Ni Putu Renika Sari (Berry Putra)
Dream - Miris benar nasib Ni Putu Renika Sari. Dia merupakan pahlawan bagi Provinsi Bali, khususnya Kabupaten Jembrana. Enam tahun silam, dia menorehkan prestasi gemilang. Menyumbang medali emas pada kejuaraan Asia Youth Cup untuk olahraga panjat tebing. Pada kejuaraan tingkat Asia pada 2009 itu, dia juga menggondol perunggu.
Namun nasibnya tak semoncer prestasinya. Wakil Kabupaten Jembrana itu kini hanya menjadi tukang sapu taman. Ya, sehari-hari Renita merupakan tukang sapu di taman rekreasi Gedung Kesenian Bung Karno milik Pemkab Jembrana.
Meski hanya sebagai tukang sapu, perempuan asal Lingkungan Sawe, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, itu tak malu melakoninya. Dia justru bersyukur atas apa yang kini dilakoninya itu.
" Meski hanya sebagai tukang sapu taman, saya sangat bersyukur diberikan pekerjaan oleh Pemkab Jembrana," kata Renita, Minggu 27 Desember 2015.
Renita mengaku lebih mujur dari rekan-rekannya. Sebab rekannya sesama altet berprestasi minim perhatian dari pemerintah. Menurut dia, banyak mantan atlet yang hingga kini hidup terlunta-lunta. " Masih banyak mantan atlet berprestasi lainnya belum punya pekerjaan," kata Renika.
Dia diberi pekerjaan sebagai tukang sapu taman dengan status tenaga kontrak sejak tahun lalu. Tiap bulannya Renika mengantongi Rp999.000 sebagai honor menyampu taman pagi dan sore. Sebelumnya dia bekerja sebagai tenanga serabutan yang penghasilannya tidak lebih Rp50 ribu perhari.
Renita mengaku penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan ia dan ibunya. " Cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan ibu," kata alumni SMA Negeri 1 Negara yang tinggal bersama ibunya dan numpang dirumah milik neneknya ini.
Sang ibu, Ni Luh Sukermi, merupakan penjual canang (bunga sarana persembahyangan umat Hindu). Sebagai penjual canang, penghasilan ibunya tak seberapa. Uang didapat Renita dari hasil menyapu, meski tak seberapa, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Meski menjadi tukang sapu, hingga kini Renita masih menekuni olahraga yang membuat namanya harum di tingkat Asia itu. Di sela kesibukan menyapu taman, dia masih fokus berlatih panjat tebing. Dia melewatkan waktunya hanya untuk menyapu dan berlatih panjat tebing.
Selesai menyapu, tiap Senin hingga Jumat, dia bergegas pergi ke Stadion Pecangakan Jembrana untuk berlatih. Waktu latihan lumayan lama, sejak pukul 16.00 hingga 21.00 WITA.
Sang ibu akan menggantikan tugasnya menjadi tukang sapu taman jika Renita menjalani pertandingan di daerah lain. Dia mengaku tak malu melakoni pekerjaannya. " Saya tidak malu. Saya mendapat bonus saat mendapatkan medali saja," tutup Renita.
(Laporan: Berry Putra)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu