Sidang Pleno Muktamar NU Memanas (Antara/ Zabur Karuru)
Dream - Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, berjalan alot. Suasana bahkan sempat memanas. Sidang pleno untuk membahas tata-tertib muktamar juga diskors untuk menenangkan situasi.
Sidang itu dimulai pada Minggu pagi 2 Agustus 2015. Dan hingga tengah malam, baru menyelesaikan 18 dari 23 pasal yang dibahas. Sidang itu dihentikan saat pembahasan Pasal 19, terkait sistim Ahlul Halli wal Aqdi untuk pemilihan Rais Aam PBNU. Pasal tersebut berbunyi: " Pemilihan Rais Aam dilakukan secara musyawarah mufakat melalui sistem Ahlul Halli wal Aqdi."
" Ini pasal yang kita tunggu-tunggu,” kata Ketua Sidang Pleno, Slamet Effendy Yusuf, saat memulai pembahasan pasal 19, sebagaimana dikutip Dream dari laman nu.or.id, Senin 3 Agustus 2015.
Begitu pasal itu dibacakan, ratusan interupsi datang dari para peserta muktamar atau muktamirin. Mereka berebut untuk menyampaikan interupsi. Sehingga akhirnya pimpinan sidang memutuskan mendata para muktamirin yang ingin menyampaikan aspirasi.
Terdaftarlah 131 peserta yang akan menyampaikan pendapat. Dan setelah itu satu persatu dari mereka menyampaikan pandangannya. Namun, belum genap 10 muktamirin memberikan pandangan, siatuasi kembali memanas. Sehingga sidang diskors beberapa kali.
Sidang pleno muktamar ini memang berjalan panas. Namun bukan berarti tanpa " pereda" . Saat terjadi ketegangan, saat sejumlah muktamirin menyampaikan interups dengan nada tinggi, saat itulah terdengar alunan Salawat Badar. Lambat laun, dari beberapa orang, salawat itu diikuti oleh semua hadirin. Situasi kembali tenang.
Terakhir, sidang diskors tengah malam tanpa ada pemberitahuan kapan akan dilanjutkan lagi. Sidang baru akan dimulai pukul 13.00 siang ini.
Menanggapi kondisi ini, Rais Syuriyah PCNU Pringsewu, KH Ridwan Syueb, mengajak kepada muktamirin yang akan menyampaikan pendapat untuk mengedepankan akhlak mulia yang diwujudkan dengan perkataan yang lembut.
" Berkatalah dengan santun, lembut dan jangan bernada tinggi dalam menyampaikan pendapat. Sebenarnya apa yang disampaikan memiliki muatan yang bagus, namun cara penyampaiannya yang perlu diperbaiki," kata Ridwan.
Sementara, Pengurus NU Jawa Timur dan sejumlah muktamirin meminta meminta pimpinan sidang menghadirkan Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri, mengingat tajamnya perbedaan pendapat dan dikhawatirkan suasana kian menjadi tak kondusif.
" Saya sepakat dengan Jatim, karena mencoba memberikan pandangan yang netral," tutur Ustadz Fairuz Zabadi, Ketua PCNU Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, setelah sidang diskors Minggu malam. Baca Juga: Suara Azan Dari Mesjid Yang Ditutup Bekam Tanduk Sapi di Muktamar NU Ramai Dikunjungi Muktamirin Terbongkar! Praktik Prostitusi Dalam Mobil di Taman Sari Presiden Sukarno: Meski Merayap, Saya Datangi Muktamar NU Muktamar NU Hadirkan Islam Zaman Majapahit Ini 3 Tempat Wisata Penuh Misteri di Jepang Melihat `Kampung Manusia Kepiting` di Bone Bidadari Langit Sering Mandi di Air Terjun Ini
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu