Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Tukang servis peralatan elektronik, Muhammad Al Zahra atau Joya, dihakimi massa dan dibakar hidup-hidup hingga meninggal dunia di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa 1 Agustus 2017. Dia dituduh telah mencuri amplifier musala.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan, sebelum kejadian itu, Joya terlebih dulu melakukan sholat Ashar di musala tersebut bersama saksi berinisal R. Saat itu kondisi musala dalam keadaan sepi.
" Jadi yang bersangkutan (Joya) ini pada sholat Ashar itu dia ikut sholat di situ, kemudian bersama dengan saksi R ada di situ. Kemudian setelah sholat Ashar situasi sepi," kata Argo saat dikonfirmasi, Selasa 8 Agustus 2017.
Setelah jemaah sholat Ashar bubar, R melihat amplifier di musala hilang dan mencurigai kalau Joya telah mengambilnya. Kemudian dibantu warga, R berusaha mencari Joya.
" Jadi Joya ini menghilang, makanya saksi R ini setelah sholat Ashar dia mencari dengan warga," ucap Argo.
R dan warga, lanjut Argo, kemudian menemukan Joya di pasar murah dengan menemukan barang bukti. Tanpa berpikir panjang, Joya kemudian dihakimi massa.
" Ditemukan yang bersangkutan itu ada di pasar murah itu dengan barang buktinya. Karena dengan spontan dia melakukan penganiayaan," beber Argo.
Polisi telah menetapkan dua tersangka yakni NHM dan SH. " Untuk kasus pembakaran ini dari Polres Bekasi sudah memeriksa 8 saksi lebih, dan 2 saksi sudah jadi tersangka, atas nama NMH, wiraswasta dan SH, security di Bekasi, sudah kami nyatakan sebagai tersangka," ujar Argo.
Itulah kronologi yang disampaikan polisi. Sebelumnya, istri Joy, Siti Zubaidah, yakin suaminya bukanlah pencuri. Kepada merdeka.com, dia menyatakan suaminya tak melakukan perbuatan yang dituduhkan itu.
" Saya yakin kalau suami saya tidak melakukan pencurian. Saya enggak percaya atas tuduhan itu," kata Zubaidah kepada merdeka.com, Kamis 3 Agustus 2017.
Menurut dia, suaminya merupakan teknisi elektronik. Biasanya memperbaiki pengeras suara, seperti toa yang rusak, sound sistem, televisi dan lainnya.
" Saya pasrah dengan kejadian ini," katanya.
Zubaidah mengaku sudah diperiksa polisi di Polsek Babelan. Dalam pemeriksaan itu, penyidik menanyakan seputar profesi dan keperluan pergi dari rumah.
" Saya di sana diminta tanda tangan, enggak tahu apa isi berkas yang saya tanda tangani," katanya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia