Panward Hemmanee
Dream - Memompa air susu jadi solusi bagi ibu bekerja yang ingin memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. Seperti yang dilakukan Panward Hemmanee (39), seorang aktris asal Thailand.
Ia rutin memompa ASI untuk bayinya, tapi sayang ia mengalami insiden yang cukup menyakitkan. Saat memompa, tanpa sadar payudaranya berdarah.
Susu yang dipompa pun sampai berwarna kemerahan karena bercampur dengan darah.
Pengalaman Panward ini dibagikannya di Instagram. Hal ini membuat banyak orang merasa ngilu.
Darah rupanya keluar dari payudara Panward karena ia tak menggunakan pompa ASI dengan benar. Awalnya, Panward berpikir bahwa memompa ASI dengan tekanan terkuat akan mencegah penyumbatan.
Pompa ASI pun di-setting dengan tekanan yang kuat. Hal ini rupanya membuat luka di payudara hingga kapilernya pecah. Ia sempat panik, karena darah yang cukup banyak bercampur dengan ASI yang sudah dipompanya dan cukup banyak.
Dikutip dari Mothership.sg, Panward akhirnya berkonsultasi dengan dokter. Menurut dokter, sedikit darah yang keluar saat memompa ASI sebenarnya wajar. Biasanya karena alat pompa tak melekat dengan tepat di payudara ibu.
Rasa sakit juga biasanya muncul, tapi lama kelamaan akan mereda. Panward pun disarankan untuk tetap memompa ASInya, tapi dengan penggunaan pompa yang tepat.
Dream - Proses awal menyusui bagi sebagian besar ibu tidaklah mudah. Mengalami rasa sakit seperti disilet, berdarah, hingga kadang disertai bengkak dan demam.
Belum lagi air susu yang keluar sangat sedikit. Kondisi tersebut membuat banyak ibu menyerah untuk menyusui.
Sebenarnya, kondisi ASI yang sedikit bukan berarti ibu 'gagal' menyusui. Justru ibu harus memperbanyak melakukan kontak kulit dan 'melatih' si kecil untuk mengisap.
" Kalau bayi yang lahir cukup bulan, cadangan (makanan) masih banyak. Namun, pada bayi lahir cukup bulan jangan mentang-mentang enggak apa-apa, terus enggak usah diberikan ASI," kata dokter spesialis anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Rinawati Rohsiswatmo, beberapa waktu lalu.
Sebisa mungkin, kata Rina, ibu yang baru melahirkan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Ini merupakan langkah yang sangat baik untuk memudahkan bayi dan ibu dalam memulai proses menyusui.
" Tempelin aja, enggak apa-apa. Masa setetes ASI enggak ada. Ibu tidak perlu nunggu ASI banjir baru nyusuin," saran wanita yang mendalami bidang neonatologi ini.
Bila di awal kehadiran bayi ini ibu rajin menempelkan bibir bayi ke area puting, bayi akan mengisap-isap. Aktivitas ini selain mendekatkan hubungan ibu dan anak, juga merangsang produksi ASI yang lebih banyak.
Di laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia dijelaskan secara detail langkah-langkah IMD. Tindakan ini dilakukan segera setelah bayi lahir yang nantinya bakal menguntungkan bagi ibu dan bayi.
1. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan bayi di atas perut ibunya (bila sectio, bayi diletakkan di atas dada) dan keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya, kecuali kedua tangannya.
Bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
2. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu dengan kepala bayi menghadap ke arah kepala ibunya.
3. Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti ibu dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.
4. Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan bahwa bayi-bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola perilaku prefeeding yang dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di perut ibu, selama beberapa waktu bayi akan diam saja, tetapi tetap waspada melihat sekelilingnya.
5. Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.
6. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27 - 71 menit.
7. Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan bayi untuk menyusu. Selama menyusu bayi akan mengkoordinasi gerakkan mengisap, menelan, dan bernapas.
8. Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya, penyuntikan vitamin K1, dan pengolesan salep pada mata bayi dapat dilakukan.
9. Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari berikut.
10. Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).
Laporan Benekdita Desideria/ Liputan6.com
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!