Gempa Magnitudo 5,0 di Morowali Sempat Bikin Warga Lari ke Gunung

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 18 Juni 2020 10:30
Gempa Magnitudo 5,0 di Morowali Sempat Bikin Warga Lari ke Gunung
Masyarakat berusaha mencari tempat aman seperti bukit dan gunung sekitar.

Dream - Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, diguncang gempa dengan magnitudo 5,0 pada Rabu, 17 Juni 2020 sekitar pukul 18.10 WITA. Getaran kencang terasa di Desa Bahudopo. 

Sebagian warga berlarian ke gunung dan bukit terdekat untuk menyelamatkan diri. 

Salah satu warga, Roland, mengatakan sebagian tetangganya mengungsi ke tempat aman.

1 dari 7 halaman

Guncangan yang dirasakan cukup keras. Warga panik dan memutuskan menuju tempat aman untuk mengungsi. Menurut Roland, dampak gempa tersebut belum diketahui.

Gempa itu juga dirasakan hingga ke wilayah Kabupaten Morowali Utara.

Warga Desa Beteleme, Berdard, mengatakan getaran terasa cukup kuat. Warga berhamburan di jalan karena khawatir terkena dampak.

2 dari 7 halaman

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan pusat gempa di Morowali berada di titik  2.76 Lintang Selatan, 122.13 Bujur Timur. Tepatnya pada jarak 26 km arah tenggara Morowali dengan kedalaman 10 km.

Gempa terbesar pernah mengguncang Kota Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong pada 2018 dengan magnitudo 7,4. Bencana itu mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia tertimpa reruntuhan. Banyak bangunan hancur diterjang tsunami dan likuifaksi.

Hingga berita ini diturunkan belum ada laporan dari BPBD maupun polisi mengenai dampak kerusakan bangunan maupun korban akibat gempa di Morowali.

(Beq, Sumber: Liputan6.com)

3 dari 7 halaman

Teka-teki Rentetan Gempa Selat Sunda, Pulau Sumatra Bergerak Searah Jarum Jam

Dream - Baru-baru ini muncul fenomena menarik di wilayah Selat Sunda bagian selatan. Pada Minggu malam, 7 Juni 2020, muncul aktivitas gempa tektonik yang terjadi secara beruntun.

BMKG mencatat gempa pertama terjadi pada pukul 19.04 WIB dengan megnitudo 2,9. Selang 16 menit kemudian terjadi gempa dengan magnitudo 3,3.

Yang menarik dari kejadian ini adalah aktivitas gempa tersebut terus terjadi sambung menyambung dan memiliki magnitudo yang bervariasi.

4 dari 7 halaman

Kekuatan Gempa yang Bervariasi

Magnitudo gempa yang paling besar terjadi pada skala 3,9. Sementara yang paling kecil berada pada skala 2,9. Variasi ini membentuk gerombolan atau kluster episenter.

Uniknya lagi, kluster seismisitas ini terletak pada pusat gempa dengan magnitudo 5,0 yang terjadi pada hari Sabtu 11 April 2020.

Ketika dilakukan pendalaman terhadap lokasi sebaran episenter yang terkait dengan peta tektonik Selat Sunda, tampak bahwa rentetan aktivitas gempa ini berada pada jalur Sesar Semangko yang menuju ke laut.

5 dari 7 halaman

Pulau Sumatera Bergerak Searah Jarum Jam

Meski demikian struktur sesar di zona ini tampaknya sudah bukan lagi didominasi sistem sesar mendatar (strike slip fault).

Namun sudah berubah menjadi beberapa struktur sesar turun (normal fault). Hal ini karena adanya mekanisme pull-apart yang membentuk basin/graben Selat Sunda.

Graben Selat Sunda ini terbentuk karena adanya fenomena peregangan yang merupakan dampak dari bagian Pulau Sumatra yang bergerak searah jarum jam dengan menjadikan zona Selat Sunda sebagai porosnya.

6 dari 7 halaman

BMKG Terus Melakukan Pemantauan

Hingga Senin pagi kemarin (8 Juni 2020) BMKG mencatat ada 9 aktivitas gempa tektonik yang menggerombol di Selat Sunda. Saat ini BMKG masih terus memonitor fenomena kegempaan yang menarik ini.

BMKG masih perlu melihat lagi apakah fenomena kegempaan di Selat Sunda ini hanya sebatas gempa swarm biasa yang kemudian berakhir dengan sendirinya. Atau juga kemungkinan berlanjut sebagai gempa pendahuluan (foreshocks).

7 dari 7 halaman

Berharap Hanya Gempa Biasa

Apabila tidak ada aktivitas lagi, maka sangat kecil kemungkinan itu merupakan gempa pendahuluan.

Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, berharap aktivitas kebumian ini hanyalah gempa swarm biasa dan berakhir tanpa ada sesuatu yang tidak diharapkan.

Sumber: Instagram Daryono BMKG

Beri Komentar