Arkeolog Terharu Saat Lihat Jasad Bocah Membatu Kota Pompeii

Reporter : Puri Yuanita
Rabu, 27 Januari 2016 08:02
Arkeolog Terharu Saat Lihat Jasad Bocah Membatu Kota Pompeii
Usianya ditaksir baru 4 tahun kala letusan dahsyat Pompeii terjadi. Dari posisinya, si bocah seolah tengah berusaha menggapai ibunya.

Dream - Gunung Vesuvius di Yunani mulai 'batuk-batuk' pada tahun 79 Sebelum Masehi. Gunung berapi ini sedang gelisah. Tetapi sebagian besar warga kota Pompeii di bawahnya belum sadar dan masih tenang-tenang saja. Mereka enggan meninggalkan rumah.

Namun, ketika gunung tersebut akhirnya meletus pada bulan November 79 Masehi, kota beserta sebagian besar penduduknya tewas terpanggang oleh semburan gas dan abu yang sangat panas.

Perkiraan jumlah korban bervariasi, tetapi di perkirakan antara 10.000 dan 25.000 nyawa tewas sia-sia dalam peristiwa tersebut.

Seiring berlalunya waktu, warga Pompeii yang tewas membatu dengan tubuh terbungkus abu vulkanik yang mengeras. Posisi tubuh mereka yang tewas menggambarkan kengerian saat abu dan gas panas menutupi kota Pompeii.

Banyak yang ditemukan berkerumun di gudang dan dermaga pelabuhan. Mereka seperti putus asa mencari sisa-sisa kapal yang akan menyelamatkan mereka.

Sementara yang lainnya, yang tak sempat ke dermaga, ditemukan meringkuk di tempat-tempat umum dan rumah-rumah mereka.

Salah satu korban tragedi 2000 tahun yang lalu itu adalah seorang bocah berusia empat tahun. Tubuhnya baru ditemukan oleh arkeolog.

Saat ditemukan, posisi tubuh bocah itu seperti sedang memeluk seseorang yang kemungkinan adalah ibunya. Di sebelahnya, tubuh saudara dan ayahnya yang mengeras karena tertutup abu vulkanik juga ditemukan dalam posisi tergeletak di atas tanah.

Jasad mereka ditemukan dalam rumah yang disebut House of the Golden Bracelet. Arkeolog memperkirakan rumah tersebut adalah salah satu rumah mewah di Pompeii. Sebagian arkeolog menduga keluarga anak itu adalah pemiliknya.

Di zamannya, rumah tersebut diduga sangat indah. Selain lukisan dinding, rumah ini dihias dengan patung-patung terbuat dari perunggu dan batu. Tidak hanya itu, House of the Golden Bracelet juga memiliki sebuah taman besar. Taman tersebut memiliki pemandangan laut yang spektakuler di dekatnya.

Kematian yang dialami keluarga bocah itu tampaknya terjadi seketika. Suhu awan dan batu-batu vulkanik yang melanda Pompeii diperkirakan mencapai 300 derajat Celcius. Suhu setinggi itu mampu mengeraskan bahan organik menjadi semacam karbon dalam sesaat.

Tugas menjaga dan memulihkan tubuh-tubuh korban letusan Gunung Vesuvius menjadi pengalaman emosional bagi staf museum.

" Meskipun terjadi 2000 tahun yang lalu, korbannya adalah satu keluarga. Ini arkeologi kemanusiaan, bukan hanya sekadar arkeologi," kata Stefania Giudice, pengurus Museum Arkeologi Nasional Naples.

" Pekerjaan menangani jasad membatu ini sangat mengharukan, apalagi saat kami menempelkan plester," kata Giudice.

Sisa-sisa jasad keluarga tersebut dan 82 jasad lainnya menjadi pusat pameran baru di Museum Amphitheatre Pompeii yang selalu buka pada akhir pekan.

(Sumber: news.com.au)

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More