Ibu Dan Putri Remaja/ Foto: Shutterstock
Dream - Konflik antara orangtua dan anak kerap terjadi, terutama ketika anak mulai remaja. Mereka sudah memiliki pemikiran dan kebutuhan masing-masing. Pendapatnya pun ingin didengar dan dimengerti.
Sementara kita sebagai orangtua berusaha agar anak tidak mengalami masalah atau kesulitan di kemudian hari. Perbedaan pendapat dan pandangan sering membuat hubungan orangtua memanas bahkan menjauh.
Dalam menghadapi hal ini, dibutuhkan sikap bijaksana pada orangtua dengan meneladani Nabi Muhammad SAW menyelesaikan perkara. Dikutip dari BincangMuslimah, hal ini tercantum di dalam Al-Quran.
Artinya: Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,” (QS Al-Maidah ayat 48).
Tafsir Ibnu Katsir sebaimana diriwayatkan oleh apa yang di kemukakan Ibnu Jarir dalam menjabarkan maknanya. Dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diminta memilih.
Jika beliau suka, boleh memutuskan perkara di antara mereka (kaum Ahli Kitab); dan jika tidak suka, beliau boleh berpaling dari mereka, lalu mengembalikan keputusan mereka kepada hukum-hukum mereka sendiri
Sesungguhnya perbedaan bukanlah celah untuk saling menjatuhkan atau mencari kesalahan. Dalam QS Al-Maidah ayat 48, dikatakan bahwa Allah mau, maka semua manusia akan memiliki kesamaan tanpa ada perbedaan.
Allah SWT telah membekali akal dan hati bagi setiap manusia. Allah SWT membiarkan umatnya untuk memanfaatkan akal dan hati semaksimal mungkin.
Oleh karena itu, saat orangtua menemukan anaknya berbeda, maka disarankan untuk mencoba memahami pola pikir mereka. Jika mengarah pada hal yang positif, maka orangtua dapat memberikan dukungan baik materi maupun moral.
Bila mengarah yang tidak baik, sudah menjadi kewajiban bagi setiap orangtua untuk memberikan pemahaman. Banyak-banyaklah berdoa untuk keselamatan anak dunia akhirat dan memohon perlindungannya untuk keluarga. Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Ibu memang lebih banyak berperan dalam pengasuhan buah hati, walau demikian ayah tak bisa lepas tangan begitu saja. Anak tetap butuh banyak pendampingan, pelajaran dan menjadi teladan yang baik dari ayahnya, terutama dalam hal agama.
Sebagai ayah, sosok yang patut diteladani adalah Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana firman Allah yang menyebutkan bahwa Rasulullah merupakan teladan terbaik bagi seluruh manusia dalam surat al-Ahzab ayat 21,
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Menjadikan Rasulullah sebagai teladan, berarti juga mengharapkan rahmat dari Allah SWT. Bukan hanya dalam hal ibadah, tapi juga bagaimana bersikap dengan orang-orang terdekat, termasuk anak.
Dikutip dari BincangMuslimah.com, Rasulullah berperilaku penuh cinta dan kasih sebagai sosok ayah bagi anak-anaknya, bahkan bagi cucu-cucunya. Seperti apa sikap Rasulullah SAW sebagai seorang ayah?
Rasululullah sangat mencintai anak-anaknya. Dedikasinya sebagai sosok ayah yang penuh cinta tidak semata disalurkan lewat materi, tapi lewat perilaku. Suatu hari Fathimah datang menemui ayahnya, Rasulullah langsung menyambutnya.
Dari Aisyah Radhiyallahu anha berkata, Fathimah datang menemui Rasulullah dengan berjalannya yang persis seperti cara berjalannya Rasulullah, lantas Rasulullah berkata (menyambut), “ selamat datang wahai anakku!” Lalu Rasulullah mengarahkan Fathimah agar duduk di kanannya atau di sisi kirinya. Nabi menyampaikan kepadanya sebuah cerita rahasia lalu Fathimah menangis. Lantas aku bertanya kepadanya, “ mengapa engkau menangis?” kemudian Rasulullah menyampaikan cerita rahasia lagi kepadanya lalu Fathimah tertawa. Akupun bertanya; aku tak pernah melihatnya seperti ini, bahagia dan sedih jaraknya begitu sebentar, maka aku bertanya, “ apa yang Rasulullah katakan?”
Lalu Fathimah menjawab, “ aku akan merahasiakannya sampai Rasulullah wafat.” Lalu aku bertanya kepadanya suatu hari lagi, “ apa yang Rasul sampaikan?” Fathimah menjawab, “ sesungguhnya Rasulullah menyampaikan kepadaku suatu rahasia, yaitu ‘jibril sungguh membacakanku Alquran sekali dalam setahun, tapi kali ini ia membacakanku dua kali, dan aku tidak melihat itu sebagai tanda ajalku. Dan engkau yang akan menjadi pengikut pertamaku.’ Maka itulah aku menangis. Lalu Rasul kembali berkata, ‘tidakkah engkau ridho menjadi pemimpin bagi perempuan ahli surga dan perempuan mukmin?’ maka aku tertawa.” (HR. Bukhari)
Rasulullah menunjukkan sikap yang begitu lembut dan hangat pada sang putri kesayangan. Pertama Rasulullah menyambutnya dan mengajaknya duduk di sisi kanan atau kiri. Ini menunjukkan sikap yang manis dan penuh cinta kepada seorang anak.
Suatu kala Fathimah mengeluhkan pekerjaan rumah tangga yang berat. Atas itu, Fathimah meminta kepada Nabi seorang budak dari tawanan perang yang bisa meringankan pekerjaan rumahnya. Nabi pun menolaknya dengan halus dan justru memberikan amalan yang lebih baik daripada seorang pembantu yang mengerjakan urusan domestik.
Artinya: engkau berdua mendatangiku agar aku memberikanmu seorang pembantu. Sungguh aku akan kabarkan kepada engkau berdua suatu hal yang lebih baik daripada seorang pembantu. Jika kalian berkehendak maka aku kabarkan tentang hal itu kepada kalian berdua, sesuatu yang lebih baik daripada pembantu. Yaitu, bertasbih kepada Allah di penghujung hari setiap shalat sebanyak 33 kali, bertahmidlah 33 kali, dan bertakbirlah 34 kali. Jika engkau membacanya saat berbaring maka genaplah seratus. (HR. Ibnu Hayyan)
Nasihat tersebut untuk penguat bagi Ali dan Fathimah. Hikmahnya adalah agar keduanya tetap tabah menjalani kehidupan rumah tangga. Rasulullah tidak memberikan Fathimah pembantu agar apa yang ia kerjakan jadi ladang pahala baginya.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
Shandy Aulia Sampai Sewa Makeup Artist untuk Foto Paspor dan Visa, Hasilnya Wow Banget!
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Bahas Arah Kebijakan Ekonomi, Prabowo Adaptasi Ajaran Ayahnya
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
Waspada Fake Service, Begini Cara Bedakan Layanan Resmi dan Palsu Barang Elektronik
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Kisah Evan Haydar dari Gresik, Dulu Buruh Pabrik Kini Jadi HR Tesla
10 Ribu Orang Antre untuk Mencoba Chip Otak Bikinan Perusahaan Elon Musk
7 Perlengkapan Penting yang Wajib Dimiliki Pelari Pemula agar Lari Jadi Lebih Aman dan Nyaman
7 Trik Agar Anak Suka Makan Sayur dan Buah Tanpa Dipaksa, Dijamin Ampuh!