Pengakuan Haru Eks Waria: Aku Sia-siakan Hidup untuk Maksiat

Reporter : Syahid Latif
Jumat, 22 April 2016 09:15
Pengakuan Haru Eks Waria: Aku Sia-siakan Hidup untuk Maksiat
Safie akan mengabdikan sisa hidupnya kepada Allah. Dia akah serahkan hartanya untuk dakwah Islam.

Dream - Safiuddin Ilias. Jutawan muda asal Malaysia ini tengah mencuri perhatian banyak orang. Bukan karena harta melimpah, tapi karena keputusan untuk ‘berhijrah’, meninggalkan identitas sebagai seorang waria.

Setelah menulis kisah hijrah yang mengharukan ke Facebook, kini pemuda 22 tahun itu tampil di televisi. Kembali menuturkan kisah pertobatan yang mengharukan itu.

“ Saya ingin memperbaiki diri dan berdakwah,” tutur Saifuddin, sebagaimana dikutip Dream dari mynewshub.cc, Kamis 21 April 2016.

Ya, semula Safiuddin adalah seorang waria. Pria yang berdandan dan berperilaku seperti wanita. Dia bahkan melakukan operasi, seperti melakukan implan payudara, agar mirip dengan wanita.

Tapi beberapa waktu yang lalu, dia memutuskan bertobat. Membuang semua `atribut kewanitaan`. Termasuk implan payudara yang dia pasang dulu. Kini, dia berniat mengabdikan hidupnya kepada Allah.

“ Saya akan gunakan semua harta untuk Islam,” imbuh remaja yang dipanggil dengan nama Safiey.

Namun, sebelum berdakwah, pemuda yang sudah menjadi jutawan pada usia 19 tahun ini akan memperdalam ilmu agama terlebih dahulu. Dakwah ini dia lakukan untuk menebus semua kesalahan.

“ Saya sudah sia-siakan banyak waktu di jalan maksiat, sekarang saya akan tebus semua itu,” tutur pemuda kelahiran Pahang itu.

Dia masih ingat betul masa-masa masih menjadi waria. Banyak orang yang mencmooh, meski tak sedikit yang tetap mau menerimanya. Saat itu pula dia mencari konsep hidayah untuk berhijrah.

“ Akhirnya saya faham, hidayah ialah kemauan untuk berubah. Apabila kita berubah menuju kebaikan, itulah hidayah,” kata dia.

1 dari 3 halaman

Pertobatan Seorang Transgender

Pertobatan Seorang Transgender © Dream

Dream - Ini kisah Safiuddin Ilias. Seorang transgender asal Malaysia yang bertobat. Membuang segala ‘atribut’ kewanitaan, dan kembali menjalani hidup sebagai seorang lelaki tulen.

Safiuddin masih belia. Usia baru menyentuh 22 pada bulan depan. Meski begitu, dia sudah menjadi jutawan. Sukses dengan perusahaan kosmetik yang cukup dikenal di negeri jiran itu.

Sejak kecil, Safiuddin memang lebih suka pada benda-benda yang identik dengan wanita. Saat bocah-bocah lelaki lain memilih mainan mobil, dia lebih suka membeli gincu, rok, dompet, dan sepatu jinjit.

Selama bertahun-tahun pula, dia hanya merespons jika dipanggil dengan nama ‘Safiey’. Dan beberapa tahun lalu, dia mulai melakukan perubahan, dari lelaki menjadi ‘perempuan’.

Namun, kini Safiey bertobat. Lika-liku pertobatan itu dia sampaikan melalui sejumlah tulisan di akun Facebook. Melalui pesan hangat itu, dia ingin kisah ini jadi pelajaran bagi yang lain. Bukan untuk memaksa orang lain untuk berubah.

“ Kita tiada hak untuk paksa setelah berdakwah kita paksa orang berubah! Yang memegang hati kita adalah Allah,” tulisa Safiuddin, sebagaimana dikutip Dream, Senin 18 April 2016.

 

2 dari 3 halaman

Menantang Allah

Menantang Allah © Dream

Dia mengaku, keputusannya untuk kembali menjadi lelaki tak lain karena kuasa Allah. Dia dulunya memang tak percaya dengan hidayah Allah. Dia pikir tak akan ada keajaiban yang bisa mengubah dirinya kembali sebagai lelaki.

Bahkan Safiuddin kerap menantang Allah. Kapan Allah akan mengubah Safiey menjadi lelaki, kapan kapan membuang naluri wanita dan membawanya ke jalan yang benar.

“ Ada puluhan ribu orang menghina tatkala itu. Ada juga puluhan ribu orang yang berdakwah secara kasar mahupun halus,” tulis dia.

Namun dia tetap percaya Tuhan. Dia tetap yakin, tak semua orang menghujat. Masih banyak orang yang mendoakan, termasuk dirinya. “ Ini belum termasuk ibu dan ayah yang mendoakan.”

 

3 dari 3 halaman

Hati Disentuh Allah

Hati Disentuh Allah © Dream

Ya, dan rupanya keyakinan itu terbukti. Dia kini mantap berubah. Kembali ke jalan yang benar. Hidup menjadi lelaki, sebagaimana takdir yang diberi oleh Allah. “ Banyak kali saya kirim doa pada rekan di Mekah.”

Bagi Safiuddin, perubahan itu tak boleh dipaksa. Perubahan itu harus datang dari hati. “ Dan hati itu Allah yang pegang.”

Safiuddin mengaku sengaja mengunggah tulisan itu ke Facebook. Dia ingin kisah itu menjadi pelajaran bagi siapa saja. Tiada maksud menyinggung hati siapapun. Dia juga meminta kisah ini tak dijadikan dasar untuk menghakimi orang lain.

“ Bila kamu asyik menyebut tentang hal dunia, maka ada dunia di dalam hati kamu. Bila kamu asyik menyebut tentang hal akhirat, maka ada Allah SWT di hati kamu.”

Beri Komentar