Tidak hanya mengganggu kesejahteraan mental, tetapi stress juga memengaruhi kesehatan fisik. Simak artikel ini untuk menggali efek stress pada tubuh, dari kinerja otak hingga kesehatan pencernaan.
Tidak hanya mengganggu kesejahteraan mental, tetapi stress juga memengaruhi kesehatan fisik. Simak artikel ini untuk menggali efek stress pada tubuh, dari kinerja otak hingga kesehatan pencernaan.
Stress tidak hanya berasal dari beban pikiran yang timbul akibat situasi dan kebutuhan yang dihadapi.
Selain itu, stress ternyata dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan fisik jika berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Sangatlah penting bagi kita untuk memperhatikan kesehatan baik jiwa maupun tubuh secara menyeluruh.
Pahami implikasi dari tekanan yang dapat memengaruhi tubuh, mulai dari kinerja otak hingga kesehatan pencernaan, seperti yang dikutip dari Health.com (27/2).
Stress adalah bentuk gangguan yang muncul baik secara emosional maupun fisik dalam diri seseorang ketika menghadapi situasi-situasi yang menantang atau menuntut.
Ketika seseorang mengalami stres, otaknya akan mengirimkan sinyal-sinyal baik secara kimia maupun melalui sistem saraf menuju kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal.
Kelenjar adrenal ini kemudian akan melepaskan berbagai hormon, seperti kortisol dan adrenalin.
Hormon-hormon seperti kortisol dan adrenalin tersebut akan meningkatkan fungsi-fungsi tubuh seperti pernapasan, detak jantung, tekanan darah, kadar gula darah, ketegangan otot, dan hal-hal lainnya.
Jika stress yang dialami berlanjut tanpa henti dan berlangsung selama berpekan-pekan, itu menunjukkan adanya stres kronis.
Ketika stres berlangsung dalam waktu yang lebih lama, tubuh akan terus-menerus dalam keadaan siaga dan waspada.
Ini dapat menghasilkan gejala psikologis dan fisik berikut ini.
Serangan Asma yang Kambuh
Stres dan perasaan emosional menjadi pemicu yang kuat bagi serangan asma yang kambuh.
Efek dari tekanan psikologis ini dapat termanifestasi dalam sistem pernapasan.
Keadaan ini dapat mengakibatkan ketegangan pada otot-otot dan peningkatan dalam frekuensi bernapas.
Lakukanlah teknik pernapasan dengan menghirup melalui hidung dan mengeluarkannya perlahan melalui mulut agar serangan asma tidak kambuh.
Kondisi Jantung yang Bermasalah
Tekanan darah cenderung meningkat seiring dengan berlanjutnya tingkat stres.
Hal ini disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah. Akibatnya, risiko terkena masalah jantung, seperti hipertensi, tingkat kolesterol yang tinggi, dan serangan jantung akan semakin meningkat.
Gangguan Pencernaan
Ketika seseorang mengalami stres, hormon yang dilepaskan dapat mengganggu proses pencernaan yang pada akhirnya dapat memicu berbagai masalah pencernaan.
Gangguan pencernaan yang mungkin muncul termasuk sembelit, diare, dispepsia, penurunan nafsu makan, mual, dan nyeri perut.
Rambut Rontok
Gangguan yang dikenal dengan trichotillomania, yang mengakibatkan seseorang secara berulang mencabut rambutnya, dapat dipicu oleh stres.
Penanganan untuk trichotillomania bisa meliputi pemberian obat-obatan, terapi perilaku kognitif, serta upaya untuk mengubah kebiasaan tersebut melalui kesadaran diri dan dukungan sosial.
Gula Darah Tinggi
Peningkatan kadar gula darah pada individu dengan diabetes tipe 2 dapat disebabkan oleh stres.
Saat mengalami stres, Anda mungkin mengalami peningkatan kadar gula darah.
Stres dapat memicu peningkatan hormon kortisol dan glukosa, serta meningkatkan resistensi insulin.
Stres juga berdampak pada aspek psikologis dan fisik lainnya, seperti peningkatan nafsu makan, kesulitan tidur, gangguan pada daya ingat, penuaan dini, penurunan gairah seksual, masalah kulit, permasalahan dalam kinerja pekerjaan, dan komplikasi selama kehamilan.
Stress bisa mempengaruhi pikiran dan fisik seseorang dengan beragam cara.
Di bawah ini adalah beberapa saran untuk mengelola tekanan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal