Dengan terbangunnya ekosistem yang terpadu itu, perusahaan mampu mencapai produktivitas yang optimal.

“ Sebab, dalam waktu dua tahun, market share mereka sudah bisa menyentuh 5 persen. Ini suatu capaian yang luar biasa,” kata dia.

4 dari 5 halaman

Penjualan Wuling Meningkat

Berdasarkan laporan yang diterima, penjualan Wuling mengalami peningkatan dari 5.050 unit pada tahun 2017 menjadi 17.002 unit sepanjang tahun 2018 atau naik sebesar 236,7 persen.

PT SGMW Motor Indonesia menargetkan ekspornya menembus 2.600 unit hingga akhir tahun 2019.

“ Selain ingin menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor ke wilayah ASEAN, kami juga terus mendorong komitmen PT SGMW dalam upaya peningkatan kandungan lokal di atas 60-70 persen,” kata dia.

President Wuling Motors Xu Feiyun menyampaikan, pihaknya bertekad dalam jangka panjang untuk menjadikan pabrik Wuling di Indonesia sebagai pilar bagi otomotif dunia. “ Dimulainya kegiatan ekspor ini membuktikan bahwa produksi anak bangsa Indonesia mampu bersaing di tingkat global,” kata Xu.

5 dari 5 halaman

Implementasikan GMS

Wuling terus melakukan peningkatan produksi di berbagai lini andalannya, hingga telah mencapai lebih dari 30 ribu unit yang sampai ke tangan konsumen Indonesia. Tercatat sudah ada empat model kendaraan yang dibuat di pabrik Wuling Cikarang.

Seri Confero menjadi MPV pertama yang dikeluarkan Wuling. Disusul seri Cortez yang bermain di segmen Medium MPV, Formo untuk pasar Light Commercial Vehicle, serta Almaz selaku Smart Technology SUV.

Airlangga menjajal mobil Wuling.

Dengan mengaplikasikan Global Manufacturing System (GMS), Wuling memastikan bahwa pabriknya berkompeten untuk mencapai efisiensi proses produksi dan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat bersaing di tingkat internasional.

Pabrik Wuling sudah didukung oleh empat fasilitas produksi yang terintegrasi dengan supplier park yang berada di dalam satu kawasan seluas 60 hektar.

“ Dengan sinergi kecanggihan teknologi pabrik, standar GMS, dan sumber daya manusia yang unggul, kami akan memperluas ekspor ke negara tujuan lainnya dan terus berkontribusi lebih untuk Indonesia,” ujar Xu Feiyun.(Sah)

Beri Komentar