Anak Kembung/ Foto: Shutterstock
Dream - Perut kembung pada bayi atau biasanya menjadi salah satu penyebab mereka menjadi rewel dan gelisah. Tak hanya itu, anak juga kerap kehilangan nafsu makan.
Perut yang kembung, terjadi karena terdapat level gas yang tinggi di lambung dan menyebabkan si kecil tidak nyaman dan sangat menganggu. Penyebab kembung pada anak bisa berbagai macam.
Bisa karena susu yang diminum, makanan yang dikonsumsi atau mungkin terlalu banyak mengisap udara lewat mulut saat memakai botol. Bisa juga karena kondisi saluran pencernaan yang memang bermasalah.
Lalu bagaimana meredakan kembung pada anak?
Ajarkan Anak Tarik Napas Dalam
Menurut anjuran dari John Rosen, MD seorang ahli gastroenterologi anak di Children's Mercy, di Kansas City, Missouri, jika anak sudah bisa diberi instruksi ajarkan teknik pernapasan dalam. Tarik napas lewat hidup 4 hitungan, lalu buang lewat mulut 4 hitungan. Hal ini bisa membantu meredakan kembung.
Aktivitas Fisik
Ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik. Seperti berlarian atau jalan-jalan sekitar rumah.
“ Ketika anak-anak duduk terlalu lama, usus mereka akan berfungsi lebih keras. Oleh karenanya, saluran pencernaan akan berfungsi leih baik bila ada aktivitas kardio di sepanjang hari anak,” kata Jeremiah Levine, MD, selaku direktur gastroenterologi anak di NYU Langone Health.
Dokter Levine memberikan informasi bahwa, mengunyah permen karet dan meminum soda yang megandung karbonasi akan sangat memungkinkan anak-anak menghirup udara berlebih yang dapat menyebabkan gas dalam perut dan membuat perut kembung ataupun sembelit.
Konsumsi Makanan Kaya Akan Serat
“ Bisa sajikanan makanan yang memiliki banyak serat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah, dan sayuran,” ujar dokter Levine.
Serat merupakan probiotik yang digunakan oleh bakteri di usus, sehingga dapat meningkatkan motilitas. Bisa juga memberikan minuman probiotik seperti yogurt.
Laporan Devi Tri Aprilianza / Sumber: Parents
Dream - Salah satu masalah kesehatan yang kerap terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun adalah diare disertai muntah. Kondisi ini juga sering disebut 'flu perut' dan sangat menular.
Orang dewasa bahkan juga bisa dengan mudah tertular 'flu perut' dari anak. Kondisi tersebut sebenarnya dipicu oleh virus seperti rotavirus adenovirus dan echovirus.
" Bisa juga disebabkan berbagai macam virus sehingga membuat anak menjadi mual, muntah berkali-kali dan diare," ungkap Barbara Frankowski, MD, profesor pediatrik di Vermont Children’s Hospital di Burlington, Amerika Serikat.
Diare disertai muntah ini memang sangat membuat panik orangtua. Apalagi biasanya anak tak mau makan sama sekali hingga tubuhnya lemas. Namun menurut Frankowski, kondisi ini biasanya tak mengkhawatirkan karena akan mereda sendiri selama 3 hingga 5 hari.
" Ada anak yang hanya muntah atau diare, namun ada juga yang mengalami keduanya dan disertai peningkatan suhu tubuh. Untuk menjaganya agar tak mengalami dehidrasi, pastikan untuk memberinya cukup cairan," kata Frankowski.
Pada anak-anak yang mengalami 'flu perut' bisa diberikan cairan elektrolit agar tak dehidrasi. Segera konsultasi dengan dokter jika muntah dan diare terjadi pada bayi di bawah usia satu tahun lebih dari dua hari.
" Periksakan juga segera jika dalam kotoran anak terdapat bercak darah dan gejala tak kunjung berhenti selama 3 hari justru semakin parah," ungkap Frankowski.
Sumber: Baby Center
Dream - Salah satu keluhan yang sering terjadi pada anak-anak adalah sakit perut. Pada anak yang sudah lancar bicara, mereka bisa dengan mudah memberi tahu orangtua kalau mengalami sakit di area perut.
Jika mendengar si kecil mengeluh hal ini jangan menganggapnya sepele. Bisa jadi terdapat masalah serius di pencernaannya yang butuh pemeriksaan medis. Biasanya terjadi kram di perut si kecil, kembung atau perih. Kadang anak sampai merasa lemas dan kehilangan nafsu makan.
" Terkait masalah pencernaan, perhatikan kebiaasaan buang air besar anak Anda. Jika tak buang air besar selama dua hari bisa jadi ia mengalami konstipasi. Hal inilah yang membuat anak kesakitan. Konstipasi merupakan kasus yang paling sering memicu nyeri hebat pada perut anak," ujar Dan Thomas, MD, seorang pediatric gastroenterologist di Childrens Hospital Los Angeles, dikutip dari WebMD.
Masalah konstipasi pada anak sering terjadi karena anak kurang mengonsumsi makanan kaya serat, seperti sayur dan buah. Terutama pada anak yang mulai pilih-pilih makanan.
" Anak biasanya lebih suka makanan garing seperti keripik, roti, biskuit yang sangat kaya tepung dan level seratnya rendah. Ini membuat mereka konstipasi, minuman manis bergula tinggi juga sebaiknya dihindari. Berikan jus buah alami, smoothies atau yogurt tawar yang sangat baik untuk pencernaannya," ujar Thomas.
Pemicu lain anak mengalami sakit perut adalah gastroesophageal reflux. Yaitu zat asam lambung naik dan membuat dadanya panas dan menjadi sangat rewel serta sulit tidur. Untuk mengetahuinya, segera periksakan diri ke dokter.
Nyeri perut anak yang serius juga bisa disebabkan oleh adanya luka di sistem pencernaan. Biasanya ditandai dengan kesakitan saat tengah malam ketika perutnya kosong, muntah dan muncul bercak darah di muntah si kecil.
" Jika nyeri perut disertai muntah, demam dan dehidrasi, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Masalah pencernaan bisa fatal apabila tak ditangani dengan segera karena akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak," ungkap Thomas.
Advertisement
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen, Prabowo: Masih Tinggi Dibandingkan Seluruh Dunia
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini