Dua Bacaan Penting untuk Tanamkan Tauhid Pada Buah Hati

Reporter : Mutia Nugraheni
Sabtu, 10 Juni 2023 06:01
Dua Bacaan Penting untuk Tanamkan Tauhid Pada Buah Hati
Bukan hanya mengajarkan bacaannya, tapi jelaskan juga maknanya yang begitu dalam dalam hal tauhid.

Dream - Keesaan Allah SWT merupakan hal mutlak dan jadi dasar penting keimanan bagi seorang muslim dan muslimah. Untuk itu sejak dini, anak-anak harus ditanamkan tentang Tauhid atau keyakinan akan keesaan Allah SWT.

Tentunya dengan cara-cara dimengerti oleh anak sesuai usianya. Teladan dari orangtua merupakan hal mendasar agar anak bisa memahami konsep keesaan Allah SWT. Dikutip dari NU Online, di dalam Al-Qur’an, Allah memberikan sosok teladan yang bernama Luqman al-Hakim.

Pria berkulit hitam ini bukanlah seorang nabi, namun Allah mengabadikan namanya dan menjadikan Luqman sebagai teladan umat Muhammad. Pendidikan dasar yang diajarkan Luqman kepada anaknya sehingga ia menjadi teladan adalah soal tauhid, yaitu meyakini keesaan Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah menceritakan:

Luqman ayat 13

Artinya: “ Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: " Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar,” (QS. Luqman: 13)

Tauhid adalah satu hal yang bersifat teologis-dogmatis, keyakinan tentang Allah sebagai Tuhan menjadi pelajaran pertama seorang anak. Imam Ibnu Ruslan dalam nadzam Matan Az-Zubad mengatakan:

Imam Ibnuu Ruslan

Artinya: “ Kewajiban pertama kali bagi manusia adalah mengenal Tuhan dengan penuh keyakinan"


Dalam nadzam berikutnya, Ibnu Ruslan menjelaskan:

Ibnu Ruslan

Artinya: “ Mengucapkan kedua kalimat syahadah, untuk keabsahan iman bagi orang yang mampu, jika hati membenarkannya” (Ibnu Ruslan, Matan Az-Zubad, (Makkah, Maktabah Ats-Tsaqafah, 1984), hlm. 9).

1 dari 4 halaman

1. Syahadat

Pendidikan orangtua yang wajib diajarkan pertama kali terhadap anak adalah mengenalkan Allah dengan cara mengajari mereka dengan dua kalimah syahadat yaitu:

Syahadat

Asyhadu an la ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.

Artinya: “ Saya bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah" .

Contohkan pada buah hati kalau iman yang paling tepat adalah hatinya yakin, mulutnya berikrar mau mengakui atau bertauhid, serta amal atau tindakannya sesuai dengan tuntutan Allah SWT. Barangsiapa mulut dan sikapnya sudah tepat, namun hatinya tidak iman, orang ini disebut sebagai orang munafik. Barangsiapa hatinya yakin, sikapnya bagus, namun mulutnya tidak mau berikrar iman, orang ini namanya adalah orang kafir. Sedangkan hati iman, mulut sesuai, tapi sikapnya tidak sesuai, orang seperti ini masuk kategori orang fasik. (Ahmad ar-Ramli, Fathurrahman, (Beirut: Darul Minhaj, 2009), hlm. 50)

 

 

2 dari 4 halaman

2. Ikrar Radhitu

Selain syahadat, pelajaran yang juga perlu diajarkan orangtua terhadap anaknya adalah soal kerelaan mereka terhadap Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Nabi Muhammad sebagai utusan. Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur mengatakan, satu hal yang pertama kali diajarkan ulama salaf terhadap anak-anak mereka adalah bacaan:

Ikrar Radhitu

Radhitu billahi rabba, wa bil islami dina, wa bi Muhammadin shallallahu alaihi wa sallama nabiyyan wa rasula.

Artinya: “ Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Nabi Muhammad  sebagai nabi dan rasul,” (Habib Zein bin Ibrahin bin Sumaith, Al-Manhajus Sawi, (Tarim: Darul Ilmi wad Da’wah, 2005) hlm. 506)

Ikrar 'radhitu' ini sangat penting karena kalimat ini merupakan sebuah pengakuan atau sebuah bentuk deklarasi seseorang atas keimanannya. Barangsiapa yang benar-benar mengakui bahwa Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Nabi Muhammad sebagai Nabi, berarti ketiga hal ini diakui oleh orang tersebut.

Jangan hanya mengajarkan anak ucapan dan kalimat syahadat serta 'radhitu', tapi jelaskan juga pada anak arti dan maknanya. Insyaallah, jika terus ditanamkan dan diajarkan, tauhid akan selalu berada di hatinya.

Selengkapnya baca di sini.

3 dari 4 halaman

Islam Ingatkan Orangtua, Ajarkan Buah Hati Menjaga Lisan

Dream - Ucapan atau lisan bisa berdampak sangat baik pada tumbuh kembang anak, atau bisa juga sebaliknya. Membuat anak yang sebelumnya ceria, menjadi sedih, hatinya terluka, bahkan menjadi sosok yang pendendam.

Saat mengasuh dan mendidik anak, orangtua kerap kali kurang sabar dan penuh emosi. Dalam kondisi ini, biasanya terucap hal-hal buruk. Sebisa mungkin saat marah dengan anak, jangan sampai keluar kata-kata buruk dari mulut orangtua.

Islam mengajarkan satu akhlak yang sangat penting untuk dimiliki adalah menjaga lisan. Dikutip dari Daarut Tauhid, lisan bisa menjadi jalan bagi teraihnya surga. dan juga bisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka.

Rasulullah SAW memberikan panduan bagi umatnya tentang bagaimana memanfaatkan lisan sehingga mendatangkan manfaat dan menjauhkan mudharat.

“ Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya dia berkata yang baik atau diam" .

Hal yang penting diajarkan dan dicontohkan pada anak soal terkait menjaga lisan adalah selalu ingatkan kalau menjaga lisan termasuk amal yang sangat utama lagi dicintai Allah. Menjadi tolok ukur keimanan seseorang dan jalan bagi kebaikan, dan pengundang hadirnya ampunan Allah SWT.

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS.al-Ahzab [33]:70-1)

 

4 dari 4 halaman

Menjauhkan dari rahmat Allah

Ingatkan juga buah hati kalau lisan yang tidak terjaga akan membawa aneka keburukan dalam hidup. Seperti menambah dosa, menghilangkan pahala, merusak persaudaraan, menjauhkan diri dari rahmat Allah, dijauhi malaikat dan dekat dengan setan, mengkufuri nikmat waktu, lisan, dan pendengaran, dan beragam akibat buruk lainnya.

Lisan yang tidak terjaga, nikmatnya hanya sebentar akan tetapi bahaya panjang berkelanjutan.

Untuk itu orangtua harus jadi teladan yang baik dalam hal menjaga lisan di rumah. Berlatihlah untuk hanya mengatakan yang baik-baik saja atau kalau tidak mampu lebih baik diam agar anak bisa mencontohnya.

Selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar