Naheed Nenshi (www.visitcalgary.com)
Dream - Seorang muslim di Kanada, Naheed Nenshi dinobatkan sebagai Walikota Terbaik di Dunia. Ia dinilai telah berperan secara aktif dengan warga Kota Calgary dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
" Dia (Nenshi) merupakan walikota visioner yang tidak mengabaikan seluk-beluk pemerintahan daerah," tulis City Mayor Foundation, sebuah lembaga pemantau pemerintahan daerah yang berbasis di London, seperti dikutip dari On Islam, Jumat, 6 Februari 2015.
Lembaga ini menyatakan Nenshi merupakan walikota panutan bagi sebagian besar warga di kawasan Amerika Utara dan Eropa mengenai tata kelola yang terukur, inklusivitas, serta berpikiran maju.
Nenshi sendiri merupakan walikota dari Kanada yang pertama kali mendapat mendapat penghargaan tersebut. Ia disandingkan dengan dua walikota terbaik dunia lainnya yaitu Walikota Genth, Belgia, Daniel Termont, dan Walikota Surabaya, Indonesia, Tri Rismaharini.
Penghargaan ini diberikan setiap dua tahun sekali, dengan menyertakan 10 daftar walikota yang dinilai menonjol dalam hal dukungan publik.
Terkait penghargaan ini, Nenshi mengaku terkejut dan bangga bisa mendapat penghargaan ini. Atas hal itu, ia berterima kasih kepada seluruh warga Calgary, juga masyarakat dunia yang telah memilihnya.
" Ini menunjukkan bentuk keterlibatan masyarakat, sebagai warga negara, untuk membuat kotanya sendiri menjadi tempat terbaik dan memberi kesempatan bagi semua orang," kata Nenshi.
Selanjutnya, ia menerangkan, seorang politisi dikatakan sukses jika dapat memenuhi indikator terpenting, yaitu meningkatnya taraf hidup masyarakat yang diwakilinya. " Saya akan terus bekerja keras mewujudkan Calgary menjadi kota yang lebih baik, dan kerja ini jauh dari titik akhir," terangnya.
Nenshi merupakan walikota Muslim pertama di Kanada yang terpilih pada tahun 2010. Meski banyak mendapat kampanye penentangan, warga Calgary banyak mendukungnya melawan kampanye rasial. Saat ini, Nenshi tengah menjalankan masa pemerintahan keduanya sebagai Walikota Calgary ke-36.
Nenshi lahir di Toronto dan besar di Calgary. Orangtuanya memiliki darah keturunan Tanzania.
Ia menempuh pendidikan di Universitas Harvard, dan di usia 22 tahun direkrut oleh salah satu perusahaan konsultan terbesar di dunia. Nenshi mengundurkan diri dari perusahaan tersebut setelah bekerja selama delapan tahun dan kembali ke tempat tinggalnya di Calgary untuk merawat ayahnya yang sakit.
Nenshi tercatat pernah bekerja dengan PBB. Setelah berhenti, ia memulai bisnisnya, serta meraih gelar Profesor di Mount Royal University, Calgary.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media