Gubernur Kalteng Tengah Mencium Tangan Gurunya (terukur.com)
Dream - Sudah selayaknya guru mendapat penghormatan begitu tinggi dari semua orang. Terutama dari murid-muridnya.
Tetapi, jejak pejabat yang menaruh hormat begitu tinggi mungkin tidak banyak diketahui. Bahkan, jarang ditemui pejabat yang mau merendahkan dirinya dihadapan guru.
Namun tidak bagi Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran. Dia tetap rendah hati dan salah satu sosok yang sangat menghormati guru. Tanpa sungkan seditkitpun mencium tangan gurunya.
Hal itu terjadi saat Sugianto tengah dalam kunjungan dinas ke SMKN 1 Pangkalan Bun. Dulunya sekolah ini bernama Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Karya lalu berubah nama menjadi SMEA Negeri 1 Arut Selatan. Disinilah Sugianto kecil menimba ilmu.
Di hadapan sivitas akademika, Sugianto mengisahkan kenangannya sewaktu sekolah di sana. Dia begitu ingat bagaimana kerap mendapat hukuman pukulan dengan penggaris lantaran kukunya yang panjang.
Selengkapnya, baca pada tautan ini.
Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi
Baca Juga: Kisah Nyata Kiai Dikubur Hidup Kembali Bagaimana Cara Sholat Jenazah untuk Transgender? Masya Allah, Dahsyatnya Alquran Sebabkan Rasul Beruban Suami Bikin Puisi Poligami, Jawaban Istri Bikin Tertegun Jual-Beli Uang Baru, Halal atau Haram?
Dream- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tersadar setelah dirinya menonton film berjudul Jingga. Film ini berisi cerita tentang kehidupan para penyandang disablitas.
Menurut Gubernur yang akrab disapa Ahok, film telah mengajarkan publik untuk lebih mengerti terhadap kehidupan para disabilitas.
" Ini penting supaya kami mengerti supaya bisa melayani lebih baik saudara kita yang kehilangan penglihatan," ujar Ahok usai nonton bareng puluhan Tunanetra di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.
Ahok pun mencontohkan satu sosok tunanetra bernama Tri yang sempat putus asa dan berniat bunuh diri lantaran buta. Sampai akhirnya bangkit kembali dan menerima dengan kondisinya.
" Dari kecil lahir sampai yang sudah besar seperti pak Tri yang usai 18 tahun kehilangan penglihatannya dan pengen bunuh diri," kata Ahok
" Nah ini penting bagi dinas sosial untuk melihat seperti ini. Termasuk dengan nonton," tambahnya.
Menurut dia para disabilitas yang kehilangan penglihatannya tak pernah meminta dikasihan. Justru manusia yang bisa hidup dengan normal harus tahu bagaimana bisa membantu mereka.
Ahok pun menganggap penyandang tuna netra lebih tinggi derajatnya dibandingkan orang yang bisa melihat tapi buta hati nularinya.
" Lebih baik orang yang buta penglihatan dari pada buta hati nularinya. Jadi ini yang kita butuhkan punya hati yang simpati. Nurani tidak boleh buta harus peka," tuturnya tegas.
Dream - Seorang guru meningal dunia saat bernyanyi di hadapan para muridnya. Guru Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Karak, Malaysia, bernama Norilhal Ali Ilhal, itu tiba-tiba roboh saat melantunkan lagu berjudul “ Cinta Kristal”.
Dikutip dari laman Sinar Harian, Rabu 18 Mei 2016, Norilhal roboh saat berdendang di depan kelas itu. Dia segera dibawa ke klinik, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Menurut salah satu guru di SMK Karak, sebelumnya Norilhal tak pernah bernyanyi di depan umum. Lagu kesukaan almarhum istri itulah yang menjadi lagu pertama, sekaligus terakhir, yang dia nyanyikan di depan umum.
" Semalam saya melihat Guru Norilhal begitu gembira dan senang menyambut Hari Guru," kata salah satu guru SMK Karak yang menolak disebut namanya.
Paling mengejutkan, lanjut dia, saat salmarhum menawarkan diri membuat persembahan penutup untuk menyanyi di hadapan murid-murid dan guru-guru yang lain. " Kerana beliau tidak suka untuk membuat persembahan di hadapan umum,” tambah guru tersebut.
Yang lebih mengharukan, tambah guru itu, Norilhal menyanyikan lagu kesukaan sang istri yang meninggal dunia sebulan lalu. “ Almarhum sangat menyayangi isterinya yang baru saja meninggal dunia sebulan yang lalu.”
Di mata teman-temannya, Norilhal merupakan sosok guru sejati. Dia mengajar tanpa mengeluh, tak mengenal lelah dalam mengajar anak-anak didiknya.
Sementara itu, anak sulung Norilhal, Mohamad Azizul Hakim Norilhal, mengaku sang ayah memang merindukan ibunya yang wafat bulan lalu.
“ Ayah terlalu rindukan ibu dan persembahannya itu merupakan bentuk rindu ayah kepada ibu dan sekarang ibu dan ayah telah meninggalkan kami enam beradik,” kata Azizul. (Ism)
Dream - Sri Mulyati, 45 tahun, menjalani hidup seadanya. Di usianya yang terbilang masih cukup muda, wanita yang kerap disapa Ibu Nung ini sudah harus menjadi janda. Sang suami, Ndang Sofyan, meninggal akibat mengidap penyakit diabetes.
Sebagai seorang janda, Nung harus mencukupi kebutuhan hidup secara mandiri. Sementara itu, dia punya tanggungan 12 anak. Nung harus berjuang keras demi memenuhi kebutuhan mereka.
Nung menikah dengan suaminya ketika masih berusia 17 tahun. Usia yang seharusnya masih menikmati masa-masa indah tumbuh sebagai remaja. Tetapi, keputusan untuk menerima pinangan Sofyan tidak pernah dia sesali.
Pada 2005, Nung bersama suaminya pernah tinggal di Cianjur dan Yogyakarta. Dia pergi ke Jakarta mengikuti sang suami yang kala itu bekerja sebagai tukang sol sepatu.
Saat itu, Nung telah memiliki 10 anak. Biaya hidup yang tinggi selama di Jakarta memaksa mereka tinggal di kawasan pemulung. Tempat tinggal mereka pun hanya sebuah gubuk terbuat dari tumpukan kardus bekas.
Lantaran biaya hidup yang tinggi, Nung terpaksa ikut memulung. Yang menyedihkan, langkah itu harus diikuti anak-anaknya. Mereka tidak bersekolah karena kekurangan biaya. Mereka mendapat pendidikan secara informal dari Nung.
Meski ditinggal sang suami, Nung tidak mau menyerah. Dia semakin gigih berusaha mencari pendapatan tambahan demi kebahagiaan anak-anaknya.
" Saya nggak punya waktu untuk terpuruk, anak-anak masih butuh ibunya," kata Nung.
Meski sebagai pemulung, Nung ternyata punya kemampuan cukup baik dalam mengajar. Dia lalu mendapat tawaran untuk menjadi pengajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Aisyah Azzahra Kebon Jeruk. Nung dinilai sebagai guru yang cakap.
Pendapatan yang dia terima sebagai guru sepenuhnya digunakan untuk kebutuhan anak-anak. Seringkali Nung harus menahan diri untuk tidak makan demi kebutuhan anak-anaknya.
" Saya lebih baik puasa, daripada anak-anak saya kelaparan. Kasihan mereka masih dalam proses tumbuh kembang," ucap dia.
Nung menyadari banyak anak-anak di sekelilingnya yang tidak bisa mengaji. Untuk itu, meski dalam kekurangan, Nung rela mengajari anak-anak pemulung di sekitarnya mengaji.
Ada sekitar 60 anak yang menjadi muridnya. Kepada mereka, Nung sama sekali tidak menarik biaya sepeserpun. Satu mimpi yang ingin Nung raih dengan mengajar anak-anak pemulung itu, menjadi manusiayang berguna bagi orang lain.
Sumber: dompetdhuafa.org
Advertisement
Walkot Tegal Selesai Akad Tepuk Sakinah Sambil Berdiri, Jokowi Sampai Tahan Tawa
Asam Urat di Usia Muda? Ini 7 Penyebab dan Cara Mencegahnya
Komunitas Muda Mudi Surabaya, Peduli Lingkungan Lewat Langkah Kecil Berdampak Nyata
BPKH Setor Rp2,7 Triliun ke Arab Saudi untuk DP Haji 2026
10 Usulan Dewan Pers Soal Perubahan UU tentang Hak Cipta