Dream - Bagi wanita yang memiliki keluhan haid tidak teratur, sebaiknya jangan disepelekan. Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Subspesialis Fertility dan Hormon Reproduksi Ahli Bedah Laparoskopi, Kiel, Jerman, Dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG(K) mengkhawatirkan adanya gangguan seperti ovarium polikistik.
" Pasien ovarium polikistik atau PCO umumnya datang dengan keluhan haid yang tidak teratur atau sudah lama menikah tapi tidak kunjung hamil. Diagnosis PCO ditentukan berdasarkan ditemukannya dua dari tiga gejala klinis yaitu mens yang tidak teratur, tanda-tanda hiperandrogen (muncul bulu halus di beberapa tempat), dan gambaran indung telur yang polikistik pada pemeriksaan USG," kata Caroline kepada Dream.
Caroline mengatakan penyakit ini merupakan kondisi ketidakseimbangan hormonal yang menyebabkan sel telur tetap kecil, tidak ada yg berkembang menjadi sel telur besar dan matang untuk bisa dibuahi oleh sel sperma.
" Terapi hormon membutuhkan waktu berbulan-bulan, kadang bertahun-tahun, tergantung seberapa berat kondisi ketidakseimbangan hormonal yang terjadi, yang tentunya berbeda-beda pada setiap pasien PCO," kata Dokter yang berpraktek di Omni Hospital Pulomas ini.
Ketidakseimbangan hormon juga akan meningkatkan risiko obesitas dan kondisi hipertensi ( tekanan darah tinggi), hiperkolestrolemia (kolestrol tinggi), hipertrigliseridemia (trigliserida atau lemak darah tinggi) dan diabetes.
" Penderita PCO akan mengalami risiko sulit hamil dan meningkatkan kondisi hipertensi ( tekanan darah tinggi), hiperkolestrolemia (kolestrol tinggi), hipertrigliseridemia (trigliserida atau lemak darah tinggi) obesitas dan diabetes. Penyakit ini dapat ditangani dengan LOD dan FSH," kata Dr. Caroline.
LOD (Laparoscopy Ovarian Drilling) yaitu tindakan meminimalkan jumlah folikel menggunakan jarum panas pada operasi laparoskopi. Sementara FSH (Follicle Stimulating Hormone) adalah suntikan hormon perangsang folikel yang memacu pertumbuhan dan kematangan folikel atau sel telur dalam ovarium. Hal ini juga berpengaruh pada peningkatan hormon estrogen pada wanita.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu