Pasukan Khusus Tiongkok Semburkan Api Serbu Militan

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 25 November 2015 11:00
Pasukan Khusus Tiongkok Semburkan Api Serbu Militan
Pasukan khusus bersenjata berat didatangkan polisi Tiongkok setelah melacak 10 tersangka teroris yang bersembunyi di sebuah gua di Xinjiang barat.

Dream - Pasukan khusus Tiongkok dikabarkan menggunakan penyembur api atau flamethrower untuk memaksa sekelompok orang yang diduga teroris keluar dari tempat persembunyian mereka di Xinjiang Barat.

Begitu orang-orang yang diduga teroris itu keluar dari gua tempat persembunyiannya, mereka langsung dihabisi.

Pasukan khusus bersenjata berat itu sengaja didatangkan polisi Tiongkok setelah melacak 10 tersangka teroris yang bersembunyi di sebuah gua di Xinjiang barat.

Kelompok yang diduga merupakan bagian dari 28 orang dalam daftar buruan polisi Tiongkok itu menolak keluar saat bersembunyi di dalam gua di Aksu pada bulan September lalu.

Menurut laporan di Tiongkok, polisi berusaha untuk mengeluarkan mereka dengan menggunakan granat dan gas air mata, namun upaya itu gagal.

Polisi kemudian meminta bantuan pasukan khusus Tiongkok yang memutuskan menggunakan penyembur api untuk memaksa tersangka teroris keluar dari gua persembunyian.

Setelah menyemburkan api ke dalam gua, tersangka teror dilaporkan berlarian keluar gua sambil mengacungkan pisau ke pasukan Tiongkok.

Pasukan Tiongkok dengan mudah menghabisi tersangka teror dan melaporkan mereka " benar-benar telah dimusnahkan" .

Dalam laporannya, yang sulit sekali untuk bisa dikonfirmasi, harian resmi militer Tiongkok, People's Liberation Army Daily (PLA), mengatakan polisi telah melacak para penyerang ke pegunungan " seperti elang menemukan mangsanya" .

Pemerintah Tiongkok selalu berdalih menghadapi ancaman serius dari militan Islam dan separatis di Xinjiang. Ini adalah wilayah yang kaya energi di perbatasan Asia Tengah

Ratusan orang tewas dalam kekerasan dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi kelompok-kelompok HAM mengatakan Tiongkok tidak pernah mengajukan bukti yang meyakinkan tentang keberadaan kelompok militan yang memerangi pemerintah.

Banyak dari kerusuhan yang timbul akibat dari rasa frustrasi terhadap kontrol pemerintah Tiongkok terhadap budaya dan agama dari orang-orang Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang.

Beijing menolak keras tuduhan pelanggaran HAM, meskipun verifikasi independen situasi di Xinjiang sulit karena kontrol pemerintah yang ketat pada kunjungan wartawan asing.

Dalam sebuah pernyataan menanggapi laporan harian PLA itu, Dilxat Raxit, juru bicara kelompok pengasingan Kongres Uighur Dunia, mengatakan, " Serangan teror Paris memberi Tiongkok alasan politik untuk berani menggunakan penyembur api untuk menekan Muslim Uighur yang tidak bersenjata, yang tidak memiliki perlindungan hukum yang adil dan yang berusaha untuk menghindari penangkapan."

Sumber: mirror.co.uk

Beri Komentar