KH Maimoen Zubari, Karib Disapa Mbak Moen, Meninggal Dunia Di Arab Saudi
Dream - Cuaca di Mekah, Arab Saudi di hari meninggalnya KH Maimoen Zubair berbeda dari biasanya. Cuaca Kota Suci pada Selasa, 6 Agustus 2019 kemarin tidak sepanas biasanya dan cenderung sejuk.
Akun Instagram @nahdlatululama mengunggah beberapa video menggambarkan suasana Mekah kemarin. Langit Mekah terlihat begitu teduh ditutupi awan.
Suhu udara di kota itu juga tidak terlalu panas. Padahal, biasanya Mekah sangat panas dengan sinar matahari yang menyengat.
Bahkan dikabarkan saat Subuh ketika Mbah Moen meninggal, Mekah diguyur gerimis. Suasana ini sangat jarang terjadi di Mekah.
Mbah Moen meninggal pukul 04.17 waktu Mekah. Jenazah Mbah Moen kemudian dibawa ke RS An Noer untuk proses administrasi.
Ribuan jemaah haji berdatangan ke RS An Noer. Mereka menunggu proses administrasi selesai untuk kemudian bersama-sama mengantarkan jenazah Mbah Moen disemayamkan di Kantor Haji Daerah Kerja Mekah.
Menjelang Dzuhur, jenazah Mbah Moen diantarkan ke Masjidil Haram untuk disholatkan. Imam Masjidil Haram memimpin sendiri proses talqin dan penyolatan jenazah Mbah Moen.
Ulama sepuh tersebut lalu diantarkan ribuan jemaah haji Indonesia ke pemakaman Ma'la. Di sana, Mbah Moen dimakamkan, satu lokasi dengan makam istri Rasulullah Muhammad SAW, Khodijah.
Dream - Presiden Joko Widodo mengaku sangat kehilangan sosok KH Maimoen Zubair. Bagi Jokowi, ulama sepuh yang biasa disapa Mbah Moen tersebut meninggalkan banyak kesan.
Selama menjabat sebagai presiden, Jokowi mengaku memiliki banyak kenangan bersama Mbah Moen.
Jokowi mengaku sudah dua kali berkunjung ke kediaman Mbah Moen di Rembang, Jawa Tengah selama menjadi presiden. Setiap kali berkunjung, Jokowi selalu diundang Mbah Moen masuk kamar.
Dia juga mengingat betul saat-saat diajak sholat jemaah oleh Mbah Moen. Kala itu, Mbah Moen selalu bertindak sebagai imam sholat.
" Dan terakhir waktu itu saya dengan Mbah Maimoen juga sholat jemaah Maghrib di kamarnya beliau, beliau imami sendiri," kata Jokowi, dikutip dari Setkab.go.id.
Tak hanya itu, Mbah Moen juga meninggalkan banyak pesan kepada Jokowi. Bahkan Sang Pemimpin Negara juga dihadiahi serban saat kampanye Pilpres April lalu.
Mbah Moen meninggal di sela aktivitas menjalankan ibadah haji di Mekah Al Mukarromah, Arab Saudi, pada Selasa subuh waktu setempat. Mustahsyar PBNU ini dimakamkan di Mekah sesuai keputusan keluarga.
Dream - KH Maimoen Zubair dikenal banyak orang sebagai ulama yang kharismatik. Ulama sepuh yang meninggal dunia subuh tadi, Selasa, 6 Agustus 2019, punya penguasaan keilmuan yang sangat mumpuni.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud, menggambarkan Mbah Moen ibarat kitab berjalan. Kepakaran ilmu agama Mbah Moen kerap menjadi rujukan mengenai segala sesuatu terkait Islam dan kebangsaan.
" Beliau itu sosok seperti kitab hidup yang berjalan," ujar Marsudi saat dihubungi Dream, Selasa 6 Agustus 2019.
Kesan itu sangat melekat karena Mbah Moen selalu berusaha memberikan solusi atas masalah setiap orang yang datang bersowan. Kebaikan itulah yang membuat banyak jemaahnya tidak segan mengutarakan persoalannya agar dicarikan jalan keluar oleh Mbah Moen, minimal wejangan.
" Kalau lagi mumet (pusing) itu kita, ini lagi persoalan kayak gini itu beliau memberikan solusi sekaligus memberikan referensi-referensinya," ucap Marsudi.
Lebih lanjut, Marsudi mengatakan keluarga besar PBNU saat ini tengah berduka cita atas meninggalnya Mbah Moen.
" PBNU merasa kehilangan atas meninggalnya beliau, karena beliau itu satu-satunya sesepuh jembar (lapang) pikirannya dan juga jembar dadanya," kata dia.
Dream - Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kabar duka datang dari Mekah. Tanah Suci. Kiai Haji Maimoen Zubair wafat pada Selasa Pon 5 Dzulhijjah 1440 H. Tepat 6 Agustus 2019.
Indonesia berduka. Ucapan duka cita datang dari segala penjuru. Doa dilambungkan untuk kiai sepuh itu. Ratusan orang pun mengantar jenazah pengasuh Ponpes Sarang, Rembang, Jawa Tengah, tersebut. Mbah Moen dimakamkan di Mekah.
Wafat di Mekah pada hari Selasa merupakan keinginan Mbah Moen. Keinginan itu terucap saat membahas Kitab Tanbuhul Mughtarin pada Ramadan lalu.
Mbah Moen benar-benar cinta pada hari Selasa. Ponpes Sarang yang dibina pun menetapkan Selasa sebagai hari libur. Hari Selasa merupakan hari saat Allah menurunkan ilmu ke Bumi.
“ Allah membuat (alam semesta dalam) empat hari, Ahad, Senin, Selasa, Rabu. Kalau orang Jawa Rabu Wekasan, selesainya Bumi dibuat. Selasa, Allah menyelesaikan segala ilmu di hari ini,” ujar Mbah Moen dalam sebuah rekaman video.
Soal ilmu, tak ada yang ragu. Mbah Moen adalah rujukan. Wawasan luas. Pengetahuan kitab, mendalam. Mbah Moen bahkan dijuluki sebagai kitab berjalan. “ Beliau itu sosok seperti kitab hidup yang berjalan,” ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud.
Mbah Moen lahir di Sarang, 28 Oktober 1928. Sang ayah, Kiai Zubair, merupakan ulama kharismatik. Keluarga Mbah Moen memang bukan sembarangan. Menurut laman Laduni.id, sang nenek, Nyai Hasanah, merupakan keturunan kiai yang juga bangsawan Madura.
Sementara, dari jalur sang kakek, Mbah Maimoen mewarisi darah dari Sunan Giri. Sang Wali Kharismatik yang dimakamkan di kawasan Giri, Gresik, Jawa Timur.
Semasa hidup, Mbah Moen menikah dua kali. Pertama dengan Hj Fatimah. Setelah Hj. Fatimah meninggal, Mbah Moen kembali menikah dengan Nyai Masthi’ah, putri KH. Idris asal Cepu.
Dari kedua pernikahan itu, Mbah Moen dikarunia sepuluh anak, mereka adalah KH Abdullah Ubab, KH Gus Najih, KH Majid Kamil, dan Gus Abd. Ghofur.
Kemudian Gus Abd. Rouf, Gus M. Wafi, Gus Yasin, Gus Idror, Sobihah, dan Rodhiyah.
Bermula dari lingkungan keluargalah, Mbah Moen digembleng. Di bawah bimbingan sang ayah, Mbah Moen mulai menghafal dan memahami ilmu Shorof, Nahwu, Fiqih, Manthiq, Balaghah, dan bermacam Ilmu Syara’ lainnya.
Saat remaja, sekitar usia 17an tahun, Mbah Moen sudah hafal kiab-kitab nadzam, di antaranya Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq, serta Rohabiyyah fil Faroidl.
Mbah Moen muda juga melahap kitab-kitab fikih madzhab Syafi’I, seperti Fathul Qorib, Fathul Mu’in, dan Fathul Wahhab.
Mbah Moen kemudian keluar Sarang. Mengembara ke Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Mbah Moen muda menimba ilmu di bawah bimbingan KH. Abdul Karim alias Mbah Manaf, KH. Mahrus Ali, dan KH. Marzuqi. Mbah Moen menempa diri selama lima tahun di Lirboyo.
Tamat dari Lirboyo, Mbah Moen menyeberang samudera. Saat usia 21, dia pergi ke Mekah, Arab Saudi. Mbah Moen diantar sang kakek, KH. Ahmad bin Syu’aib, untuk menuntut ilmu di Tanah Suci.
Sayyid Alawi bin Abbas Al Maliki, Syekh Al-Imam Hasan Al-Masysyath, Sayyid Amin Al-Quthbi, Syekh Yasin bin Isa Al- Fadani, dan Syekh Abdul Qodir Almandily, merupakan beberapa guru Mbah Moen selama dua tahun di Mekah.
Mbah Moen rupanya tipe orang yang tak pernah kenyang ilmu. Sepulang dari Mekah, Mbah Moen masih menuntut ilmu kepda sejumlah ulama terkemuka di Tanah Jawa.
Mbah Moen memang mengabdikan dirinya untuk ilmu. Pada 1965, dia mendirikan Ponpes Al Anwar di sebelah rumah. Pondok itu mulanya sebuah mushola untuk kelompok pengajian yang diasuh sang ayah, KH. Zubair Dahlan, dan KH Ahmad Syuaib.
Pada tahun 1971, mushola itu direnovasi pada tahun-tahun berikutnya, hingga menjadi pesantren besar.
Pada 2008, Mbah Moen membuka pesantren ke dua. Pondok Al Anwar 2 itu berdiri di Gondan, Sarang, Rembang. Pesaantren itu kini diurus oleh sang putra, KH. Ubab Maimun.
Kiai Maimun juga menulis kitab-kitab yang menjadi rujukan santri. Di antaranya, al-ulama al-mujaddidun.
Tak hanya keilmuan, Mbah Moen juga mumpuni di dunia politik. Mbah Moen pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama tujuh tahun. Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan itu juga pernah duduk di kursi MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
Sosok Mbah Moen mampu mendialogkan agama dan negara. Mendampingkan Islam dengan kebangsaan. Mbah Maimun merupakan ahli fikih sekaligus penggerak. Khusnul khotimah. Amin.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal