Rusia Gunakan Bom Fosfor Mematikan di Wilayah Sipil Suriah

Reporter : Sandy Mahaputra
Rabu, 2 Desember 2015 09:02
Rusia Gunakan Bom Fosfor Mematikan di Wilayah Sipil Suriah
Bom fosfor sangat mematikan karena dapat membunuh target melalui racun dan api yang membakar ketika bom dijatuhkan.

Dream - Dalam serangan udara di daerah-daerah sipil Suriah, Rusia dilaporkan menggunakan bom fosfor yang dikenal sangat mematikan.

Foto-foto terbaru memperlihatkan Rusia menggunakan senjata pemusnah massal kontroversial itu untuk mengebom wilayah Raqqa, Suriah, yang selama ini dikenal sebagai markas Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Seperti diketahui, bom fosfor mematikan karena dapat membunuh target melalui racun dan api yang membakar ketika bom dijatuhkan.

Foto-foto serangan udara Rusia itu diunggah oleh pengguna Twitter dengan akun Moonnor27. Dalam profilnya, Moonnor27 mengaku warga Muslim Irak yang 'membantu warga sipil tak berdosa'. Namun foto-foto tersebut belum diverifikasi oleh siapa pun.

Moonnor27 mengunggah foto-foto dengan keterangan; " Untuk melindungi setan (Presiden Suriah) Assad, #Russianairstrikes menggunakan bom fosfor pada #Raqqa #warcrimes" .

Di bawah hukum internasional, penggunaan senjata kimia yang mudah terbakar, yang dikenal sebagai WP, dilarang digunakan di daerah padat penduduk. Senjata seperti bom fosfor dilaporkan sangat beracun dan dapat membakar melalui kulit dan tulang.

Pada hari Minggu, sekelompok warga jurnalis dari jaringan Raqqa is Being Slaughtered Silently mengatakan ada laporan 'serangan udara itu ditargetkan pada Raqqa hari ini dengan bom fosfor'.

Serangan ini diyakini sebagai serangan udara pertama yang dilaporkan menggunakan senjata kimia di Raqqa sejak pasukan udara Rusia dan Perancis mulai melakukan pengeboman besar-besaran di wilayah tersebut.

Kabar ini muncul di tengah Vladimir Putin dan Barack Obama bertemu selama sekitar 30 menit pada pertemuan puncak Konferensi Iklim Paris 2015 di Paris, Perancis, kemarin.

" Dalam pertemuan tersebut mereka membahas krisis Suriah dan Ukraina," kata juru bicara Kremlin.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More