Dream - Beberapa tahun belakangan, terutama setelah pandemi, banyak orangtua mengeluhkan anak-anak yang masih berusia balita tak kunjung berbicara dengan jelas. Hal tersebut tentunya menimbulkan kekhawatiran.
Tak dipungkiri kini makin banyak anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara atau speech delay dan harus menjalani terapi khusus. Perlu diketahui, anak di usis 12 sampai 18 bulan, normalnya sudah berbicara sekitar 20 kata atau lebih.
Lalu antara 2-3 tahun, perbendaharaan katanya akan bertambah dan saat sudah 3 tahun ke atas, bicaranya akan semakin lancar dan jelas. Jika si kecil tak kunjung berbicara dengan jelas, dengan artikulasi yang sulit dimengerti, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang anak.
Pada usia sekitar 12 sampai 18 bulan, bayi harus berbicara setidaknya 20 kata atau lebih. Antara usia 2-3 tahun si kecil terus bertambah kosakatanya. Ia mulai mengerti saat orangtua menyampaikan perkataan yang ditujukan kepadanya.
Memasuki usia 3 tahun, kemampuan bicara anak sudah bisa dikatakan lancar.
Anak-anak yang mengalami speech delay bisa jadi karena multifaktor. Salah satunya adalah terlalu sering bermain gadget, terpapar mainan teknogi dengan lampu dan komputer. Menurut penelitian yang dipublikasi di Journal JAMA Pediatrics, anak yang lebih banyak main dengan permainan elektronik atau gagdet, dan bukan mainan konvensional, cenderung mengalami penurunan kualitas dan kuantitas bahasa.
" Bagi bayi dan balita, manfaat bermain sangatlah luas. Bermain memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kognitif, keterampilan sosial, berpikir abstrak, keterampilan motorik, dan banyak lagi. Ini membantu anak berkembang lebih pesat,” kata Heidi Feldman, M.D., Ph.D., kepala divisi pediatri perkembangan-perilaku di Stanford University School of Medicine.
Jika menyangkut perkembangan bahasa anak, menurut Feldman, ada mainan yang lebih baik, khususnya mainan tradisional dan sederhana yang memungkinkan anak melatih kreativitasnya.
Mainan seperti balok susun, boneka, mobil-mobilan, membuat anak berbicara sendiri, membuat percakapan dan memancing imajinasinya.
“Permainan imajinatif membantu bayi mendapatkan ide-ide baru,” kata Laura Phillips, PsyD, ABPdN, neuropsikolog klinis di Child Mind Institute.
Ia menyebutkan salah satu jenis mainan terbaik untuk perkembangan otak anak adalah balok kayu. Balok tidak hanya meningkatkan keterampilan motorik halusnya, tetapi juga mendorong anak untuk memecahkan masalah dan menggunakan imajinasinya.
Untuk penelitian di JAMA Pediatrics, peneliti mengamati orang tua dan bayi mereka (usia 10 dan 16 bulan) yang bermain di rumah. Mereka memperhatikan berkurangnya interaksi verbal antara orang tua dan anak-anak ketika ada mainan elektronik. Bayi yang bermain dengan buku dan benda-benda yang lebih tradisional, seperti balok kayu, cenderung lebih sering “ngobrol” dengan orang tuanya.
" Penelitian menunjukkan bahwa anak memperoleh lebih banyak kosakata ketika berbicara dengan orangtua dibandingkan mendengarkan eBook, atau Youtube. Anak-usia dini belajar paling baik melalui interaksi manusia, bukan dengan iPad, video game, dan objek teknologi mencolok lainnya,' kata dr. Philips.
Ia juga menjelaskan, mainan teknologi tidak memiliki manfaat perkembangan yang sama seperti mainan konvensional.
“Dibutuhkan lebih banyak usaha dan kontrol motorik halus untuk menggambar pakai krayon di kertas mewarnai dibandingkan menggunakan jari saat menggunakan tablet,” kata Dr. Philips.
Mainan berbasis teknologi juga membatasi kreativitas karena tidak menginspirasi anak untuk berimajinasi. Memberi anak balok kayu atau mainan analog lainnya mengharuskan mereka berinteraksi menggunakan indera dan imajinasinya.
Setiap permainan anak yang mengembangkan imajinasi juga merupakan kesempatan untuk belajar, dan semakin sering anak bermain dengan imajinasinya, semakin baik pula kemampuan bahasa dan perkembangan lainnya.
Sumber: Parents