Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Selama ini kita sering diingatkan untuk menjaga kesehatan jantung, tulang dan otak. Organ lainnya yang juga penting untuk dijaga kondisinya adalah paru-paru. Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang, mungkin kita baru menyadari kalau paru-paru bisa mengalami kerusakan dengan sangat mudah.
Paru-paru yang sehat juga penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Kondisinya yang prima akan sangat berdampak pada kemampuan tubuh dalam menghadapi virus dan bakteri berbahaya.
" Jika kebiasaan sehari-hari membahayakan paru-paru, seseorang bisa berisiko lebih besar terkena infeksi dan penyakit paru-paru," kata Patricia Finn, Ketua Departemen Kedokteran di Universitas Illinois di Chicago, dikutip dari Health.
Lalu bagaimana cara menjaga paru-paru dalam kondisi sehat?
Berhenti merokok
Merokok adalah penyebab utama kematian akibat kanker paru-paru dan faktor risiko utama untuk infeksi dan penyakit paru-paru. Termasuk jadi pemicu penyakit paru obstruktif kronik (PPOK, emfisema dan bronkitis kronis.
Merokok atau menghirup asap rokok akan mengotori sistem pembersihan paru-paru. Racun dan partikel penyebab kanker bersarang di saluran udara Anda dan di kantung udara kecil (disebut alveoli) yang memasok darah Anda dengan oksigen dan membuang karbon dioksida.
" Merokok menghancurkan beberapa lapisan indah yang kita miliki di paru-paru untuk melindunginya,” kata dr. Finn.
Mereka yang merokok juga sangat berisiko mengalami kondisi berat jika tertular Covid-19. Berhenti merokok dalam situasi sekarang merupakan keputusan yang sangat tepat.
Pneumonia sering berkembang sebagai komplikasi dari infeksi saluran pernapasan, terutama flu. Orang yang terjangkit COVID-19 dapat mengalami komplikasi paru-paru yang serius.
Strategi lain untuk mencegah penyebaran kuman penyebab infeksi paru-paru termasuk dan tinggal di rumah saat sakit atau menghindari kontak dekat dengan orang lain yang mengalami infeksi saluran pernapasan.
Siapa pun bisa terkena pneumonia, tetapi orang dewasa yang lebih tua, anak-anak, dan orang dengan penyakit kronis seperti asma sangat rentan. Begitu juga untuk COVID-19.
Sesuatu yang sederhana seperti vaksin dapat mencegah flu, dan cukup membantu menghindari berkembangnya pneumonia. Mereka yang berusia lanjut, memiliki penyakit pernapasan kronis, sangat dianjurkan untuk melakukan vaksinasi flu.
" Pertimbangkan untuk melakukan vaksin flu secara rutin, terutama jika pekerjaan termasuk berisiko," kata dr. Finn.
Tarik napas dalam-dalam
Lakukan latihan pernapasan juga dapat meningkatkan efisiensi paru-paru, menjaga kesehatan paru-paru, dan membantu penderita penyakit pernapasan untuk belajar bernapas lebih baik.
Cobalah bernapas dengan mengerutkan bibir: Tarik napas melalui hidung dan kemudian keluarkan perlahan melalui bibir yang mengerucut seperti meniup lilin. Buang napas harus dua hingga tiga kali lebih lama dari pada menghirup.
Bisa juga lakukan pernapasan perut. Caranya, berbaring, letakkan tangan di dada, dan tangan lainnya di bawah tulang rusuk. Perhatikan perut saat menarik napas melalui hidung. Kencangkan otot perut dan biarkan otot tersebut tenggelam ke dalam saat membuang napas melalui bibir yang mengerucut. Ini melatih diafragma agar lebih sehat.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Akibat menderita Covid-19 yang cukup parah, paru-paru gadis di Chicago, Amerika Serikat, terlihat penuh dengan lubang.
Untuk menyelamatkan nyawanya, dokter harus melakukan transplantasi paru-paru untuk gadis berusia sekitar 20 tahunan itu.
Ini kasus pertama di AS. Hanya beberapa penyintas Covid-19 di China dan Eropa, yang menerima transplantasi paru-paru.
Selama hampir dua bulan, gadis yang tak disebutkan namanya hanya mengandalkan ventilator dan mesin jantung-paru sebelum menjalani operasi transplantasi pada hari Jumat pekan lalu di Rumah Sakit Northwestern Memorial.
Dokter Ankit Bharat, yang melakukan operasi, mengatakan prosedur 10 jam itu cukup menantang karena virus telah meninggalkan banyak lubang pada paru-paru yang hampir menyatu ke dinding dadanya.
Gadis tersebut masih membutuhkan ventilator dan mesin jantung-paru seiring pemulihannya. Dokter mengatakan mengatakan peluangnya untuk hidup normal sangat baik.
" Kami mengantisipasi bahwa ia akan pulih sepenuhnya," kata Dr. Rade Tomic, direktur medis program transplantasi paru-paru rumah sakit.
Menurut dokter Bharat, pasien tersebut berasal dari North Carolina dan baru saja pindah ke Chicago untuk tinggal bersama pasangannya.
Dia sebelumnya dinyatakan cukup sehat tetapi kondisinya makin memburuk setelah dirawat di rumah sakit pada akhir April.
Dokter menunggu enam minggu, berharap sistem imun tubuhnya mengalahkan virus sebelum mempertimbangkan untuk melakukan transplantasi.
Donor paru-paru biasanya jarang dan pasien sering menunggu berminggu-minggu untuk transplantasi.
Namun gadis itu menjadi prioritas setelah kondisinya makin parah. Jantung, ginjal, dan hatinya mulai gagal berfungsi.
Paru-paru hanya menyumbang 7% dari hampir 40.000 transplantasi organ di AS tahun lalu.
Sumber: USA Today
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN