Ini Sebabnya Burung Beo Bisa Meniru Suara Manusia

Reporter : Sandy Mahaputra
Senin, 29 Juni 2015 09:30
Ini Sebabnya Burung Beo Bisa Meniru Suara Manusia
Peneliti mengklaim telah berhasil mengungkap perbedaan mendasar struktur otak burung beo dari burung lainnya

Dream - Beo dikenal sebagai burung paling pandai menirukan suara, baik suara manusia atau suara lainnya.

Selama lebih dari 34 tahun, para peneliti berusaha mengungkap misteri mengapa burung beo bisa menirukan suara dengan baik, seperti apa struktur otak yang dimilikinya, dan mengapa burung beo lebih pintar dari jenis lainnya.

Selama ini, para peneliti hanya menemukan adanya perbedaan ukuran pada bagian otak tertentu. Namun tidak ada penjelasan lebih jauh yang muncul ke permukaan.

Namun tim ilmuwan dari Duke University mengklaim telah berhasil mengungkap perbedaan mendasar struktur otak burung beo dari burung lainnya, yang menjelaskan kemampuan menirukan suara yang tak tertandingi dari spesies burung tersebut.

" Temuan ini membuka jalan besar bagi penelitian burung beo. Tentang bagaimana memahami beo memproses informasi yang diperlukan untuk meniru suara dan mekanisme apa yang mendasari burung ini meniru suara manusia," kata Mukta Chakraborty, peneliti di laboratorium Erich Jarvis, seorang profesor neurobiologi di Duke University dikutip Dream dari laman Sciencedaily.com, Senin 29 Juni 2015.

Dengan meneliti pola ekspresi gen, penelitian terbaru tim Duke University menemukan bahwa struktur otak burung beo berbeda dengan sturuktur otak burung kebanyakan yang juga memiliki kemampuan 'menyanyi' (vocal learning), seperti kolibri (hummingbird) dan burung berkicau lainnya.

Selain memiliki bagian otak yang disebut core, di dalam struktur otak burung beo juga terdapat bagian yang disebut shells atau cincin luar.

Pada burung beo yang pintar meniru suara manusia, bagian otak yang disebut shells ukurannya lebih besar. Kedua bagian otak tersebut saling bekerja sama dalam membantu burung beo mempelajari dan menirukan suara manusia.

Sebelumnya, peneliti hanya menggunakan spesies burung parkit yang merupakan keluarga burung beo untuk diteliti struktur otaknya. Namun kini, peneliti menggunakan delapan otak spesies burung beo yang merupakan sumbangan dari para peneliti Denmark dan Belanda.

Kedelapan spesies tersebut terdiri dari conure, cockatiel, lovebird, macaw biru-emas, dua spesies beo Amazon, burung kea dan beo abu-abu Afrika.

Peneliti kemudian membandingkan penanda gen spesifik yang diketahui memiliki aktivitas khusus terkait olah suara di otak manusia dan burung berkicau.

Setelah membandingkan ekspresi pola gen pada seluruh otak spesies burung beo, termasuk terhadap moyang burung beo yakni burung kea dari Selandia Baru, peneliti menemukan bahwa populasi neuron di dalam shells kemungkinan telah meningkat sejak 29 juta tahun yang lalu.

Sebelumnya, peneliti menganggap area di sekitar shells sebagai bagian yang terpisah dan tidak memiliki pengaruh terhadap kemampuan vokal burung beo.

Namun peneliti Steven Brauth dari University of Maryland bekerja sama dengan Jarvis dan Sarah Durand dari Duke University, menemukan bahwa area di sekitar core, termasuk shells, merupakan struktur besar yang memengaruhi kemampuan mengingat dan menduplikasikan suara pada burung beo.

Pada sebagian burung beo, struktur otak yang mengatur kemampuan vokal terselip di antara struktur otak yang mengatur pergerakan. Itulah mengapa, selain bisa meniru suara, sebagian beo punya kemampuan untuk menari.

Beri Komentar