Ratusan Umat Muslim Italia Berdoa Di Samping Colosseum Roma (Foto: Independent.co.uk)
Dream - Ratusan umat Muslim Italia berdoa di samping Colosseum Roma pada hari Jumat untuk memprotes penutupan masjid darurat. Mereka meminta pemerintah kota untuk melindungi hak-hak agama mereka.
Peserta demo berlutut di atas sajadah dan terpal di sepanjang trotoar beberapa meter dari amphitheater kuno itu. Beberapa membawa spanduk bertuliskan 'Perdamaian' dan 'Buka masjid'.
Setidaknya 1,6 juta Muslim tinggal di Italia tetapi hanya ada segelintir masjid resmi yang terdaftar dengan pemerintah. Kebanyakan ibadah berlangsung di rumah-rumah dan pusat-pusat kebudayaan Islam.
Perkembangan tersebut membuat khawatir beberapa politisi sayap kanan. Mereka mengatakan itu akan membuat pemerintah kesulitan untuk memantau, sehingga meningkatkan risiko radikalisasi, terutama setelah serangan teroris yang mengatasnamakan Islam di seluruh Eropa.
© Dream
Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano mengatakan pada bulan Agustus bahwa 'masjid mini di garasi' seharusnya tidak diperbolehkan. Kelompok hak asasi yang mengorganisir demonstrasi, Asosiasi Dhuumcatu, berkata polisi telah menutup tiga masjid 'mini' di Roma dalam beberapa bulan terakhir.
Melampirkan plakat di tiang lampu dekat Colosseum, Sikdir Bulbul, mengatakan masjid yang ia bantu dirikan pada tahun 2012 telah ditutup pada bulan September. Sikdir adalah warga negara kelahiran Italia keturunan Bangladesh berusia 41 tahun yang telah tinggal di Roma selama 16 tahun.
" Sholat Jumat sangat penting bagi kami sehingga sampai hari ini kami selalu datang ke Colosseum. Jika tidak (ada masjid di situ), di mana lagi kami bisa berdoa?" kata Sikdir dengan nada kesal.
Seorang juru bicara di balai kota tidak berkomentar atas aksi penutupan dan demonstrasi tersebut.
Giorgia Meloni, politisi sayap kanan Partai Persaudaraan Italia yang menjadi kandidat ketiga dalam pemilihan walikota tahun ini, menyerukan umat Islam di Roma untuk wajib berdoa dalam bahasa Italia, bukan Arab.
Asosiasi Dhuumcatu mengatakan ada perlu aturan yang lebih jelas tentang pengaturan masjid.
" Kami muak tempat ibadah kami dikriminalisasi," kata organisasi itu di halaman Facebook-nya. " Tidak ada peraturan yang relevan, dan kami tidak dapat menemukan solusi secara independen dari pemerintah."
(Sumber: independent.co.uk)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia

10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu

KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang

4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal

Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah


Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!

Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025

Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025

Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud

AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
