Thomas Djamaluddin (kanan) Saat Bertemu Dengan Komunitas Bumi Datar (Sumber: Tdjamaluddin.wordpress.com)
Dream - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin bertemu dengan empat orang dari Komunitas Flat Earth (bumi datar). Dalam pertemuan yang diunggah di blog pribadinya tersebut, Djamaluddin menjawab pertanyaan para penggemar dunia datar mengenai perhitungan gerhana matahari, satelit, dan benda antariksa lainnya.
Di bagian awal video diskusi yang diunggah akhir Desember 2016 tersebut, Djamaluddin tampak menjelaskan mengenai kedudukan matahari dan bumi pasca heliosentris.
Dia juga menjelaskan bagaimana kedudukan Bumi yang mengelilingi matahari dan kecepatan berrevolusi.
Saat ditanya mengenai rumus dan prediksi total gerhana matahari dari 2016 hingga 2100 Djamaluddin memberi rujukan. Dia menampilkan karya ilmiah berjudul The 2016-2100 total solar eclipse prediction by using Meeus Alogarithm implemented on MATLAB yang ditulis oleh dua mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Asih Melati dan S. Hodijah.
Karya ilmiah tersebut menjelaskan simulasi alogaritma Meeus dengan aplikasi MATLAB yang dibandingkan dengan aplikasi perhitungan gerhana matahari milik lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA.
© Dream
Jawaban-jawaban Djamaluddin mengenai dongeng bumi datar sebelumnya pernah dimuat di laman blog pribadinya. Dia memaparkan sejumlah bantahan mengenai konspirasi dan adanya kubah langit. Dia pun membantah adanya kubah langit yang dipercaya menyelimuti bumi yang berbentuk datar.
" Satelit diluncurkan sampai ketinggian lebih dari 400 km, misalnya satelit LAPAN A2 diorbitkan pada ketinggian 650 km. Tidak ada kubah langit," ucap dia.
Untuk membuktikan benda-benda yang diluncurkan dari bumi tak menabrak kubah langit, Djamaluddin menampilkan video peluncuran satelit LAPAN A2 dengan roket India. Dia pun memberi penjelasan adanya penggunaan satelit di era modern.
" Penggunaan satelit untuk siaran TV dan komunikasi, data perbankan untuk ATM menjadi bukti pemanfaatan satelit yang langsung dirasakan masyarakat. Kalau diperlukan pembuktian langsung, silakan berkunjung ke Pusat Teknologi Satelit, LAPAN di Bogor. Di situlah dikendalikan satelit milik LAPAN," ucap dia.
Untuk jawaban Djamaluddin selengkapnya, Anda bisa membaca tautan ini.
© Dream
Berikut video diskusi mereka
© Dream
Ini penjelasan Thomas soal ruang angkasa dan bumi
Advertisement
Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya


Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada