Hercules C-130
Dream - Pesawat Hercules C-130B nomor register A1310 jatuh di kawasan pemukiman warga di Medan pada Selasa, 30 Juni 2015. Pesawat ini jatuh dalam misi penerbangan angkutan udara militer.
Pesawat ini memiliki rekam jejak cukup panjang dalam mewarnai sejarah Republik ini. Dibuat tahun 1964 oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Lockhead Martin Corporation, pesawat ini merupakan pengembangan kedua dari prototipe YC-130.
Prototipe yang sama sebelumnya telah melahirkan C-130A. Pesawat ini hanya digunakan oleh militer Amerika Serikat untuk mengangkut logistik. Tetapi, sepak terjangnya begitu terkenal di penjuru dunia.
Mendengar kabar itu, para tokoh AURI berpendapat Indonesia layak memiliki pesawat jenis itu. Mengingat kondisi geografis dan kebutuhan pembangunan antardaerah harus secepatnya terpenuhi, maka pemerintah Indonesia melalui presiden Soekarno mencoba melobi Amerika agar membolehkan pesawat ini digunakan di Indonesia.
Alhasil, 10 unit pesawat C-130B keluar dari pabrik untuk memperkuat angkatan udara Indonesia. Indonesia kemudian tercatat sebagai pengguna pertama pesawat Hercules di luar Angkatan Udara Amerika Serikat.
Kedatangan pesawat dikendarai sendiri oleh Mayor Udara S. Tjokroadiredjo (Captain Pilot), dan Kapten Udara Pribadi (C0-pilot). Keduanya menempuh jarak 13.000 mil, jarak terpanjang yang pernah dilalui angkatan udara dari negara manapun. Mereka terbang dari pabrik Lockheed Martin di AS dan mendarat di Bandara Kemayoran, Jakarta, dengan selamat.
Dua dari 10 unit Hercules yang dibeli Indonesia merupakan jenis tangker. Pesawat ini bertugas sebagai stasiun pengisian bahan bakar pesawat tatkala mengudara dan kala itu menjadi lompatan teknologi di dunia penerbangan.
Ternyata, pengadaan pesawat ini disertai pandangan futuristik dari para petinggi AURI. Mereka sudah memikirkan adanya kekuatan pengamanan udara yang terdiri dari sejumlah pesawat tempur. Hercules merupakan projek rintisan untuk menyiapkan kekuatan yang lebih besar lagi.
Seiring perjalanan sejarah Republik ini, Hercules C-130B turut andil dalam sejumlah operasi militer. Pesawat ini terlibat dalam Operasi Trikora, Operasi Dwikora, serta Operasi Seroja.
Selain peperangan, pesawat ini juga berjasa dalam sejumlah operasi kemanusiaan baik di dalam maupun di luar negeri. Pesawat ini menjadi andalan ketika pengiriman logistik ke sejumlah lokasi bencana alam seperti tsunami Aceh dan Sumatera Utara, gempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah, banjir bandang Wasior, letusan Gunung Merapi Yogyakarta, jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, serta operasi rekayasa cuaca.
Sumber: garudamiliter.blogspot.com
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!