Virus Nipah Ancaman Baru Asia: Ini Gejala, Masa Inkubasi, dan Pengobatannya

Reporter : Reni Novita Sari
Jumat, 29 Januari 2021 15:12
Virus Nipah Ancaman Baru Asia: Ini Gejala, Masa Inkubasi, dan Pengobatannya
Para ahli kesehatan di dunia khawatir dengan ancaman Virus Nipah sebagai pandemi berikutnya setelah covid-19

Dream - Para ahli kesehatan di dunia khawatir dengan ancaman Virus Nipah sebagai pandemi berikutnya setelah Covid1-9 yang masih belum berakhir. Mengutip situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia dari hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.

Tingkat kematian akibat virus nipah dilaporkan mencapai antara 40-75 persen dan sampai saat ini belum ada vaksinnya. Seorang ahli penyakit menular dari Thailand, Supaporn Wacharapluesadee, yang bekerja sebagai peneliti di Red Cross Emerging Infectious Disease-Health Science Centre, telah menganalisa banyak sampel spesies pada bulan Januari 2020 lalu, termasuk kelelawar.

Hasil penelitiannya menemukan kelelawar bisa mencari ancaman baru penyebaran virus Covid-19, seperti halnya Covid-19. 

Walau angka kematian akibat virus ini terlihat menyeramkan, kebanyakan dari yang terinfeksi dapat sembuh total. Beberapa di antaranya mengalami kondisi neurologis sisa ensefalitis akut, dan telah ada laporan beberapa kasus pasien yang terinfeksi kembali.

Untuk mengetahui lebih jauh, berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal virus Nipah yang dikutip dari berbagai sumber.

1 dari 5 halaman

1. Cara Penularan

Ilustrasi

Orang yang terinfeksi virus nipah, dapat memunculkan beragam penyakit melalui infeksi asimtomatik sampai ke penyakit pernapasan akut dan ensafalitis fatal. Pada hewan babi, bisa menimbulkan sakit parah dan menyebabkan kerugian ekonomi untuk peternak.

Virus nipah pertama kali ditemukan di kalangan peternak babi Malaysia tahun 1999. Pada 2001, wabah nipah ditemukan pula di Bangladesh dan teridentifikasi di India bagian timur. Wilayah lain yang berisiko dimasuki virus ini melalui migrasi kelelawar buah adalah Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand.

WHO melaporkan, infeksi virus nipah pada manusia kebanyakan akibat kontak langsung pada babi yang sakit, atau dari jaringan tubuh babi yang terkontaminasi. Selain itu, dapat pula penularan melalui sekresi babi.

Perkembangan selanjutnya, di Bangladesh dan India, pemicunya dari urine atau air liur kelelawar buah yang tubuhnya telah terkontaminasi virus nipah. Akibatnya, warga yang makan buah tersebut tertulari virus. Virus ini juga diketahui menular dari pasien ke keluarganya, hingga ke perawat pasien.

2 dari 5 halaman

2. Apakah Virus Nipah Mematikan?

Ilustrasi

Pada orang yang terinfeksi, Virus Nipah dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis atau radang otak fatal.

Orang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan juga sakit tenggorokan. Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk juga gangguan pernapasan akut. Ensefalitis dan kejang juga bisa terjadi pada kasus yang parah, dan berkembang menjadi koma dalam waktu 24 sampai dengan 48 jam.

Kebanyakan orang yang selamat dari ensefalitis akut akan sembuh total. Tetapi kondisi neurologis jangka panjang juga telah dilaporkan terjadi pada mereka yang telah selamat. Lalu, ada sejumlah kecil pasien yang sembuh kemudian kambuh atau kondisi ensefalitis onset muncul kembali. Sedangkan tingkat kematian akibat virus Nipah diperkirakan 40-75 persen.

3 dari 5 halaman

3. Masa Inkubasi

Ilustrasi

Masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) diyakini berkisar antara 4 hingga 14 hari. Namun, masa inkubasi yang lama hingga mencapai 45 hari juga telah dilaporkan.

4 dari 5 halaman

4. Bagaimana Gejala Awal Virus Nipah?

Ilustrasi

Biasanya, tanda atau gejala Virus Nipah muncul dalam 4-14 hari pasca terpapar virus tersebut. Tanda awalnya meliputi demam dan sakit kepala yang berlangsung selama 3 sampai dengan 14 hari. Dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), berikut ini tanda-tanda saat terinfeksi Virus Nipah.

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Sulit bernapas
  • Muntah

Tanda atau gejala Virus Nipah ini juga bisa saja muncul setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pasca terpapar. Fenomena ini disebut sebagai infeksi tidak aktif atau laten.

5 dari 5 halaman

5. Pengobatan

Ilustrasi

Untuk saat ini, belum ada obat atau vaksin untuk infeksi Virus Nipah. Namun, WHO telah mengidentifikasi Nipah sebagai penyakit prioritas untuk WHO Research and Development Blueprint. Walau memang angka kematian dari virus ini berkisar dari 40-75 persen, tetapi dapat bervariasi berdasarkan pengawasan dan manajemen klinis di daerah yang terdampak.

Mayoritas yang terinfeksi sembuh total, meski beberapa mengalami kondisi neurologis sisa ensefalitis yang akut.  Bagi pasien yang terinfeksi, perawatan suportif secara intensif direkomendasikan untuk mengobati komplikasi pernapasan dan neurologis yang parah.

Demikian penjelasan terkait Virus Nipah yang menjadi ancaman manusia dan dikhawatirkan menimbulkan pandemi baru di masa yang akan datang. 

 

 

Sumber : Liputan6

Beri Komentar