Bayi Baru Lahir Tak Boleh Selalu Pakai Sarung Tangan

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 12 Oktober 2021 10:05
Bayi Baru Lahir Tak Boleh Selalu Pakai Sarung Tangan
Orangtua cenderung khawatir dan selalu memakaikannya sarung tangan serta sarung kaki.

Dream - Bayi yang baru lahir biasanya mengenakan pakaian yang cukup tebal. Mulai dari kaus kutan, baju, popok, celana hingga sarung tangan dan kaki. Hal ini karena khawatir bayi kedinginan dan terkena angin.

Kondisi bayi yang masih berumur hitungan hari memang masih sangat rentan, sehingga orangtua cenderung khawatir dan selalu memakaikannya sarung tangan serta sarung kaki.

Ternyata, hal ini kurang tepat. Sarung tangan kaki dan kaki sebenarnya tak boleh selalu dipakaikan pada bayi. Hanya di waktu tertentu saja karena bisa berdampak negatif pada perkembangan indera perabanya. Mengapa?

Menghalangi Indera Peraba Bayi
Dokter Dyah Novita Anggraini, dari KlikDokter.com, sarung tangan menghalangi indera peraba bayi. Bayi yang baru lahir akan suka mengeksplorasi indra perabanya dengan hal-hal yang ada di sekitarnya. Misalnya, ia berusaha meraih tangan ayah dan ibu saat ada di dekatnya.

“ Sarung tangan sebaiknya tidak dipakaikan agar bayi bisa belajar menyentuh benda-benda di sekitarnya. Selain itu, bayi biasanya ada fase oral, menggunakan tangannya dimasukkan ke mulut. Itu fase alami yang harus dialami anak,” ujar dr. Dyah.

 

1 dari 5 halaman

Tangan Bayi yang Dingin adaalah Wajar

Tangan Bayi yang Dingin adaalah Wajar © Dream

Faktanya, sarung tangan jarang dibutuhkan bayi yang baru lahir. Tangan dan kaki kebiruan dan dingin adalah normal pada bayi yang sehat. Bahkan, sensasi dingin mungkin tidak mengganggu bayi sama sekali.

Bila khawatir pada risiko kulit bayi tergores, potong kuku si kecil secara berkala. Hal ini sekaligus menghindari kebutuhan bayi terhadap sarung tangan.
Beberapa rumah sakit saat ini juga sudah melarang pemakaian sarung tangan. Jadi, ibu jangan heran jika melihat si kecil yang baru lahir tak dipakaikan sarung tangan oleh suster.

Membuat Sulit Mengetahui saat Bayi Lapar
Menurut dr. Devia Irine Putri, sebenarnya tidak ada bahaya bayi menggunakan sarung tangan. Hanya saja, jika menggunakan sarung tangan, ibu akan sulit untuk mengetahui tanda bahwa bayi lapar.

“ Sulit bagi bayi untuk eksplorasi atau belajar stimulasi karena bayi pada umumnya belajar dari sentuhan. Selain itu, ibu juga tidak bisa mengenali sinyal lapar bayi karena pada umumnya bayi akan mengenyot tangan ketika lapar,” ujar dr. Devia.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

2 dari 5 halaman

Jangan Abai, Skrining Pendengaran Pada Bayi Baru Lahir

Jangan Abai, Skrining Pendengaran Pada Bayi Baru Lahir © Dream

Dream - Masih banyak orangtua yang tak menyadari pentingnya deteksi pendengaran pada bayi baru lahir. Biasanya, orangtua baru memeriksakan pendengaran anak saat ada keluhan.

Fungsi pendengaran sangat vital. Dengan mengetahui keluhan atau gangguan pendengaran pada anak lebih awal, kelak penanganan dan perawatan bisa jadi lebih efektif. Redaksi Dream.co.id berkesempatan untuk berbincangp dengan dr. Edo Wira Candra, M. Kes, Sp. THT-KL dari Rumah Sakit EMC Sentul.

Dalam acara Live Instagram Ngobras 12 Maret 2021 lalu, dr. Edo memberikan informasi terkait masalah kesehatan pendengaran. Terutama pentingnya pemeriksaan awal atau skrining pendengaran pada bayi baru lahir.

Menurut dr. Edo bayi yang baru lahir sebelum pulang k erumah seharusnya sudah dilakukan skrining pendengaran terlebih dahulu. Tepatnya 48 jam setelah bayi dilahirkan.
Simak informasi selengkapnya dalam IGTV DREAMCOID.

3 dari 5 halaman

Penjelasan dr. Edo

Penjelasan dr. Edo © Dream

      View this post on Instagram

A post shared by Dream.co.id (@dreamcoid)

4 dari 5 halaman

Telinga Bayi Alami Infeksi, Orangtua Sering Tak Menyadari

Telinga Bayi Alami Infeksi, Orangtua Sering Tak Menyadari © Dream

Dream - Infeksi telinga identik dengan rasa sakit yang luar biasa, bayangkan jika ini terjadi pada anak atau bayi. Pastinya mereka akan sangat tersiksa. Banyak yang tak tahu kalau infeksi telinga pada bayi cukup umum terjadi.

“ Sebagian besar anak, hingga 80 persen akan memiliki satu kali infeksi telinga pada usia empat tahun,” kata Sheila Jacobson, dokter anak di Clairhurst Pediatrics.

Seringkali orangtua tak menyadari kalau anaknya mengalami infeksi di telinganya. Terutama pada bayi dan anak di bawah tiga tahun yang belum bisa mengatakan apa yang dirasakannya secara jelas.

Apa penyebab infeksi telinga?
Infeksi telinga adalah infeksi virus atau bakteri di telinga tengah. Biasanya dimulai dengan pilek atau alergi, yang dapat menyebabkan saluran eustachius — saluran antara telinga tengah dan tenggorokan atas — tersumbat.

" Efeknya adalah cairan menumpuk di area tepat di belakang gendang telinga, dan tekanan dari peradangan inilah yang menyebabkan rasa sakit yang hebat," kata Jacobson.

 

5 dari 5 halaman

Cara mengenali infeksi telinga

Cara mengenali infeksi telinga © Dream

Anak-anak di bawah usia dua tahun tidak bisa begitu saja mengatakan, 'telingaku sakit,', membuat infeksi telinga bayi sulit dideteksi. Jacobson mengatakan untuk mewaspadai demam, terutama jika didahului oleh pilek, juga tangisan, kekakuan, kehilangan nafsu makan dan rewel.

Anak-anak dengan infeksi telinga sering kali tidak dapat tidur nyenyak, karena tekanan di telinga tengah pada saluran eustachius meningkat saat mereka berbaring. Dan jika melihat cairan atau nanah mengalir dari telinga anak, itu pertanda pasti adanya infeksi. Perhatikan juga jika anak kerap menggaruk, menarik atau menggosok telinganya.

Kabar baiknya adalah sebagian besar infeksi telinga bayi hilang dengan sendirinya. Beberapa mungkin memerlukan antibiotik, namun itu pun jika sudah parah.

“ Jika anak berusia lebih dari enam bulan, jika dia terlihat sehat dan tidak ada demam tinggi, maka awasi sebelum memberikan antibiotik,” kata Jacobson.

Segera konsultasikan dengan dokter jika curiga anak mengalami infeksi telinga. Terutama jika si kecil sulit tidur dan rewel disertai demam tinggi.

Sumber: Today Parents

Beri Komentar