Ilustrasi/ Foto: Shutterstock
Dream - Harapan yang begitu besar ada dalam hati setiap orangtua ketika anak-anaknya lahir ke dunia. Ada yang berharap agar anaknya kelak menjadi orang kaya, pintar, mengangkat derajat keluarga, menjadi generasi yang berakhlak serta harapan lainnya.
Satu hal yang diajarkan dalam Alquran yaitu memohonlah kepada Allah agar anak menjadi penyejuk/ penenang hati orangtuanya. Jangan sampai anak yang dilahirkan malah menjadi musuh orangtuanya. Dikutip dari Muslimah.or.id, seperti diingatkan dalam surah At-Taghaabun ayat 14.
© At-Taghaabun:14
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…”
Makna “ menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan orangtua dari melakuakan amal shaleh dan bisa menjerumuskan ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah SWT. Saat menafsirkan ayat di atas, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berkata, " …Karena jiwa manusia memiliki fitrah untuk cinta kepada istri dan anak-anak, maka (dalam ayat ini) Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan hamba-hamba-Nya agar (jangan sampai) kecintaan ini menjadikan mereka menuruti semua keinginan istri dan anak-anak mereka dalam hal-hal yang dilarang dalam syariat. Dan Dia memotivasi hamba-hamba-Nya untuk (selalu) melaksanakan perintah-perintah-Nya dan mendahulukan keridhaan-Nya…” .
Islam sangat menekankan kewajiban orangtua dalam mendidik anak. Dengan pendidikan yang baik, terutama dalam agama dan adab, maka anak akan diliputi kebaikan, menenangkan hati orangtua dan dijauhkan dari neraka. Sebagaimana tertulis dalam surah At-Tahriim ayat 6.
© At-Tahriim ayat 6
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu
Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu ketika menafsirkan ayat di atas berkata, “ (Maknanya), ajarkanlah kebaikan untuk dirimu dan keluargamu. Didiklah anak semaksimal mungkin dengan kebaikan dan nilai-nilai Islam.
Hal yang harus selalu diingat orangtua, agar buah hati bisa jadi penyejuk hati adalah memenuhi kebutuhan anak bukan hanya materi dan fisik, tapi juga emosi serta psikologis. Pastinya dengan menjadikan keimanan menjadi dasarnya, karena anak adalah amanah dari Allah SWT.
Kelak, orangtua akan diminta tanggung jawab di akhirat terkait pengasuhan dan pendidikan anaknya di dunia. Cara yang paling tepat untuk mengajarkan anak agar menjadi berakhlah, beriman dan berperilaku baik serta soleh/soleha, adalah dengan mencontohkannya atau menjadi teladan.
Allah SWT memuji Nabi-Nya Ya’qub ‘alaihissalam yang sangat mengutamakan pembinaan iman bagi anak-anaknya, sehingga pada saat-saat terakhir dari hidup beliau, nasehat inilah yang beliau tekankan kepada mereka. Allah berfirman dalam surah Al-baqarah ayat 133:
© Albaqarah
Artinya: “ Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) kematian, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab, ‘Kami akan menyembah Rabb-mu dan Rabb nenek moyangmu, Ibrahim, Isma’il, dan Ishaq, (yaitu) Rabb Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya" .
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Buah hati yang dianugerahkan Allah SWT, merupakan amanah yang harus selalu dijaga. Terkadang, lewat buah hati juga Allah memberikan ujian dan cobaan. Seringkali orangtua merasa sedih dan terpuruk, ketika anak-anaknya melakukan keburukan atau mengalami hal yang memilukan.
Ustazah Ninih Muthmainnah atau akrab disapa Teh Ninih, lewat akun Instagram resminya @ninih.muthmainnah mengingatkan, ujian tiap orang berbeda-beda. Ada yang diuji dengan pasangannya, orangtuanya, atau anak-anaknya.
" Walau berbeda jenisnya, solusinya tetap mengarah pada satu titik yang sama: dekati Allah, mintalah pertolongan-Nya dan jalankan ikhtiar dalam koridor ketaatan kepada-Nya," ungkap Teh Ninih.
Bagi orangtua yang diuji dengan ketidaksalehan anaknya, Teh Ninih mengingatkan untuk terus beristighfar, memohon ampunan Allah. Hal ini karena bisa jadi buruknya sifat anak adalah karena kesalahan kita dalam mendidiknya.
Setelah itu, berusahalah untuk memperbaiki diri. Doakan dia dengan doa-doa terbaik terbaik kita. Jangan putus pula untuk menasihatinya, memberinya teladan kebaikan, dan tetap menjaga kesabaran kala menghadapinya.
" Boleh jadi, apa yang kita lakukan belum tampak hasilnya sekarang. Namun yakinlah, akan ada masa Allah bukakan hatinya sebagai buah kesungguhan dan keikhlasan doa-doa kita, orangtuanya," pesan Teh ninih.
Dream - Memiliki buah hati dan keturunan yang berakhlak baik, menjalani tuntunan Islam, sukses dunia akhirat merupakan harapan tiap orangtua. Tentunya hal ini harus diusahakan, salah satunya dengan pengasuhan dan menjadi teladan yang baik.
Tak hanya itu, banyak-banyaklah berdoa kepada Allah SWT agar putra putri tercinta selalu dalam lindungan-Nya dan mendapat sukses yang penuh berkah. Bagaimana caranya?
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Nurul Huda Mergosono Malang, Nyai Hj Raudloh Quds Musthofa al Hafidhah berbagi pengalaman dalam mengasuh putra-putrinya. Hal pertama adalah memberi contoh.
" Jadi, kalau pengasuhan/pendidikan jujur saya dibantu oleh lingkungan dan selalu menanamkan untuk mencontoh sifat baik dari eyang-eyangnya (KH Ahmad Masduqie Machfudh dan KH Ahmad Mustofa Bisri), dan mengenai ibadah shalat, puasa dan lain-lain, selain dimudahkan oleh lingkungan juga kita tidak pernah absen untuk memberi contoh. Jadi, tidak hanya ngajak, tapi juga melakukan," kata Hj Raudloh, dikutip dari NU Online.
Tradisi pesantren yang lekat dengan amalan riyadloh dan tirakat, Hj Raudloh juga melakukannya. Ia memberikan beberapa amalan yang dilakukan sebagai ikhtiar dalam mendoakan keselamatan hidup anak-anaknya.
" Dulu itu saya pernah didawuhi (diberi tahu) sama kakak ipar saya untuk muasani (berpuasa untuk) anak-anak saya. Waktu itu saya diutus puasa hari lahir (kalau anaknya lahir Senin, berarti puasa setiap Senin). Nah, kebetulan anak-anak saya itu hari lahirnya berurutan, Senin-Selasa-Rabu saya tambah Kamis, wis poko'e setiap seminggu iku patang dino (Sudah pokoknya setiap minggu itu empat hari puasa)," ungkapnya.
Hal lain yang dilakukan adalah dengan bersedekah setiap hari lahir anaknya dan mengamalkan amalan wirid. " Kalo wiridan itu yang saya amalkan sekarang itu Fatihah setiap hari 100 kali, katanya suami sih boleh dicicil boleh juga sekali dudukan, pokonya jangan sampe kelewat," kata Ning Raudloh.
Selengkapnya baca di sini.
Cara Beriman kepada Kitab-Kitab Sebelum Al-Quran, Ketahui Juga Setiap Ajaran di Dalamnya
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
20 Foto Lawas Artis Saat Masih SD, Nagita Slavina Bule Banget, Disebut Rafathar Versi Cewek!
Antar Suami Berangkat Haji, Wajah Catherine Wilson Jadi Omongan