Pengabdian Guru Hijaber Ajar Anak Asmat Sendirian

Reporter : Ahmad Baiquni
Minggu, 2 Oktober 2016 18:02
Pengabdian Guru Hijaber Ajar Anak Asmat Sendirian
Siti Habiba, guru berhijab ini ikhlas mengajar anak-anak Asmat baca tulis tanpa memungut biaya sepeserpun.

Dream - Pendidikan merupakan hak dasar setiap manusia. Tidak peduli seseorang memiliki latar belakang apapun. Prinsip itu dipegang betul oleh Siti Habiba.

Berbekal pengetahuan yang didapat di bangku pendidikan formal hingga sarjana, hijaber ini mengabdikan diri menjadi pengajar anak-anak Suku Asmat. Yang mengagumkan, dia tanpa memungut biaya sepeser pun.

Kisah kehebatan Siti diabadikan oleh pemilik akun Facebook Floribertus Rahardi. Dia mengisahkan pengalamannya bertemu dengan sosok Siti yang berjiwa sangat mulia itu.

" Namanya Siti Habiba, S1 Universitas Musamus, Merauke. Ia juga Dan 1 Karateka Gabdian Shitoryukai," tulis Rahardi di akun Facebook miliknya, diakses pada Jumat, 30 September 2016.

Rahardi mengatakan, Siti tinggal bersama suami dan dua anaknya di Perumahan Weda Permai, Merauke. Perumahan itu dekat dengan Kampung Asmat Sungai Weda.

 

1 dari 1 halaman

Alasan Tak Sekolah Bikin Kaget

Alasan Tak Sekolah Bikin Kaget © Dream

Anak-anak Asmat itu tidak ada yang bersekolah. Ini lantaran mereka tidak punya akta kelahiran, yang membuat tidak ada satupun sekolah mau menampung mereka.

" Bu Siti, atas inisiatif pribadi, mengundang anak-anak itu untuk diajari membaca, menulis dan berhitung di rumahnya yang sempit," tulis Rahardi.

Anak-anak itu begitu bersemangat belajar bersama Siti. Tetapi, Siti kewalahan lantaran dia harus mengajar 113 anak sendirian.

" Karena kewalahan, ia sekalian mundur dari pekerjaannya sebagai guru olahraga di sebuah SMA," tulis Rahardi.

Seluruh anak Asmat yang dia ajari membaca dan menulis beragama Kristen. Siti tidak mempermasalahkan hal itu dan tetap mengajar anak-anak itu dengan penuh keikhlasan.

Anak-anak itu kerap disuruh datang ke gereja untuk sekolah Minggu. Tidak satupun dari mereka mau lantaran letak gereja yang sangat jauh.

" Bu Siti berinisiatif menawarkan rumahnya, yang sudah menjadi sekolah mereka, untuk menjadi lokasi sekolah minggu. Orangtua anak-anak dan guru sekolah minggu setuju. Maka, anak-anak itu kemudian berkumpul di rumah Bu Siti, untuk bersekolah minggu," tulis Rahardi.

Siti merupakan satu dari sekian banyak sosok Muslim yang mengabdi pada kemanusiaan. Meski berbeda keyakinan, Siti tetap mengajari anak-anak itu membaca dan menulis.

 

Beri Komentar