Shutterstock
Dream - Tenun dari Nusa Tenggara memiliki corak yang begitu khas dan indah. Untuk membuatnya, memakan waktu berbulan-bulan. Dibutuhkan keahlian khusus yang biasanya dipelajari turun temurun.
Biasanya, tenun ini dikenakan seperti kain atau disampirkan di pundak. Perancang busana, Oscar Lawalata atau kini akrab dengan nama Asha Smara Darra, mencoba untuk membuat tenun Nusa Tenggara jadi busana yang lebih elegan dan kekinian.
Bersama The Apurva Kempinski Bali, Asha mempersembahkan 24 busana pakaian ready to wear yang dipadukan dengan kain tenun dalam kampanye Unity in Diversity.
“ Ini bukan hanya sekedar fashion show. Bersama kampanye Unity in Diversity dari The Apurva Kempinski Bali, kami juga berusaha untuk menyatukan sisi budaya dan fashion, para pekerja UMKM, serta sisi kelanjutan dari kain tenun,” ujar Asha pada Virtual Discussuon Unity in Diversity, Senin 16 Mei 2022.
Bagi Asha, Nusa Tenggara adalah tempat yang sangat berkesan dalam perjalanan hidupnya.
“ Nusa Tenggara adalah tempat yang spesial untuk saya, karena disanalah awal dari perjalanan tekstil saya di Indonesia,” kata Asha.
Ia menambahkan bahwa Nusa Tenggara Timur merupakan perjalanan pertama melihat kain lebih dalam dan melihat Indonesia dari sisi lain.
“ Sebagai orang Indonesia kita bisa rasakan keindahan budaya dari sini. Perjalanan kami pun tidak mudah, memori ini indah untuk saya pada saat itu, alamnya pun indah sekali, saya punya perasaan yang khusus untuk Nusa Tenggara Timur,” kata Asha.
Asha tidak membuat desain yang rumit pada koleksi untuk Unity in Diversity ini. Ia ingin keindahan kain tenun terpancar dengan cutting yang sederhana.
“ Cutting nya dibuat simpel saja karena tenun dari keindahan kainnya sudah berbicara. jadi kita buat seperti outer luaran saja karena kita buat full dress pastinya jadi lebih berat. Jadi cutting yang simpel saja karena kita mau menampilkan kainnya,” ujar Asha.
Ketika melihat sebuah kain tenun, Asha mengaku inspirasinya dalam mendesain datang. Karena setiap pola kain tenun punya keunikan sendiri yang dapat dituangkan pada pola yang sesuai.
“ Untuk pola pakaian biasanya dilihat dari motifnya dulu, kain tenun itu yang bisa ngasih inspirasi peletakan dan polanya. Dan kita selalu biarkan kainnya yang tampil dan jadi highlight,” kata Asha.
Kebudayaan Indonesia memang begitu kaya, dan orisinalitasnya patut dikenal dunia. Sejalan dengan hal ini, Asha juga mengaku ingin mengangkat kain nusantara di mata dunia.
“ Kita terus ingin angkat budaya Indonesia di mata dunia, bukan cuma jadi negara cinderamata tapi juga di fashion yang luxury. Karena kainnya istimewa dan limited, treatment-nya pun juga istimewa,” ujar Asha.
Selain dari peragaan busana ini, tamu dari The Apurva Kempinski Bali juga dapat mengenal lebih dekat tentang seni tekstil Nusa Tenggara. Sebuah pameran yang bertajuk ‘100 Kain Nusa Tenggara’ turut meramaikan lobi hotel ini, dengan koleksi kain yang menunjukan ciri khas dari berbagai daerah di Nusa Tenggara.
Kain-kain ini berasal dari berbagai daerah seperti Alor, Timor, Flores, dan berbagai daerah lainnya. (mut)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN