Jauhar Al Siqilli, Jenderal Pendiri Universitas Al Azhar

Reporter : Ahmad Baiquni
Sabtu, 1 Juli 2017 16:03
Jauhar Al Siqilli, Jenderal Pendiri Universitas Al Azhar
Jauhar adalah mantan budak yang menjadi jenderal perang terkenal Dinasti Fatimiyah.

Dream - Masjid Al Azhar Mesir punya pengaruh sangat besar terhadap dunia Islam. Masjid ini menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan Islam selama berabad-abad hingga saat ini.

Tidak banyak yang tahu siapa sebenarnya sosok yang telah membangun masjid sekaligus universitas Islam terkemuka itu. Dialah Jauhar Al Siqilli, seorang jenderal perang di masa Dinasti Fatimiyah.

Jauhar lahir di Mahdia, Tunisia, yang kala itu merupakan ibukota pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Tidak ada catatan yang menyebutkan tahun berapa Jauhar lahir.

Tetapi, catatan sejarah lain menyebutkan dia lahir di Sisilia, Italia. Bahkan ada yang menyebut tempat lahirnya di Kroasia.

Kisah hidup Jauhar sangat berliku. Mulai dari seorang budak hingga menjadi jenderal perang berpengaruh. Dia berprestasi membangun armada militer terkuat dalam sejarah Islam.

" Jauhar memiliki tokoh terkemuka kala itu karena kemampuan militernya, keberhasilannya mengkonsolidasikan kekuasaan para Emir di wilayah yang luas dan juga membuka pusat pengembangan intelektual," ujar Franco Cardini, Profesor Sejarah Pertengahan pada Universitas Florence, Italia, dikutip dari Al Arabiya.

Jauhar lahir di Sisilia yang saat itu didominasi kekuasaan Arab. Hanya ada catatan dia lahir di abad ke-10 Masehi.

Jauhar muda menjalani kehidupannya sebagai budak. Suatu hari, dia dibawa ke Afrika Utara dan diserahkan kepada Khalifah Al Mansur Billah.

Saat pemerintahan diambil alih putranya, Al Muizz, Jauhar dimerdekakan. Segera setelah itu, dia bergabung dengan militer hingga kariernya melejit sebagai komandan pasukan dan menaklukkan daerah sepanjang Afrika Utara dari Maroko hingga Mesir.

Pada 929 M, dia menemukan kota Kairo, yang namanya diambil dari Al Qahira, artinya 'sang pemenang'. Kota itu menjadi pusat pemerintahan Khalifah Fatimiyah selanjutnya.

" Kairo adalah kekaisaran, sebuah kota yang didirikan dengan tujuan untuk menembus Afrika dan membangun hubungan komersial yang hebat. Kairo sangat penting karena kota ini menjadi pusat pertemuan rute perdagangan," kata Cardini.

Selain membangun Kairo menjadi kota yang besar, Jauhar juga menjadikannya sebagai pusat pengetahuan kala itu. Ini ditandai dengan didirikannya universitas kuno yang sangat terkenal di dunia, Universitas Al Azhar.

" Universitas Al Azhar tidak hanya merupakan institusi akademik kuno, tapi juga perwujudan budaya dunia Islam di Abad Pertengahan. Setelah didirikan, kejayaan Al Azhar sempat meredup, namun kembali menjadi rujukan sains pada abad ke-19," kata Francesca Corrao, Profesor Bahasa dan Kebudayaan Arab pada Fakultas Ilmu Politik LUISS University di Roma.

Para mahasiswa di Al Azhar akan mempelajari Alquran dan Hukum Islam, logika, tata bahasa, retorika, bagaimana menghitung peredaran bulan dan pengetahuan lainnya. Perpustakaan di universitas ini berisi ribuan buku yang menjadi rujukan para mahasiswa.

" Paralelisme antara institusi pendidikan dan keagamaan sangat kuat saat itu, sementara saat ini keduanya terpisah," ucap Corrao.

Masjid Al Azhar sendiri disebut sebagai tempat favorit para Emir. Di tempat ini, pusat kendali pemerintahan dijalankan dan hingga kini masjid itu tetap berdiri.

(ism, Sumber: alarabiya)

Beri Komentar