Ilustrasi Kamera Smartphone. (Foto: Pixabay)
Dream - Tidak peduli seberapa canggih lensa kamera, teknologinya hingga kini ternyata masih tidak sempurna.
Masalah yang dialami lensa lengkung selama bertahun-tahun adalah meskipun area tengah gambar yang dijepret terlihat jelas, tapi bagian tepinya tampak agak soft.
Namun, kekurangan yang menjadi masalah di dunia fotografi selama 2.000 tahun itu, mungkin akan segera hilang berkat temuan terbaru seorang ahli fisika Meksiko.
Menurut teori selama ini, lensa lengkung seharusnya dapat membiaskan semua cahaya yang melewatinya ke satu target, yang disebut titik fokus atau focal point. Tapi dalam kenyataannya tidak semudah itu.
Ada sedikit masalah dalam pembiasan cahaya saat melewati lensa lengkung. Termasuk munculnya ketidaksempurnaan dalam bentuk, seperti berbayang atau blur. Ini terutama berlaku bagi cahaya yang berada di dekat tepi lensa.
Efek yang menyebabkan ketidaksempurnaan bentuk ini disebut dengan aberasi atau penyimpangan bola yang menjadi masalah utama yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Pakar optika sekelas Isaac Newton saja tidak pernah bisa memecahkan masalah ini.
Bahkan, sejak ribuan tahun di zaman ahli matematika Yunani Diocles pun, masalah aberasi bola ini tak pernah berhasil diselesaikan.
Untuk mengatasi masalah ini, kita telah menempuh jalan panjang untuk meminimalkan efeknya.
Selain memperbaiki cara pembuatan lensa, kita juga sering menggunakan lensa tambahan untuk mengatasi masalah ini.
Sayangnya, ini adalah proses coba-coba yang panjang setiap kali mendesain lensa untuk aplikasi baru.
Tetapi semua itu akan berubah berkat fisikawan Meksiko Rafael G Gonzalez-Acuna, seorang mahasiswa doktoral di Tecnologico de Monterrey.
Setelah bekerja berbulan-bulan, dia akhirnya bisa menemukan persamaan rumus yang sangat rumit.
Persamaan rumus itu memungkinkan perhitungan spesifik untuk mengatasi masalah penyimpangan bola selama ribuan tahun di dunia optika.
Memang, persamaan yang dibuat Rafael tidak akan berguna bagi orang awam. Tapi bagi manufaktur lensa, persamaan yang ditemukan Rafael itu bagai sebuah oase di padang tandus.
Alih-alih melakukan proses uji coba setiap kali membuat lensa baru, mereka kini hanya perlu menghitung apa yang dibutuhkan untuk menghilangkan masalah aberasi bola tersebut.
Temuan Rafael ini tidak hanya berguna bagi para fotografer profesional, tapi juga produsen smartphone dengan kamera canggihnya, dan teleskop antariksa bagi para pakar astronomi.
(ism, Sumber: India Times)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib