Menguak Asal Dentuman Misterius di Jabodetabek, Ini Penjelasan BMKG

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Sabtu, 11 April 2020 15:16
Menguak Asal Dentuman Misterius di Jabodetabek, Ini Penjelasan BMKG
Lalu, dari mana asal dentuman misterius tersebut?

Dream - Sejumlah warga Jakarta dan sekitarnya melaporkan mendengar suara dentuman keras yang membuat jendela dan pintu rumah bergetar hebat pada Jumat malam kemarin hingga Sabtu dini hari tadi.

Hingga siang ini, misteri asal dentuman tersebut belum juga terpecahkan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, dentuman ini tidak ada kaitan dengan letusan Gunung Anak Krakatau (GAK).

Terlebih, letusan gunung yang terletak di Selat Sunda tersebut lebih kecil dari erupsi 22 Desember 2020.

Lalu, dari mana asal dentuman misterius tersebut?

1 dari 7 halaman

Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mengatakan telah terjadi gempa pada Jumat malam 10 April 2020. Gempa tersebut terjadi pukul 22.59 WIB.

" Tadi malam telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo yang tidak signifikan 2,4 terjadi pukul 22.59 WIB ini berlokasi di 6,66 LS 105,14 BT berjarak 70 km arah barat daya Anak Gunung Krakatau dengan kedalaman 13 km," ujar Rahmat Triyono dalam siaran pers BMKG, dikutip dari Liputan6.com.

Namun, Rahmat memastikan tidak ada laporan dari masyarakat terkait guncangan akibat gempa tersebut.

" Dan tentunya dentuman yang dirasakan dan didengar masyarakat sekitar Jakarta kami yakini bukan diakibatkan gempa tektonik dengan magnitudo 2,4," kata Rahmat Triyono.

2 dari 7 halaman

Suara Apa?

Daryono, Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG memastikan, dentuman yang membuat resah masyarakat Jabodetabek tidak bersumber dari gempa tektonik yang terjadi. Hasil mentoring BMKG di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Provinsi Banten, tidak menunjukan adanya aktivitas gempa tektonik dengan kekuatan signifikan.

Daryono juga menyatakan, pendapat Suryono ahli Vulkanologi yang diunggah di channel Youtube Andromeda Mercury, perlu dipertanyakan kredibilitasnya.

 

3 dari 7 halaman

Dalam video tersebut, Surono mengatakan tidak mengetahui dari mana sumber dentuman berasal. Saat kondisi sepi akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bisa saja suara yang tidak biasa terdengar menjadi terdengar.

" Bisa saja seperti itu," kata Surono.

" Kecepatan suara tergantung pada kerapatan udara, tekanan udara di satu tempat. Saya kemungkinan masih mempercayai (suara dentuman) dari Anak Krakatau, sumber lain apa coba?" lanjut dia.

(Sumber: Liputan6.com/)

4 dari 7 halaman

Suara Dentuman Misterius Gegerkan Jabodetabek, Bukan dari Gunung Anak Krakatau

Dream - Gelegar suara dentuman yang terdengar warga di wilayah Jabodetabek dipastikan bukan dampak dari erupsi Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda. Hal ini ditegaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVGMBG) pada Sabtu, 11 April 2020.

" Sampai sekarang Gunung Anak Krakatau memang masih erupsi, tapi terlalu jauh jika terdengar hingga Jakarta dan Depok," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) Kasbani kepada Liputan6.com di Jakarta.

Ia juga mengkonfirmasi melalui Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Pasaran Carita, Pandegang, Banten yang berada 50 km, bahwa efek erupsi terlampau kecil dan tidak terdengar dentuman sama sekali.

" Pos yang terdekat saja tidak dengar, apalagi Jakarta yang lebih jauh," ujar dia.

5 dari 7 halaman

PVMBG melaporkan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung pada 10 April 2020 pukul 22.35 WIB dengan tinggi kolom abu hingga 500 m di atas puncak atau sekitar 657 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu diamati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan condong ke arah utara. Erupsi ini telah terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi kurang lebih 38 menit 4 detik.

Pantauan yang dilakukan PVMBG mengatakan letusan berlangsung hingga Sabtu, 11 April 2020 oukul 05.44 WIB.

Potensi bahaya yang dilaporan PVMBG yaitu lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitaran kawah dengan radius 2km dari kawah aktif. Selain itu, hujan abu yang tipis dapat terpapar ke daerah lebih jauh tergantung kecepatan angin.

Aktivitas erupsi tipe Strombolian ini hanya tersebar di sekitar kawah. Erupsi menerus berpotensi terjadi, namun tidak terdeteksi adanya gejala vulkanik dengan intensitas erupsi yang lebih besar.

6 dari 7 halaman

Kesaksian Warga

Sementara, seorang warga Pamulang, Tangerang Selatan, Aditya mengatakan, dirinya mendengar detuman samar-samar dari arah barat. Dentuman tersebut terus terjadi selama satu jam dini hari tadi, Sabtu 11 April 2020. Bahkan, kata Aditya, pintu di rumahnya sempat bergetar.

" Sekitar jam 02.30 WIB saya sedang tidur deket pintu samar terdengar dentuman, pintunya getar, kakak saya cek pintunya getar sediri padahal tidak ada angin," kata Aditya dilansir dari Liputan6.com

7 dari 7 halaman

Berasal dari Kilat?

Kemudian Aditya mengecek lantai atas rumahnya dan mendengan dentuman samar-samar dari arah barat.

" Lama sekali sampai jam 03.30 WIB, terdengar samar-samar, berhenti bentar trus bunyi lagi. Saya kira mau hujan badai, tapi saya lihat ada dentumannya tapi tidak ada kilat. Terdengar sangat jauh," ujar Aditya.

Sementara, Theo, warga Depok mengaku melihat kilat sebelum terdengar dentuman. Theo mengaku mendengar dentuman tersebut hanya satu kali.

" Ada kilat sebelum dentuman, saya kira petir, tapi suaranya agak beda dengan petir," ujarnya.

Beri Komentar