Unjuk Rasa Warga Rotterdam Atas Kasus Perkosaan Yang Dialami Mahasiswi Indonesia (Liputan6.com)
Dream - Kasus perkosaan yang dialami mahasiswi Indonesia di Rotterdam pada Juli lalu membuat sejumlah warga Belanda prihatin dan marah. Mereka tergerak untuk menggelar unjuk rasa terkait kasus kejahatan itu.
Dikutip dari Liputan6.com, mereka berkumpul di Rotterdam pada Selasa 31 Juli 2018. Mereka berjalan beriringan menyisiri rute yang dilalui mahasiswi Indonesia dengan bersepeda sebelum mengalami pemerkosaan, dari Central Station menuju Kralingen.
Sebagian dari mereka ada yang membawa Bendera Merah Putih sembari menangis. Ada juga wanita Belanda membawa poster berisi tulisan tangan " I am a person, not a piece of meat (Aku adalah seseorang, bukan sepotong dari daging)."
Aksi keprihatinan itu tidak hanya dilakukan kaum hawa. Sejumlah pria turut serta dalam long march menuntut keadilan bagi mahasiswi Indonesia.
" Mereka berduka untuk mahasiswi Indonesia. Mereka marah dan merasa tidak berdaya. Mereka membayangkan jika itu menimpa putri mereka atau saudara wanita mereka," ujar jurnalis HumInt Media, Bud Wichers.
Wichers mengatakan, unjuk rasa tersebut diprakarsai tiga orang wanita di Rotterdam. Mereka menyampaikan secara tegas jangan pernah menyentuh tubuh wanita tanpa seizinnya.
" Saya sangat setuju dengan pemikiran mereka. Wanita harus dihormati dan tak ada satu pun orang yang boleh menyentuhnya tanpa persetujuan darinya," kata Wichers.
Korban harus menjalani perawatan intensif karena mengalami pendarahan hebat akibat pemerkosaan. Hingga saat ini, mahasiswi Indonesia yang mengikuti program pertukaran itu masih dalam perawatan.
Kepolisian berhasil menangkap pelaku yang diketahui berusia 18 tahun. Meski demikian, kasus ini menimbulkan luka yang mendalam bagi banyak orang.
Sumber: Liputan6.com/ Afra Augesti
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah