Perundungan Seputar Fisik Perempuan Bisa Picu Bunuh Diri

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 30 Juli 2019 06:47
Perundungan Seputar Fisik Perempuan Bisa Picu Bunuh Diri
Diperkirakan lebih dari 45 juta perempuan di dunia mengalaminya.

Dream - Bullying atau perundungan seputar kondisi fisik di media sosial kerap dianggap hal yang biasa. Terutama pada selebritas, influencer atau yang memiliki banyak follower.

Perundungan juga kerap terjadi pada para beauty influencer. Padahal mereka sudah berpenampilan memukau di media sosial. Komentar pedas, menjatuhkan bahkan sampai menghina kerap mereka terima.

Ada saja yang dijadikan bahan bully oleh para perundung ini. Dari warna make up yang dianggap terlalu tebal dan norak, potongan rambut yang buruk dan sebagainya.

Permasalahan ini menjadi isu mainstream karena menurut penelitian lebih dari 45 juta perempuan di dunia mengalaminya.

1 dari 7 halaman

Social beauty bullying

Perilaku social beauty bullying kerap dilakukan oleh perempuan terhadap perempuan lain secara online. Mereka mengomentari penampilan seperti make-up, model rambutnya, fitur fisik, dan masih banyak lagi.

Perundungan

" Dampak dari tindakan ini juga dapat mengganggu kondisi mental pelaku dan korban. Untuk itu, seseorang harus menghargai dirinya sendiri agar dapat menghargai orang lain," kata Nurnan Abdat, M.Psi, seorang psikolog klinis, di Jakarta, 29 Juli 2019.

2 dari 7 halaman

Picu bunuh diri

Nurnan juga menegaskan dampak lain dari bullying yang terus-menerus di media sosial akan sangat menjatuhkan kepercayan diri seseorang. Mereka akan rentan mengalami depresi, putus asa, stres, serta tidak mampu mendapati sebuah tekanan.

Perundungan

" Hal itulah yang membuat korban jadi sangat depresi hingga memicu keinginan untuk bunuh diri," kata Nurnan

(Sah, Laporan Vika Novianti Umar)

3 dari 7 halaman

Di Jepang, Keluarga Bisa Asuransikan Anak dari Aksi Bullying

Dream – Kasus perundungan anak mendapatkan perhatian serius dari perusahaan asuransi di Jepang. Tak ingin berdiam diri menghadapi aksi bullying, sebuah perusahaan asuransi membuat aksi nyata.

Kisah Sedih Gadis Korban Perundungan yang Kenakan Rambut Palsu

Perusahaan ini mengeluarkan asuransi bagi keluarga yang anaknya menjadi korban bullying. Para korban akan mendapatkan biaya perlindungan untuk menutup biaya yang timbul akibat perundungan. 

Dikutip dari Next Shark, Selasa 28 Mei 2019, perusahaan asuransi itu bernama Yell. Para pemegang polis nantinya bisa mengajukan biaya perawatan atau biaya hukum jika keluarga ingin menuntut ke meja hijau.

4 dari 7 halaman

Konsultasi Hukum

Tak hanya biaya, Yell juga menawari klien dengan konsultasi hukum kalau orang tuanya berpikir anaknya dirundung di sekolah. Mereka bisa berbicara kepada pengacara untuk melihat kemungkinan jasa hukumnya gratis atau berbayar.

Selama masa konsultasi, klien atau orang tuanya akan menerima saran bagaimana cara mendokumentasikan dan mengumpulkan bukti perundungan.

Yell optimistis cara ini bisa merupakan langkah pertama melawan perundungan.

Yang tertarik dengan jasa ini harus membayar premi senilai 2.640 yen (Rp374.034) per bulan. Biaya ini juga termasuk biaya konsultasi hukum.(Sah)

5 dari 7 halaman

Anak Di-bully Karena Disebut Miskin, Jawaban Ayah Bikin Terharu

Dream - Anak kecil ibarat kertas putih. Di masa tumbuh kembang, mereka akan belajar apa yang terjadi di sekitarnya. Bimbingan yang tepat diperlukan agar anak tidak keliru dalam belajar.

Percakapan antara anak dan ayah dari Malaysia ini bisa menjadi inspirasi mengenai bagaimana menangkal pengaruh aksi perundungan (bully) yang marak di tengah kemajuan teknologi dan sosial media yang tak terbendung.

Anak Terpengaruh Bully-an, Jawaban Ayah Bikin Terharu

Sang ayah, Hafizul Hakim, menulis percakapannya dengan buah hatinya, Altamis, di akun Facebooknya. Dia mengawali ceritanya dengan pertanyaan yang dilontarkan si anak.

" Ayah, kita ini miskin ya?" tanya Altamis kepada Hakim, dikutip dari World of Buzz.

" Kenapa bertanya begitu?" ujar Hakim balik bertanya sembari tersenyum.

" Teman-teman bilang kalau naik motor, adik ini miskin," kata Altamis.

 

6 dari 7 halaman

Apa Itu Miskin?

Pertanyaan itu membuat hakim heran. Dia balik bertanya apa yang dipahami Altamis mengenai kata miskin.

" Emm. Mereka tidak cukup makan, tidur di kolong jembatan, tidak pernah mandi, dan pakaiannya compang-camping," kata Altamis.

" Jadi, kita miskin tidak?" kata Hakim kepada Altamis.

" Tidak. Adik makan banyak, adik punya tempat untuk tidur, adik selalu mandi dan bajuku tidak compang-camping," kata Altamis dengan semangat.

Setelah mendapat jawaban dari Altamis, Hakim memberikan penjelasan naik motor bukan berarti seseorang miskin. Bisa jadi, orang yang naik mobil itu lebih miskin.

" Kadang, orang naik mobil pun pusing karena sudah tiga bulan tidak bayar cicilan. Tunggu waktu mobilnya disita. Motor ayah sudah lunas lama," kata Hakim.

Lebih lanjut, Hakim mengatakan kepada anaknya dia tidaklah kaya. " Ayah masih harus bekerja keras untuk bayar rumah, beli pempers buat adik, beli makanan," kata dia.

" Ok, ayah. Paham," kata Altamis.

7 dari 7 halaman

Berikut Cerita Lengkapnya...

Beri Komentar