Kisah Miris Polwan Berhijab Pahlawan New York

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 9 Desember 2016 07:30
Kisah Miris Polwan Berhijab Pahlawan New York
Insiden ini terjadi pada akhir Sabtu pekan lalu, saat Elsokary mengantarkan anaknya pergi berlibur.

Dream - Polwan berhijab New York, Amerika Serikat, Almi Elsokary, 34 tahun, menjadi korban kekerasan rasial. Dia dihina dan diancam akan dibunuh oleh seorang pria diketahui bernama Christopher Nelson.

Insiden ini terjadi pada akhir Sabtu pekan lalu, saat Elsokary mengantarkan anaknya pergi berlibur. Saat itu, dia tidak berseragam karena sedang libur kerja.

Elsokary menceritakan dia baru saja menurunkan anaknya dari mobil di tempat berlibur di Brooklyn. Tiba-tiba Nelson menghampiri dan memaki anaknya.

Melihat hal itu, Elsokary mendekat dan mencari tahu apa yang terjadi. Nelson menoleh padanya lalu mengeluarkan kata-kata kasar dan ancaman.

" ISIS, saya potong tenggorokanmu, kembali ke negaramu," ujar Elsokary menirukan ucapan Nelson.

Elsokary telah berdinas di Departemen Kepolisian New York (NYPD) selama 11 tahun. Dia mengenakan hijab saat insiden itu berlangsung, menurut NYPD.

Polwan itu bahkan dianggap sebagai pahlawan bagi New York. Ini karena Elsokary telah menyelamatkan seorang pria Lansia dan bayi perempuan dari kebakaran pada 2014 lalu.

Dalam waktu 24 jam, polisi berhasil menangkap Nelson, 36 tahun. Polisi menjerat Nelson dengan tuduhan kekerasan berdasar kebencian dan pelecehan.

Pria itu diganjar denda US$50 ribu, setara Rp666 juta, menurut Jaksa Distrik Brooklyn.

Kuasa hukum Nelson tidak memberikan respon terkait tuduhan dan sanksi itu.

Insiden yang dialami Elsokary sampai ke telinga Walikota New York Bill de Blasio menggelar konferensi pers sehari usai insiden itu.

Konferensi pers itu dimaksudkan agar seluruh warga New York tahu, para Muslim telah berjasa besar. Sehingga, kata de Blasio, tidak selayaknya mereka, terutama Elsokary, diperlakukan semena-mena.

" Ini adalah negaranya, dia adalah orang Amerika, dia adalah penduduk New York, dan ini adalah rumahnya. Kita tidak bisa membiarkan kebencian dan bias ini menyebar," kata de Blasio.

Elsokary, yang menjadi kebanggaan New York, mengatakan sudah menjadi tugasnya membantu orang lain. Tidak peduli apa latar belakang orang yang dia bantu.

" Saya membantu setiap orang tanpa mempedulikan apa agamanya. Saya lahir dan tumbuh di sini dan saya di sini untuk melindungi Anda semua," kata Elsokary.

" Departemen telah mendukung saya mengenakan hijab. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para polisi Muslim yang berdiri di samping saya," kata Elsokary.(Sah)

Beri Komentar