Tim Pencarian Korban Sriwijaya AI SJ-182/ Foto: Instagram Basarnas
Dream - Tim Basarnas bekerja keras untuk menemukan bangkai pesawat Sriwijaya AI SJ-182 yang jatuh pada 9 Januari 2021 Sabtu kemarin. Pada hari ini, Minggu 10 Januari, sejumlah serpihan pesawat, barang penumpang hingga potongan tubuh di perairan Kepulauan Seribu mulai ditemukan.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Operasi (Dirops) Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman, saat memberikan keterangan persnya yang disiarkan langsung di Instagram Basarnas, 10 Januari 2021.
" Siang ini kita kembali menerima barang bukti dari anggota tim yang telah bekerja untuk mendapatkan pencarian dan pertolongan terhadap pesawat Sriwijaya," ungkap Brigjen Rasman.
Dalam keterangannya, sudah ada 5 kantong potongan tubuh yang ditemukan. Nantinya potongan tubuh tersebut diserahkan ke tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk diidentifikasi lebih lanjut.
" Dari LKP telah menyerahkan kepada kami berupa tiga kantong serpihan pesawat, kemudian 5 kantong adalah potongan manusia dan selanjutnya dari barang bukti ini saya akan menyerahkan kepada DVI dan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), untuk dilaksanakan penyelidikan atau pemeriksaan," kata Brigjen Rasman.
Kantong yang berisi potongan tubuh tersebut selanjurkan akan dibawa ke Pos Mortem di RS Polri untuk proses labelling dan identifikasi. Sriwijaya AI SJ-182 yang merupakan jenis Boeing 737-500 hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Dream - Pesawat komersial Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dikabarkan hilang kontak, pada Sabtu, 9 Januari 2020. Pesawat tersebut kemudian dinyatakan jatuh dan diperkirakan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Basarnas memperkirakan lokasi jatuhnya pesawat tersebut punya kedalaman 20-23 meter. Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB.
" Pada pukul 14.37 WIB masih berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dirangkum dari Merdeka.com, berikut sejumlah fakta di balik tragedi jatuhnya pesawt Sriwijaya Air SJ-182.
Dirut Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena memastikan pesawat tujuan Jakarta-Pontianak yang sempat hilang kontak dan jatuh dalam kondisi baik. Pasalnya pesawat tersebut sudah melakukan beberapa perjalanan.
" Kalau kondisi pesawat dalam keadaan sehat, sebelumnya pulang pergi ke pontianak dan harusnya tidak ada masalah. Semuanya lancar," katanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu 9 Januari 2021.
Dia memastikan, keterlambatan keberangkatan Sriwijaya Air SJ182 selama 30 menit bukan karena kendala mesin. Delay terjadi akibat hujan deras." Delay akibat hujan deras," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengungkapkan pesawat yang diberangkatkan dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut berusia sekitar 25 hingga 26 tahun. Namun, dia memastikan usia pesawat tidak berpengaruh dalam penerbangan.
" Berapa umur pesawat jenis pesawatnya umur pesawat dibuat tahun 1994 kurang lebih 25-26 tahun jadi berapa pun umurnya dirawat sesuai regulasi yang berlaku harusnya tidak ada masalah," tutupnya.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyampaikan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai pesawat Sriwijaya Air yang jatuh setelah hilang kontak pukul 14.40 WIB pada Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat tersebut membawa penumpang tujuan Jakarta ke Pontianak.
" Bapak Presiden pada pukul 17.30 memberikan arahan untuk memaksimalkan pencarian," kata Menhub Budi dalam konferensi pers melalui Zoom pada Sabtu 9 Januari 2021.
Arahan tersebut ditindaklanjuti dengan mengerahkan kapal Basarnas, termasuk 3 kapal karet dan 3 sea reader.
Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, memastikan telah menginstruksikan kepada semua maskapai lain untuk dapat saling membantu segala kebutuhan yang diperlukan.
" Kita sudah mengimbau kepada anggota maskapai lain untuk memberikan bantuan jika diperlukan," ujar dia mengakhiri.
Dia pun menyampaikan turut prihatin atas hilangnya kontak pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan call sign SJY 182 pada Sabtu, 9 Januari 2021.
" Kita ikut prihatin atas hilang kontak pesawat Sriwijaya Air," ujar dia kepada Merdeka.com.
Mengutip berbagai sumber, pesawat tipe tersebut terakhir kali kecelakaan pada 17 November 2013. Pesawat milik Tatarstan Airlines itu jatuh d Kazan, Rusia. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 50 tewas.
Kecelakaan selanjutnya ialah pada 14 September 2008. Penerbangan milik Aeroflot jatuh di Perm. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 88 tewas.
Sementara, kecelakaan pesawat Boing 737 secara umum terjadi paling banyak akibat salah navigasi. Yakni sebanyak 108 kasus dengan korban jiwa sebesar 2.802.
Mengutip cuitan @flightradar24,pesawat Sriwijaya Air yang tengah hilang kontak dikabarkan pertama kali beroperasi pada Mei 1994. Atau saat ini berusia 26 tahun. (mut)
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR