Viral! Video Reporter Kolaps Saat Siaran, Ternyata...

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 3 Juli 2017 18:20
Viral! Video Reporter Kolaps Saat Siaran, Ternyata...
Tiba-tiba saja Irza Khan jatuh dari tempat duduk sebuah crane saat reportase. Dia bahkan dikabarkan meninggal. Padahal...

Dream - Pembawa berita televisi Pakistan 92 News Channel, Irza Khan, yang terjatuh dan dikabarkan meninggal dunia menjadi trending di Youtube Indonesia.

Kabar perempuan itu meninggal dunia usai terjatuh dari crane menjadi perbincangan di jagad dunia maya.

Benarkah pembawa berita itu meninggal dunia?

Irza muncul dan menjelaskan kabar palsu tersebut. Irza menulis di akun Twitter miliknya dan menyebut," Masih banyak orang yang mengganggu teman dan keluarga saya, mohon sebarkan kata #IrzaIsAlive."

Seorang warganet mengunggah foto saat Irza dirawat usai kejadian

India.com menulis rekaman peristiwa yang terjadi pada 3 September 2016 lalu itu menyebar melalui perpesanan WhatsApp.

Di dalam pesan itu tertulis, " Pembawa berita TV asal Pakistan meninggal dunia saat bertugas. Tak disangka kematian bagaimana kematian menyerang...tak seorang pun dapat berbicara."

 

1 dari 4 halaman

Beruntung Nyawa Tertolong

Beruntung Nyawa Tertolong © Dream

Menurut laman berita News Crunch India, kabar yang menyebut Irza meninggal dunia merupakan kabar palsu. Irza memang terjatuh saat meliput rapat umum Partai Tehreek-e Insaf's (PTI) di Lahore, Pakistan.

Samaa TV melaporkan Irza terjatuh pingsan karena cuaca yang terik saat meliput peristiwa rapat umum itu. Dia hanya terluka dibagian kepala dan tangan.

Irza tampil menawan sebagai pembawa berita

Meski ambulan yang mengangkutnya sempat terjebak macet karena kerumunan massa yang datang saat rapat umum, kondisi Irza tertolong.

2 dari 4 halaman

Detik-detik Irza Kolaps

Detik-detik Irza Kolaps © Dream

Irza mengapresiasi banyak warganet yang turut membantah kabar palsu tersebut. Dia menulis," Sebelum kejadian ini, aku tak tahu orang-orang sangat menyayangiku. Tak dapat kuucapkan terima kasih satu persatu, sayang kamu semua #IrzaIsAlive."

(Sah)

3 dari 4 halaman

Reporter Siaran Langsung dari Liang Lahat, Akibatnya...

Reporter Siaran Langsung dari Liang Lahat, Akibatnya... © Dream

Dream - Siaran langsung proses pemakaman seorang tokoh masyarakat sudah biasa kita saksikan melalui stasiun televisi. Tapi bagaimana jika liputan itu disiarkan langsung dari dalam liang lahat? Itu yang menjadi tak biasa.

Itulah yang dilakukan oleh stasiun televisi Pakistan, Express News, saat pemakaman filantropis, Abdul Sattar Edhi. Jurnalis televisi itu melakukan laporan dari liang lahat sebelum jasad Sattar dimasukkan.

Reporter pria stasiun televisi tersebut terlihat berbaring sambil memegang microphone di dalam liang lahat, tempat di mana jasad Sattar akan beristirahat untuk selama-lamanya. Jurnalis itu melakukan reportase.

Foto reportase tersebut beredar luas di dunia maya. Dengan cepat menjadi viral dan jadi topik hangat perbincangan para pengguna media sosial, khususnya di Pakistan.

Bagaimana reaksi para netizen terhadap siaran langsung ini?

4 dari 4 halaman

Minta Maaf

Minta Maaf © Dream

Stasiun televisi Express News boleh saja bangga mendapat kesempatan yang mereka anggap sebagai liputan eksklusif. Tapi ternyata, liputan ini mendapat hujatan dari banyak kalangan.

Banyak yang mempertanyakan etika liputan berita tersebut. Laporan ini dinilai tidak pantas dilakukan. Sebagian lagi menyebutnya sebagai aksi memalukan.

“ Reporter berada di kuburan Edhie sebelum dia. Bisakah si idiot ini dilempar ke rumah sakit jiwa,” demikian tulis Nadeem Farooq Paracha melalui akun Twitter @NadeemfParacha.

Setelah mendapat sorotan, Express News meminta maaf. Direktur Eksekutif News media tersebut, Fahd Husein, mengakui satu dari empat reporternya memang melakukan laporan dengan berbaring di liang lahat kuburan Sattar Edhi.

" Tayangan itu melanggar etika sosial dan jurnalistik dan seharusnya tidak disiarkan langsung. Kami melakukan tindakan sebagai tanggung jawab atas kejadian itu," tulis Husain melalui akun Twitter @Fahdhusain.

Beri Komentar