Bayi Baru Lahir
Dream - Ramai di media sosial soal meninggalnya bayi yang masih berusia 29 hari. Bayi tersebut diketahui tertular virus Covid-19 setelah dikunjungi sanak keluarganya. Hal ini tentu saja memilukan.
Di Indonesia, sudah jadi tradisi kalau ada kerabat atau teman yang baru melahirkan kita menjenguk dan memberikan hadiah. Dalam situasi pandemi seperti sekarang, hal tersebut malah bisa sangat berbahaya bagi si bayi.
Bila memang ingin menjenguk ibu dan bayi di era pandemi seperti sekarang, pastikan jangan langsung datang. Ketahui etika berikut, jangan sampai jadi pembawa virus.
1. Minta izin
Sebelum datang menjenguk, kabari kerabat atau orang yang ingin dijenguk. Bisa jadi mereka sedang repot dan menganggap kunjungan terlalu berisiko bagi bayi. Jika memang mereka menolak kunjungan, tak perlu kecil hati. Kita harusnya mengerti sebagai orangtua baru tentu sangat khawatir dalam situasi sekarang. Bila pun dibolehkan menjenguk, lakukan swab antigen lebih dulu demi keamanan semua orang.
2. Jangan datang ketika sedang sakit
Jangan pernah mengunjungi bayi baru lahir ketika merasa kondisi tubuh sedang tidak fit. Karena kita tidak akan pernah tahu dampak buruk apa yang terjadi. Demi mencegah lebih banyak risiko, hindari hal ini.
3. Pahami risiko
Baik orangtua maupun penjenguk harus sama-sama paham risiko saat menjenguk bayi, terutama di era pandemi saat ini. Pertimbangkan faktor apapun yang bisa menempatkan bayi dalam risiko tinggi, seperti bayi lahir prematur, berat badan bayi rendah, gangguan neurologis, pernapasan, atau masalah daya tahan tubuh.
Bila si kecil mengalami masalah kesehatan tersebut, ada baiknya bayi tersebut tidak dijenguk dulu. Alih-alih demikian, lakukanlah kunjungan virtual seperti video call atau kirim hadiah.
4. Waktu menjenguk
Kepala Divisi Penyakit Menular Anak di Stony Brook Children’s Hospital, Sharon Nachman, mengatakan bayi baru lahir rentan terhadap infeksi atau penyakit dalam enam minggu pertama sejak lahir. Oleh karena itu, jangan mengunjungi bayi baru lahir selama waktu ini.
“ Kami sering memberi tahu keluarga untuk membatasi kunjungan di waktu tersebut,” kata Sharon.
5. Cuci tangan dan gunakan masker
Kalaupun bayi sudah diperbolehkan untuk dijenguk oleh beberapa keluarga sehat, orangtua harus memastikan kebersihan ruangan, diri sendiri, dan orang yang akan menjenguknya. Minta mereka mencuci tangan dan menggunakan masker saat datang menjenguk bayi.
" Setiap orang di rumah atau luar ruangan harus mengenakan masker dan meminta orang yang ingin menyentuh bayi untuk cuci tangan, daripada menggunakan sarung tangan. Sarung tangan cenderung bisa menyebabkan kontaminasi silang," ujar Leann Poston M.D., M.B.A., M.Ed., dari Invigor Medical.
6. Tidak menyentuh dan mencium bayi
Hindari melakukan kontak fisik seperti menyentuh atau mencium bayi, karena bayi sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Kerabat bisa menunjukan bentuk kasih sayangnya dalam hal lain, seperti memberikan kado untuk sang ibu dan jaga jarak.
Sumber: Fimela.com
Dream - Viral di media sosial, seperti Instagram dan TikTok, video bayi yang payudaranya mengeluarkan air susu. Saat dipencet, payudara bayi mengeluarkan air susu. Hal ini membuat banyak orang kaget, karena bayi berusia 1 bulan sudah mengeluarkan susu.
Dalam video yang viral tersebut tertulis " subhanallah Maha Kuasa Allah anak bayi umur 1 bulan udah mengeluarkan air susu asi" . Sebenarnya kondisi tersebut merupakan hal yang cukup normal.
Dikutip dari HaloDoc, bayi dengan kelainan payudara membesar dan puting mengeluarkan cairan mirip Air Susu Ibu (ASI) tak perlu dikhawatirkan. Pada kasus bayi dengan payudara membesar, kondisi ini disebabkan oleh mengalirnya hormon estrogen dari ibu ke tubuh janin selama dalam kandungan.
Kadar hormon tersebut membuat bayi baru lahir mengeluarkan cairan seperti ASI, dikenal dengan istilah " witch's milk" . Kondisi ini bisa terjadi pada bayi perempuan dan laki-laki, serta hanya bersifat sementara karena payudara bayi akan kembali ke ukuran semula setelah beberapa minggu.
Kondisi keluarnya ASI pada payudara bayi disebut galaktorea. Hal ini umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Jika kondisi ini berlangsung cukup lama, diperlukan pemeriksaan fisik untuk mencari tahu penyebab keluarnya ASI pada payudara bayi.
Pada kasus yang jarang terjadi, galaktorea disebabkan oleh tumor sehingga perlu diatasi dengan operasi. Jika galaktorea bukan disebabkan oleh tumor, dokter mungkin tidak menyarankan perawatan apa pun.
Ibu dengan anak pengidap galaktorea perlu berhati-hati saat menyentuh area payudara bayi. Hindari memencet payudara bayi atau sengaja mengeluarkan cairan dari putingnya. Justru hal tersebut dikhawatirkan bisa membuat bakteri masuk ke kelenjar susu bayi dan menyebabkan peradangan.
Memencetnya apalagi sampai kulitnya kemerahan bisa menimbulkan trauma dan memicu luka. Bila payudara bayi masih bengkak dan terus mengeluarkan air susu saat usianya lebih dari 4 bulan, segera periksakan ke dokter.
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!
Ada Mobil Listrik di Konser Remember November Vol.3 - Yokjakarta
75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial