Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Gadget jadi hal yang sangat sulit dilepaskan. Terutama bagi mereka yang bekerja secara online atau di dunia digital.
Saat memiliki waktu istirahat, rasanya 'tak rela' menaruh gadget begitu saja di meja. Selalu ingin menggenggam, baik untuk mengambil foto, video atau mengunggah sesuatu ke media sosial.
Tanpa disadari, penggunaan gadget berdampak buruk kondisi fisik dan psikologis.
Pemakaian gadget, terutama media sosial yang berlebihan dapat mengurangi aktivitas fisik, menyebabkan gangguan tidur serta stres. Bahkan menurut Vera Itabiliana, seorang psikolog, gadget seperti 'racun'.
© Shutterstock
Konten di dalamnya bisa berdampak buruk pada kesehatan psikologis. Terutama, konten media sosial yang tak diketahui kejelasannya.
" Toxic-nya dinilai dari seberapa jauh kita masukin konten ke hati dan pikiran. Kalau kepikiran berarti sudah nggak sehat," ujar Vera dalam sebuah acara di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa 30 Juli 2019.
Sayangnya, hal tersebut seringkali tidak disadari oleh banyak orang. Untuk menghindari penggunaan gadget berlebihan, kamu harus menyeimbangkan dunia offline dan online.
© MEN
" Harus ada orang lain yang mengingatkan. Kalau ada yang mulai terganggu dengan kebiasaan memakai gadget, berarti mulai berlebihan," ujar Vera.
Menurutnya, lihat kembali aktivitas harian. Mulai dari makan, tidur, bekerja hingga bersosialisasi. Jika kebanyakan aktivitas harian dihabiskan dengan bermain gadget, pertanda kamu harus taruh gadget kesayangan dan cari aktivitas lain.
Jangan sampai kamu sangat aktif di dunia online, tapi di kehidupan sebenarnya malah seperti kehilangan arah dan teman. Kuncinya adalah hidup secara seimbang.
Dream - Penggunaan gadget secara berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya, bisa menyebabkan obesitas karena kurangnya gerak tubuh.
Gadget juga disebut-sebut bisa merusak mental anak usia dini. Sebab, bila digunakan secara berlebihan, bisa membuat anak-anak sulit bersosialisasi. Tak heran saat ini mulai banyak orang tua yang membatasi penggunaan gadget pada anak mereka.
Tak hanya anak-anak, dampak buruk penggunaan gadget berlebih juga mengancam remaja. Gadget bisa menghambat aktivitas fisik yang berpengaruh pada pertumbuhan Prefrontal cortex, bagian kecil di otak depan.
© MEN
" Prefrontal cortex mulai berkembang saat remaja. Dan berperan dalam menentukan kemampuan kognitif, mengambil keputusan, bersosialisasi serta mengembangkan kepribadian," ungkap Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa 29 Januari 2019.
Supaya Prefrontal cortex bisa berkembang dengan baik, anak usia remaja memerlukan endorphin yang tidak bisa didapatkan ketika terlalu sering bermain gadget.
© MEN
Endorphin biasanya dihasilkan dari keseimbangan hormon kortisol, dopamine dan gen DCC (Deleted In Colon Cancer). Hormon kortisol berfungsi menekan stres, dopamine untuk mengontrol emosi dan gen DCC berpengaruh pada perkembangan mental.
" Jika dopamine terlalu tinggi, akan membuat orang jadi gila. Kalau terlalu rendah, menyebabkan parkinson. Sedangkan semakin tinggi gen DCC, pemicu kanker usus besar, akan berpengaruh pada perkembangan mental," tambah Sandi.
Keseimbangan hormon kortisol, dopamine, dan gen DCC, bisa diperoleh lewat aktivitas fisik dan pola hidup sehat.
" Saat beraktivitas, otak akan bekerja lebih optimal dan menghasilkan hormon tersebut. Jadi, perbanyak aktivitas fisik, seimbangkan dengan waktu istirahat dan jauhi narkoba," tutup Sandi.
Kandungan Surah An Naziat, Beserta Asbabun Nuzul dan Keutamaannya
Kumpulan Doa Khatam Quran dan Keistimewaan Jika Mengamalkannya
Dulu Bucin dan Sering Main ke Rumah, 5 Momen Kebersamaan Nissa Asyifa dan Alshad Ahmad
Sebut Pria Sekeluarga Jahat, Nissa Asyifa: Disiksa Fisik, Batin dan Mental
Pendaftaran Jakarta Mudik Gratis 2023 Dibuka! Ini Syarat dan Kota Tujuannya
Beda dari Hermes Biasanya, Sarwendah Punya Koleksi Versi Two Tone